Y/n sudah pulang dari beberapa hari yang lalu, sekarang ia sedang membereskan barang barangnya. Ia dan Mirae akan pindah rumah, sesuai dengan keinginan Mirae. Mirae melakukan ini agar cucunya tidak lagi mendapatkan kekerasan dari ayahnya.
"Y/n, sudah selesai?" Tanya Mirae dari pintu kamar y/n.
"Sebentar lagi Oma, Oma duluan aja makan malamnya. Ini nanggung kalau ditinggal" ujar y/n.
"Yaudah, jangan telat makan malamnya. Oma duluan ya" ujar Mirae.
"Ne Oma" ucap y/n.
Mirae berjalan menuju ruang makan, sedangkan y/n kembali mengemasi barangnya.
"Ah iya, aku sudah tidak masuk beberapa hari ini. Aku harus bertanya dengan siapa? Teman pun aku tidak punya" monolog y/n dengan wajah sendunya.
"Hah, kenapa hidupku seperti ini? Hanya Oma yang mau menerimaku, apa salahku?" Tanya y/n pada dirinya sendiri. Kemudian ia menatap kosong kedepan.
Sampai suara dering ponselnya membuat tubuhnya terperanjat. Y/n berdiri kemudian mengambil ponselnya yang ada di meja belajarnya. Tertera nomor yang tidak dikenal.
"Siapa ya? Sepertinya aku tidak pernah menghafalkan nomor ini" Tanya y/n kepada dirinya.
Setelah bergelut dengan pemikirannya, y/n mengangkat telpon tersebut.
"Astaga lama sekali kau mengangkatnya. Lumutan nih nungguin nya kita"
"Ya? Kita? Ini siapa?"
"Kamu enggak tau aku siapa?"
"Maybe, soalnya nomormu enggak aku save"
"Terus siapa yang kamu save? Pas pertama masuk kan harus punya minimal 10 nomor teman sekelas"
"Aku enggak ikut waktu pengenalan dulu, aku langsung masuk pas kelas pertama. Jadi ini siapa?"
"Yaudah deh, kenalin aku Haechan. Ini aku speaker enggak papa kan? Yang lain juga mau denger kamu"
"Iya enggak papa, ada apa ya?"
"Kamu kan enggak masuk beberapa hari ini, kami udah sembuh?"
"Oh sudah kok"
"Syukur deh, oh iya ada beberapa tugas yang kamu lewatkan. Kalau boleh nanti kamu kirim alamat email kamu biar aku kirim draf tugasnya"
"Oh iya, makasih ya"
"Sama sama, kamu besok udah mulai masuk apa belum?"
"Besok sampai lusa aku enggak masuk, aku ada sesuatu yang harus dikerjakan"
"Ah begitu, mau titip absen?"
"Enggak usah, aku udah buat surat ijin untuk kemarin sama untuk 2 hari kedepan kok. Makasih ya, kalau gitu aku tutup dulu"
"Iya, sama sama"
Sambungan telpon pun terputus, y/n mengirimkan alamat emailnya. Kemudian ia kembali membereskan barang barangnya.
Beberapa menit kemudian, y/n selesai dengan acara beberesnya. Ia melenggang keluar dan berjalan menuju ruang makan.
Sesampainya disana, terlihat ada beberapa lauk pauk yang tertata dengan rapi. Y/n melihat lauk pauk tersebut.
"Oma sudah makan belum ya? Kok masih kayak utuh gini" gumam y/n.
Bertepatan dengan itu, Mirae datang dari arah kamar mandi bawah. Mirae tersenyum kearah cucunya itu.
"Kok cuma diliatin aja, enggak suka?" Tanya Mirae.
"Eh Oma, enggak kok ini baru mau makan. Oma udah makan? Kok kayaknya masih utuh lauk pauknya" tanya y/n.
"Oma belum makan, tadi ada panggilan alam. Yaudah yuk kita makan bareng bareng" ujar Mirae yang diangguki oleh y/n.
Mereka pun akhirnya makan malam bersama dengan tenang. Sesekali mereka berbincang ringan.
Dilain sisi ada 7 pria yang berkumpul di rumah salah satu diantara mereka.
"Chan, minta nomornya y/n dong" ujar Renjun.
"Tumben minta nomor telepon perempuan" ujar Haechan yang tetap memberikan nomor y/n kepada Renjun.
"Enggak papa sih, pengen aja" jawab Renjun seadanya.
