part 22

8 2 3
                                    

    Saat semua tengah sibuk dengan kegiatan masing-masing , suara dentuman yg sangat keras membuat panik seluruh murid , bagai mana tidak tiba-tiba saja terdengar suara dentuman yg sangat keras dari laboratorium , dan saat di lihat laboratorium sudah terbakar , untung saja saat itu keadaan laboratorium sedang kosong , beberapa menit kemudian suara dentuman kembali terdengar , dan itu berasal dari area perpustakaan jerit histeris para siswi begitu memekakkan telinga semuanya menjadi kacau , mereka langsung berlarian keluar gerbang tak peduli dengan apapun , begitu pula dengan Ane namun sayang Ane terjatuh saat hendak keluar dari area sekolahan ia juga terpisah dengan lingga , karena kepanikan yg dialami siswa dan siswi yg lain tak menghiraukan sekitar mereka dengan berutal mereka berlari , hal itu membuat Ane sulit untuk bangkit , ia sudah pasrah mungkin ia akan mati terinjak injak , sedetik kemudian dua orang pria menghampirinya , dua pria itu adalah lingga dan Dino , Dino memeluk Ane agar tak ada kaki yg menubruk tubuh Ane , sedangkan lingga masih berusaha menerobos kerumunan .

"Lo gak papa?" Tanya Dino , beberapa kali punggungnya tertubruk kaki para murid yg berlarian .

"Kaki gue sakit , gue takut" ucap Ane yg Sudak menangis di pelukan Dino , Dino mencoba mengangkat tubuh Ane dan akhirnya berhasil , Ane nampak sangat ketakutan , keadaan sudah jauh lebih sepi , lingga pun mulai berlari namun langkahnya terhenti saat melihat sebuah tiang bendera yg berukuran cukup besar akan tumbang  .

"No , awas" teriak lingga , dengan cepat ia berlari .

Braag

Tiang bendera itu rubuh dan mengenai lingga , dengan cepat lingga berlari dan mendorong tubuh Dino agar Dino dan Ane tak tertimpa tiang besi itu , namun sayang malah dirinya yg tertimpa .

"Bang lingga" teriak Ane .

"Lingga" Dino langsung bangkit dan menyingkirkan tiang bendera itu , namun tenaganya kurang kuat untuk mengangkat tiang besi itu .

"Tolong" teriak Ane meminta pertolongan , namun tak ada satu orang pun yg datang menolong , mereka sibuk menyelamatkan diri mereka sendiri , Ane berusaha untuk membantu Dino yg tengah bersusah paya mengangkat tiang besi itu .

"Lo ngapain?" Tanya Dino yg melihat Ane sudah berdiri di samping dengan kakinya yg pincang .

"Gue harus tolongin bang lingga " jawab Ane .

"Dengan keadaan Lo yg kaya gini?"

"Terus gue harus diem aja gitu , gak akan bisa " Dino menghela nafas , benar Ane tak mungkin hanya diam saja melihat kakak angkatnya sekarat .

"Woy tolong , siapa pun tolong gue" teriak Dino .

"Percuma no , gak akan ada yg datang " apa yg di katakan Ane memang benar tak akan ada yg datang mereka semua terlalu egois , miris di zaman sekarang orang-orang baik dan mempunyai rasa empati yg tinggi itu sudah sangat menipis dan bisa di bilang hampir punah , mereka hanya akan mementingkan urusan mereka sendiri dan mengambil untung dari orang lain .

"Yah udah sekarang Lo bantu tarik lingga aja , gue bakal ngankat ni tiang" perintah Dino mereka pun mulai berkerja sama , melihat tubuh lingga yg sudah terkapar dengan darah yg mulai mengalir dari kepalanya , membuat Ane tak kuasa menahan tangis dengan tangan bergetar Ane mulai menarik kaki lingga , sedangkan Dino bertugas mengangkat tiang besi  yg cukup berat itu , bukan cukup berat tapi sangat berat , terlihat urat-urat Dino yg menonjol menandakan ia sedang mengerahkan seluruh tenaganya , usaha pun tak menghianati hasil akhirnya Ane dan Dino bisa mengeluarkan lingga , Ane langsung memeluk tubuh lingga ia tak menghiraukan bajunya yg kotor oleh darah lingga , Ane menangis meraung-raung , baru saja ia bisa merasakan hangatnya keluarga , ia tak mau kehilangan lingga .

"Bang bangun , bangun bang , gue mohon bangun " racau Ane .

"Kita bawa lingga ke rumah sakit" ucap Dino .

Raga Sajiwa√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang