Salena tersenyum lebar. Merasa bahagia dan lega. Akhirnya bisa lulus dari perguruan tinggi jurusan sastra Inggris, D3. Menerima gelar A. Md. Setelah kurang lebih empat bulan lamanya bergelut dengan tugas akhir. Apalagi hubungannya dengan Rasya yang kandas lagi membuatnya sempat tak fokus dalam kuliah serta bekerja.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu Salena dapat mengalihkan rasa patah hatinya lewat kuliah dan bekerja. Juga berkat dukungan para teman-temannya.
Teman-temannya yang hadir dalam acara kelulusannya hari ini. Memberi ucapan selamat serta hadiah kelulusan.
Seperti biasa Nasha yang paling heboh menyerahkan sebuah kotak hadiah berukuran sedang. "Gue bareng ama Vio."
Viora langsung menoyor kepala Nasha. "Enak aja. Ini dari gue doang. Si Nasha pelit banget. Udah tiket pesawat dan tempat nginep dibayarin Odit, terus nanti minta traktir ama Salena, eh malah gak ngasih kado ke lo," cibir Viora pada Nasha.
"Ya namanya pacar yang baik. Kerja keras buat biayain pacarnya." Odit ikut mencibir, tidak lupa tertawa.
"Daripada lo biayain si Bara mending lo biayain gue, Sha. Si Bara gak bisa dipercaya," sahut June seraya tersenyum manis.
"Apa sih kalian semua?!" Sentak Nasha kesal. Lalu mengajak Salena berfoto. Tampil cantik mengenakan toga.
Lalu meminta tolong pada orang yang lewat. Kelimanya berfoto ditambah Zidny yang berada di gendongan June.
Salena berada di tengah memegang buket bunga. Di sisi kiri ada Nasha dan Viora. Di sisi kanan ada Odit serta June yang menggendong Zidny. Memasang senyum lebar. Ikut senang dengan kelulusan Salena.
"Padahal Bang June janji mau ngasih buket duit," ujar Salena setengah mencibir membuat June tertawa malu.
"Nanti aja Len. Doain biar Abang cepet lulus S2, terus dapet kerja. Kalau dah dapet ya nikahin lo," sahut June menggoda Salena yang tertawa.
"Jangan mau Len. Lo kan udah tau luar dalemnya tuh anak. Gak ada yang bener!" cibir Odit pada June.
"Eh bilang aja kalau lo cemburu Dit?!" Goda June membuat Odit memutar bola mata jengah.
"Lo kalah ganteng dari Papinya Zidny!" sahut Nasha meledek June yang langsung cemberut.
"Lho, gue kira Ares?" Kini Salena menyahut membuat Odit mendengus kesal.
"Kok tuh anak tumben gak nempelin lo?" tanya June heran karena biasanya kemanapun Odit pergi, pasti Ares ikut, layaknya pengasuh Zidny.
"Lagi sibuk," jawab Odit malas.
Kedatangan Astra membuat mereka semakin heboh menggoda Salena yang menerima buket bunga serta kado dari pria itu.
"Makasih As," ujar Salena pada Astra, tidak lupa menyunggingkan senyuman.
"Ekhm! Gak mau nembak nih?" sahut Nasha membuat Salena memukul pelan lengan temannya itu.
"Kayaknya itu yang bakal nembak." Sahutan Viora membuat semuanya mengikuti arah tatapan Viora tertuju pada sosok Rasya.
Salena terdiam menatap pria itu yang berjalan menghampirinya.
Rasya datang tidak seorang diri bersama Shalita yang melepaskan genggaman tangan pria itu dan berlari menghampirinya. "Bunda!" Seraya menyerahkan sebuah kotak hadiah.
Salena tersenyum menerimanya. Juga menerima pelukan Shalita. "Bunda cantik banget," puji Shalita yang membuat senyum Salena semakin lebar. Menunduk untuk mengusap kepala gadis kecil tersebut.
Kepalanya menegak saat sosok Rasya telah berdiri di hadapannya. Menyunggingkan senyuman. Salena hanya terdiam karena terlalu terkejut dengan kehadiran Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bittersweet Divorce
Literatura Feminina•Bittersweet Series 2• __________ Bercerai bukan berarti memutuskan hubungan sepenuhnya, bahkan saling memusuhi satu sama lain. Walau mereka menikah dengan kondisi 'tidak baik', tapi mereka berpisah secara baik-baik. Hampir tiga tahun mereka berpis...