Setelah penangkapan Woori, semua kembali berjalan seperti biasanya. Doyoung sekarang lebih memilih memikirkan masa depannya seorang diri. Ia tak memikirkan soulmate atau apalah itu. Ia hanya akan fokus dengan dirinya sendiri untuk sekarang.
"Noona, minggu depan oma sudah pulang?" tanya Jisung dengan mulut yang penuh makanan.
"Iya, aku enggak sabar untuk bertemu oma kembali," balas y/n kemudian memakan makanannya.
Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka berlima (y/n, Renjun, Jeno, Haechan, dan Jisung). Hanya ada kebisingan kantin dan beberapa teriakan dari lapangan basket.
Kelimanya memutuskan untuk langsung ke kelas setelah menyelesaikan acara makan siang mereka. Karena kelas berikutnya diadakan setelah jam makan siang, atau lebih tepatnya jam setangah 2 siang.
Kelas berlalu begitu saja, seperti biasa y/n akan pulang bersama Renjun sesuai dengan permintaan oma nya atau Mirae. Akhir akhir ini Mirae lebih banyak menyuruh y/n melakukan sesuatu bersama Renjun atau harus di temani oleh salah satu teman laki lakinya.
Sebenarnya y/n merasa aneh dengan permintaan Mirae, namun ia tak mengambil pusing dan hanya menurutinya saja. Selama perjalan pulang, y/n hanya melihat kearah samping. Sedangkan Renjun fokus dengan jalanan.
"Oh iya Renjun, minggu depan pas kepulangan oma kamu ikut ya. Kayaknya aku males bawa mobil sendiri," ucap y/n yang memecah keheningan.
"Okay, tinggal bilang aja kapan waktunya," jawab Renjun yang tetap mengarahkan pandangannya ke jalanan.
"Emm, aku sama mau bilang makasih," ucap y/n.
Renjun melirik sekilas kerah y/n yang menatap lurus ke depan jalanan.
"Tumben, terimakasih buat apa?" tanya Renjun yang tau kalau y/n itu tipe yang enggak bakal ngucapin makasih dengan kata kata.
"Untuk semuanya, dari yang kamu lakuin sama temen temen kamu. Aku enggak bisa gantinya dengan sesuatu," ucap y/n kembali.
"Kita berdua puluh empat itu sahabatan, jadi wajar lah saling bantu. Jadi enggak usah sungkan kalau kamu butuh bantuan lagi," ujar Renjun yang diangguki oleh y/n.
Y/n berdeham untuk menimpali, kemudian fokus lagi ke jalanan yang mereka lewati. Sedangkan Renjun kembali fokus ke jalanan.
Tiba tiba ponsel miliknya bergetar dan menyala tanda ada seseorang orang yang menelpon. Dengan segera y/n mengangkat telpon itu.
"Halo, dengan siapa?"
"Apa benar ini saudari Choi y/n?"
"Ya benar dengan saya sendiri"
"Kami dari rumah sakit Shanghai, dengan berat hati memberi tahukan bahwa nyonya Mirae sudah meninggal dunia"
Seketika waktu terasa berhenti, y/n hanya bisa memandang lurus kedepan. Tentu saja dengan tatapan kosongnya.
Saking syoknya y/n menjatuhkan ponselnya dan membuat Renjun melirik sekilas kearah y/n. Kemudian menepikan mobil yang ia bawa.
"Hei, kenapa?" Tanya Renjun sambil mengambil ponsel milik y/n.
Y/n tak menjawab, ia masih diam dengan tatapan kosongnya. Renjun yang masih melihat sambungan telpon masih terhubung. Memutuskan untuk mencari tahu sendiri.
Reaksi yang sama dikeluarkan oleh Renjun, ia menatap kearah y/n. Setelahnya ia menyimpan ponsel milik y/n kemudian menarik y/n ke pelukannya.
"Y/n" panggil Renjun lembut.
"Oma, itu tidak benar kan?" Tanya y/n dengan suara lirihnya.
Renjun tidak menjawab, ia hanya mengeratkan pelukan nya.
"Renjun jawab aku" ucap y/n sedikit meninggi kan suaranya.
Renjun masih diam, ia tahu y/n masih syok.
"RENJUN JAWAB!!" teriak y/n kemudian terisak di pelukan Renjun.
Renjun hanya diam dan memilih untuk mengelus lembut punggung dan kepala y/n. Ia tak tau harus mengatakan apa, untuk sekarang ia akan membiarkan y/n menangisi kepergian Mirae disini.
***
Hari ini adalah hari pemakan Mirae, semenjak kedatangan jenazah Mirae dari China. Y/n terus berdiri di dekat peti milik Mirae.
Renjun sesekali membujuk y/n untuk memakan beberapa camilan. Namun, y/n tak mengindahkan itu.
Berakhirlah beberapa kali y/n pingsan dan harus mendapat beberapa infus untuk menjaga kesehatannya.
Y/n berjalan sambil membawa foto terbaik milik Mirae. Renjun, Doyoung, Taeyong, Jeno, Johnny, dan Jaehyun bertugas untuk mengangkat peti milik Mirae.
Mama Huang selalu berada di samping y/n, berjaga jaga jika tiba tiba y/n kembali tumbang seperti hari hari sebelumnya.
Acara pemakaman hanya dihadiri oleh keluarga dari Renjun, anak anak NCT, dan beberapa teman Mirae. Y/n tak memberi kabar ke keluarganya, ia yakin mereka juga tidak akan ingin datang.
Selama berjalannya proses pemakaman, y/n hanya diam. Ia menatap kosong kearah peti mati yang perlahan tertutup oleh tanah itu.
Tepat setelah peti benar benar tertutup oleh tanah. Y/n beringsut duduk di tanah. Foto yang ia genggam kuat, seketika lepas begitu saja.
Air matanya mengalir begitu saja, tanpa isakan tangis yang membuat semua yang berada di sana khawatir. Mama Huang memeluk lembut tubuh y/n sambil memberikan usapan di punggung y/n.
"Oma, Oma, Oma, Oma, Oma" ucap y/n dengan lirih.
Panggilan lirih itu mampu menyayat hati orang yang mendengarnya. Sudah menjadi rahasia umum, sepanjang langkah kaki y/n berjalan. Selalu dan pasti ada seorang Mirae yang mengawasinya.
Dan sosok Mirae adalah pelindung untuk y/n dari keluarganya sendiri. Sekarang, sudah tidak ada lagi yang mampu melindungi y/n sekuat Mirae. Walau ada, bisa dipastikan perlindungan itu tak akan sekokoh perlindungan yang diberikan oleh Mirae untuk cucu tersayangnya.
TBC
Thx
Xoxo 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E ✓
FanficSering kali kita memendam masalah sendiri Kita butuh seseorang disamping kita Untuk menguatkan kita Untuk menjadi alasan kita hidup Start : 1 November 2020 Finish : 1 Juni 2022 NB : Cerita ini terinspirasi dari konten kreator di tik tok Aku kemban...