"Eh tugasnya tadi apa aja, kok lupa" ujar Haechan yang sibuk dengan email.
"Di grup udah ada" jawab Jeno.
Haechan pun mengangukkan kepalanya, beberapa saat kemudian ia meletakkan ponselnya.
"Udah?" Tanya Mark.
"Udah, memangnya harus apa lagi?" Tanya Haechan.
"Enggak ada sih" ujar Mark sambil mengambil camilan ringan di meja.
"Hyung, Ahjumma dan ahjussi kemana?" Tanya Jisung kepada Renjun.
"Biasa ada urusan sama keluarga besar, mungkin lusa baru pulang" ujar Renjun yang tetap fokus dengan ponselnya.
"Kalau gitu nginap yak" ujar Chenle.
"Ngikut nginep, dirumah enggak ada siapa siapa" timpal Jaemin.
"Hm, udah pada Taukan tidur dimana?" Tanya Renjun.
Semuanya mengangukkan kepala mereka.
"Yaudah aku duluan ke atas, beresin dulu habis itu kunci pintunya. Bye" ujar Renjun kemudian berjalan ke kamarnha yang berada di lantai 2.
Sesampainya di kamar, Renjun berjalan menuju balkon kamarnya. Ia duduk kemudian memandangi langit malam yang cerah.
Renjun membuka ponselnya kemudian memandanginya dengan senyuman tipisnya. Angin semilir menerpa wajahnya dengan lembut.
"Hah, kenapa sih pikiranku di penuhi oleh dia. Dasar" gumam Renjun, kemudian ia masuk dan merebahkan dirinya.
***
Hari ini, y/n dan Mirae akan pindahan ke salah satu perumahan elit. Selama perjalanan y/n fokus dengan iPad-nya untuk mengerjakan beberapa tugasnya. Sedangkan Mirae berbincang dengan supir dari jasa pindahan rumah.
Beberapa menit kemudian y/n dan Mirae sudah sampai di rumah yang akan mereka tinggali nanti. Y/n menatap kagum rumah yang ada di depannya.
"Oma, apa ini tidak terlalu besar untuk kita berdua?" Tanya y/n.
"Tenang saja, opa mu yang membelikan rumah ini. Dan lagi akan ada bibi dan supir yang juga tunggal disini" ujar Mirae.
"Yaudah y/n ngikut aja sama Oma, y/n beberes kamarnya y/n dulu ya" ujar y/n yang diangguki oleh Mirae.
Y/n mengangkat dus dus miliknya menuju kamarnya yang ada di lantai 2. Sebelum membereskannya, y/n sempat melihat lihat kamarnya. Ternyata ada balkon yang berhadapan dengan balkon milik tetangganya.
Y/n hanya mengintip dari sela sela gorden yang terbuka, disana ada seorang pria yang lengkap dengan kacamata dan laptonya. Y/n mengerutkan dahinya, ia seperti familiar dengan pria tersebut.
"Seperti pernah melihat dia, dimana ya?" Tanya y/n pelan. Kemudian ia mengangkat kedua bahunya dan memilih untuk membereskan barang barangnya.
Dilain sisi, Haechan dan Mark sedang bermain di halaman rumah Renjun. Keduanya melihat ada truk besar yang berhenti di rumah sebelah.
"Renjun, ada tetangga baru" seru Haechan yang membuat Renjun berdiri dari duduknya.
Renjun berjalan menuju ujung balkonnya, kemudian melihat ke rumah sebelah.
"Mungkin, enggak tau aku" uja Renjun sambil menatap ke bawah.
"Oh okay" seru Haechan lagi, kemudian kembali bermain dengan Mark.
Renjun memperhatikan balkon yang ada di seberangnya. Samar samar ia bisa melihat siluet perempuan yang sepertinya sedang membereskan kamar itu.
"Kayak pernah liat, dimana ya?" Tanya Renjun.
Renjun berusaha memperjelas apa yang ia lihat, namun nihil. Kemudian ia mengangkat kedua bahunya dan memilih untuk melanjutkan mengerjakan tugasnya.
TBC
Thx
Xoxoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E ✓
FanfictionSering kali kita memendam masalah sendiri Kita butuh seseorang disamping kita Untuk menguatkan kita Untuk menjadi alasan kita hidup Start : 1 November 2020 Finish : 1 Juni 2022 NB : Cerita ini terinspirasi dari konten kreator di tik tok Aku kemban...