Bagian 17 : Kumpul Lagi [2]

7.7K 834 21
                                    

Kepala Nasha menyembul, menatap Salena yang berada di kamar kosnya. Temannya itu telah berganti pakaian dan sedang rebahan di atas ranjang.

Mengajak Salena keluar untuk duduk di bale-bale yang terdapat di depan kamar kos tersebut.

Sosok Bara hadir membawa martabak telur dan manis. Menyapa Salena dengan ramah.

"Aku numpang mandi, Yang," ujar Bara lalu masuk ke kamar kos Nasha. Meninggalkan Nasha dan Salena menikmati martabak tersebut.

"Jadi lo besok ke panti, Len?" tanya Nasha yang diangguki Salena.

"Iya. Tapi sebelum itu gue mau belanja dulu. Beliin Ibu bahan dapur sama cemilan buat adek-adek di panti."

"Eh mampir di tempat kerja gue. Lagi ada diskon kue. Lo bisa beli buat Ibu sama adek-adek lo."

"Sip deh." Lalu Salena menjadi pendengar. Mendengarkan dengan seksama Nasha yang bergosip. Mulai dari artis hingga teman SMA mereka.

"Kapan hari si Janneta mampir di toko kue tempat gue kerja. Asal lo tau Len..." Mata Nasha melotot. Seperti biasa begitu dramatis ketika bercerita. "Dia ngehina gue. Bukan cuma gue, tapi kita semua."

Nasha turun dari bale-bale. Berdiri. Memperagakan gaya songong Janneta. "Oh hai Nasha?" Lengkap dengan cara bicara Janneta yang agak manja. Tapi cara Nasha dilebih-lebihkan. "Lo kerja di sini, ya?', terus dia ketawa kayak ngeledek gue tau, gak? Apalagi pas nanya. 'Kok gak kuliah?' Terus nanya lagi, 'Masih pacaran sama Bara? Belum nikah, ya?'"

"Terus lo balas apa?" tanya Salena penasaran. Janneta adalah sosok mantan kekasih dari mantan suami Odit. Padahal saat SMA dulu mereka tidak pernah bersinggungan dengan Janneta, tapi setelah Odit menikah dengan Akram, Janneta seakan mengibarkan perang antara Odit, begitu juga dengan teman-teman Odit.

"Gue gak jawab malah nanya balik. 'Lo aja gak nikah sama Akram', terus dibalas 'Temen lo tuh pelakor'! Nah keluar tuh aslinya si Janneta. Sok-sokan mau lemah lembut padahal aslinya mah kasar!" gerutu Nasha.

Kedatangan Viora yang menggunakan motor matic keluaran lama menyita mereka.

"Pada gibahin apa nih?" Viora bergabung duduk, mencomot sepotong martabak telur. Melihat gerak-gerik Nasha dan Salena yang hanya diam. Sepertinya Nasha sedang menggibah.

"Gibahin Janneta. Eh gue lupa ngasih tau lo tadi. Lo kudu denger baik-baik."

Viora dan Salena diam seksama mendengarkan Nasha yang 'mendongeng'.

Setelah menghina Odit, Nasha tentu tidak diam. Membalas perkataan Janneta. Meski Odit tidak membeberkan fakta kenapa temannya itu berpisah dengan suaminya, tapi dugaan Nasha tentang adanya orang ketiga sangat jelas. Janneta yang satu kampus dengan Akram, pun satu gedung apartemen, meski beda lantai.

Menyodorkan sebuah cermin pada Janneta. "Ngaca Mbak!" desisnya pada Janneta saat itu. Wajah Janneta berubah merah.

Dengan dengan kasar wanita itu melempar uang padanya untuk membayar kue yang dibelinya. Sangat tidak sopan.

Tapi sebagai karyawan yang baru, Nasha tetap menerima dengan sopan, menghitung total belanjaan Janneta.

"Temen lo yang satu itu... siapa sih namanya yang pendiem itu. Simpanan om-om sekarang di mana? Tinggal di Bali, ya? Ngejual diri lagi setelah hamil di luar nikah? Eh terus si Viora katanya hidupnya melarat, ya? Bokapnya punya banyak hutang sampai-sampai hampir putus kuliah karena gak ada biaya. Kalau aja gak jual diri..."

Perkataan Janneta berhenti saat Nasha dengan sengaja mendorong laci kasir dengan kasar. Menatap tajam Janneta. "Lo... sekolah lo tinggi, tapi mulut lo gak lo sekolahin juga, ya? Lo calon dokter, kan? Kok malah kayak pegawai sensus ah atau malah wartawan yang banyak tanya terus nyebarin berita gak sesuai fakta!" Nasha memang tidak berteriak, tapi suaranya cukup tegas dan penuh penekanan.

Bittersweet DivorceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang