Y/n sekarang sudah berhasil sampai di kamarnya. Ia mengunci pintu kamarnya, kemudian terduduk di lantai. Ia takut, dengan tangan yang bergetar ia mengambil ponselnya dari saku celana yang ia pakai.
Y/n menekan beberapa nomor dengan gemetar. Akhirnya ia bisa menyelesaikan nomor yang ia tuju, setelahnya itu ia menempelkan ponselnya di telinganya.
"Halo, ada apa y/n?"
"O-oma, ap-pa"
"Dia sekarang ada dimana?"
"Depan ru-rumah"
"Kamu sekarang sembunyi, Oma sedang putar balik ini"
"Ta-takut o-oma"
"Iya sayang iya, Oma bentar lagi sampai"
Situasi di depan rumah Mirae dan y/n.
"Y/N, APPA TAHU KAMU DI DALAM. CEPAT KELUAR" teriak appa y/n (Yubin).
"O-oma"
"Iya y/n sayang, sebentar lagi Oma sampai"
Dan tiba tiba terdengar suara dobrakan pintu yang membuat y/n semakin ketakutan. Di seberang sana Mirae terkejut mendengar dobrakan pintu rumahnya.
"Y/n, cepat bersembunyi"
Baru saja y/n berdiri dan mau bersembunyi, pintu kamar miliknya di dobrak dari luar. Y/n menengokkan kepalanya dan melihat sosok appanya yang marah. Y/n langsung menjatuhkan ponselnya dan berteriak.
Mirae terkejut mendengar suara teriakan y/n, kemudian terdengar suara pukulan yang sangat keras. Mirae tak bisa berbuat apa apa saat mendengar anaknya yang memukuli cucunya sendiri.
"Pak bisa lebih cepat?!!!" Tanya Mirae yang sudah kalang kabut.
Supir taksi yang mengerti situasi sekarang langsung melakukan taksinya dengan kencang. Beberapa saat kemudian taksi itu sudah sampai di depan rumah Mirae. Mirae langsung turun yang diikuti oleh supir taksi tersebut.
"Biar saya bantu" ujar supir taksi yang diangguki oleh Mirae.
Mirae berjalan terlebih dahulu sambil memanggil y/n dari telponnya. Mirae dan supir taksi sudah sampai di dalam rumah, mereka bisa mendengar suara pukulan dan rintihan seseorang dari lantai 2.
Mirae berlari bersama sang supir taksi, dan mereka berdua sampai diatas. Sesampainya di depan kamar milik y/n keduanya melihat Yubin memukuli habis habisan y/n. Sedangkan y/n sudah pasrah dengan pukulan yang dilontarkan oleh Yubin.
"YUBIN HENTIKAN!!!" seru Mirae.
Supir taksi langsung menggeret Yubin menjauh dari y/n. Mirae berlari menuju y/n yang sudah babak belur. Mirae menangis melihat kondisi y/n yang sangat mengenaskan itu.
"Dasar anak pembawa sial!!!!" Seru Yubin kearah y/n.
Sang supir taksi menggeret Yubin keluar untuk mencegah hal yang tak diingin kembali terjadi. Sesampainya di ujung tangga, Yubin melepaskan dirinya kemudian langsung pergi. Sang supir taksi kembali ke kamar milik y/n.
"Sebaiknya kita membawa Agassi ke rumah sakit" ujar supir taksi yang diangguki oleh Mirae.
Mirae mempersilahkan supir taksi menggendong y/n menuju taksinya. Mirae terlebih dahulu duduk di kursi penumpang belakang, kemudian y/n ditidurkan dipahanya.
Sang supir taksi langsung melesat dengan cepat menuju rumah sakit. Mirae terus mengelus pelan pipi y/n yang sudah banyak luka lebamnya. Ada beberapa luka sobek di wajah cantik y/n.
"Sayang, bertahan ya" ucap Mirae kepada y/n yang ada di pangkuannya.
Y/n masih sadar tapi ia begitu lemah untuk berbicara. Beberapa saat kemudian mereka sudah sampai di rumah sakit. Supir taksi membantu Mirae untuk mengeluarka y/n. Setelahnya datanglah 2 suster sambil membawa brankar.

KAMU SEDANG MEMBACA
L.O.V.E ✓
Fiksyen PeminatSering kali kita memendam masalah sendiri Kita butuh seseorang disamping kita Untuk menguatkan kita Untuk menjadi alasan kita hidup Start : 1 November 2020 Finish : 1 Juni 2022 NB : Cerita ini terinspirasi dari konten kreator di tik tok Aku kemban...