Past stories

156 21 2
                                    

Mirae sudah sampai di Korea, dan sekarang ia sedang berada di ruangan dokter yang menangani y/n. Sedangkan Renjun, Jeno, Haechan, dan Jisung sedang berada di kantin rumah sakit.

Keempatnya di paksa Mirae untuk makan dulu di kantin rumah sakit. Dan meninggalkan y/n di kamar inap bersama seorang psikiater.

Renjun hanya menatap air mineralnya dengan tatapan kosong, Jeno sendiri hanya mengaduk aduk lemon tea yang ia pesan, Haechan hanya mengaduk aduk makanannya tanpa minat, sedangkan Jisung hanya memandangi makanannya.

"Kita kenapa sih?" Tanya Haechan yang tetap mengaduk aduk makanannya.

Ketiga temannya hanya mengangkat kedua bahu mereka. Mereka juga tak tau apa yang terjadi pada diri mereka.

Beberapa saat kemudian Mirae datang yang membuat keempat pria itu berdiri dan membungkuk kan badan mereka. Mirae tersenyum kemudian menyuruh keempatnya untuk kembali duduk.

"Sebelumnya Oma mau ngucapin makasih ke kalian yang sudah mau membantu y/n. Dan mau menemani y/n kemarin" ucap Mirae mengawali pembicaraan.

"Oma tidak perlu berterimakasih, kami melakukan apa yang harus dilakukan sebagai temannya y/n" ujar Haechan yang diangguki oleh yang lain.

Mirae tersenyum kemudian tangannya terulur mengeluarkan sebuah foto keluarga. Disana terdapat sepasang suami istri dengan 2 anak mereka. Terlihat sangat bahagia di selama foto itu.

"Foto ini diambil tepat 1 hari sebelum ulang tahun y/n yang ke 4, dan ini adalah hari terakhir y/n merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya dan kakak laki lakinya" ucap Mirae yang membuat keempat pria tersebut terkejut.

"Y/n adalah hadiah paling berharga yang diberikan oleh Tuhan, ia memiliki keistimewaan yang dipercayakan Tuhan kepadanya. Tapi, orang orang disekitarnya malah menganggap hal itu adalah pembawa sial untuk mereka" lanjut Mirae dengan mata yang mulai berkaca kaca.

Renjun, Jeno, Haechan, dan Jisung masih diam menunggu Mirae melanjutkan ceritanya.

"Keistimewaan yang di miliki y/n adalah ia mampu berinteraksi dengan 'mereka', mereka yang berbeda dimensi. Hanya Oma dan Opa nya saja yang bisa menerima keberadaan y/n, semua anggota keluarga mengucilkannya dan tak segan segan melakukan kekerasan" ujar Mirae kembali.

"Kekerasan?" Tanya Renjun tak percaya.

"Iya, kekerasan secara fisik atau kekerasan secara verbal. Y/n menerimanya semenjak ia berumur 4 tahun, semua ia lewati dengan kepercayaan bahwa semua akan kembali seperti semula. Namun, berakhir hingga siksaan yang membuat trauma yang sangat membekas di ingatan y/n" jelas Mirae yang sudah menitikan air matanya.

"Semenjak itu Oma berusaha untuk menyembunyikan y/n dan membawa jauh dari jangkauan keluarganya yang lain. Hingga kemarin y/n tidak sengaja bertemu dengan mereka di taman, yang membuat traumanya kembali muncul"

"Disini Oma mau meminta bantuan kalian" ujar Mirae sambil menatap keempatnya.

"Jika kami bisa membantu, kami akan bantu sebisa kami" ujar Jeno.

"Oma ingin kalian selalu ada di sisi y/n, apa pun yang terjadi ke depannya Oma mohon kalian percaya dan selalu berada di sisi y/n. Ia tak memiliki sandaran siapa siapa selain Oma, Oma takut y/n akan tertekan dengan hal itu" ucap Mirae dengan tatapan memohon.

"Kami akan berusaha selalu berada di sisi y/n Oma" ucap Renjun.

"Oma tenang saja, kami berempat akan selalu di sisi y/n Noona" ujar Jisung.

Mirae tersenyum mendengar jawaban Renjun dan Jisung.

"Terimakasih, terimakasih untuk kalian semua. Oma sekarang sudah bisa merasa tenang" ujar Mirae.

Skip

Renjun, Jeno, Haechan, dan Jisung sekarang berada di cafe dekat rumah sakit. Setelah pertemuan tadi dengan Mirae, mereka diminta untuk pulang oleh Mirae.

Ya mereka enggak pulang juga sih, cuma keluar dari rumah sakit.

"Jadi selama ini sikap yang di tunjukkan oleh y/n itu untuk menghindari traumanya kembali?" Tanya Haechan.

"Bisa jadi seperti itu, orang yang memiliki masa kelam saat kecil. Dapat berpengaruh di kehidupan mereka saat dewasa, walau sudah dibawa ke psikolog atau psikiater" jawab Jeno.

"Haaahhh, kenapa ada orang tua seperti itu? Apa salahnya y/n Noona coba? Y/n Noona kan diberikan keistimewaan, bukan kutukan" ujar Jisung sedikit kesal.

"Menurut mereka, kelebihan yang dimiliki y/n adalah aib. Dan mereka memiliki pikiran bahwa mereka memiliki anak pembawa sial? Yang benar saja, apa mereka pikir diluar sana orang orang bisa memiliki anak dengan mudah? Aish" ucap Renjun dengan kejengkelan yang berada di ubun ubun.

Kemudian keempatnya terdiam karena sibuk dengan pemikiran mereka masing masing.

Dilain sisi, Mirae sedang mengupas buah apel di samping ranjang y/n. Sedangkan y/n sibuk dengan buku bacaannya. Sesekali ia mendongakkan kepalanya kemudian kembali fokus ke bacaannya.

"Kamu dekat dengan keempat teman mu itu?" Tanya Mirae yang membuat y/n mengangkat kepalanya.

"Beberapa hari belakangan ini sih kami dekat" jawab y/n seadanya.

"Sepertinya mereka orang orang yang baik, apakah kamu berencana untuk berteman dengan mereka?" Tanya Mirae.

"Hm, bagaimana ya Oma. Aku terlalu takut untuk memulai sebuah pertemanan atau apa pun itu. Hanya terlalu takut memulai" jawab y/n dengan sedikit takut takut.

"Oma paham, tapi coba untuk menerima mereka dan menjali pertemanan dengan mereka. Manusia makhluk sosial yang secara naluri membutuhkan orang lain untuk berada di sisinya. Semoga kamu bisa memikirkan kembali" ucap Mirae kemudian ia berdiri dan menuju kamar mandi untuk mencuci tangannya.

Y/n terdiam, ia memikirkan apa yang Mirae katakan. Ia berusaha logis untuk memikirkan perkataan Mirae.

***

Keesokan harinya, y/n sudah lebih baik dan boleh pulang siang nanti. Di kamar inap milik y/n terdapat Mirae, Renjun, Jeno, Haechan, Jisung.

"Oma mau ke administrasi dulu ya, kalian beres beres dulu ya" ucap Mirae yang langsung diangguki kelimanya.

Mirae berjalan keluar dan menghilang ditelan pintu yang tertutup. Y/n berdiri dari duduk nya dan tangannya terulur untuk membereskan tas tas yang berisi bajunya. Namun, langsung di cegah oleh Renjun.

"Kamu duduk aja, biar kami yang membereskan ini" ujar Renjun yang diangguki oleh yang lain.

Baru saja y/n ingin mengeluarkan protes nya, langsung dicegah oleh Jisung.

"Udah udah, Noona duduk aja, okay?" Ujar Jisung yang membuat y/n mau tak mau menuruti keempatnya.

Y/n duduk sambil melihat keempatnya yang sibuk membereskan barang barang. Beberapa menit kemudian mereka semua sudah selesai dan duduk di sofa.

Tak lama kemudian Mirae datang dan tersenyum melihat ruangan itu sudah bersih.

"Oma tadi bertemu dengan dokter, katanya kamu udah boleh pulang sekarang, tidak perlu menunggu siang nanti" ujar Mirae yang disambut senyuman lebar dari y/n.

Keempat pria itu juga tersenyum saat melihat y/n tersenyum, hal itu tak luput dari penglihatan Mirae.

'Akhirnya y/n memiliki teman teman yang mau menerimanya' batin Mirae.

TBC
Thx
Xoxoxo
I Blue You

L.O.V.E ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang