Raka berteriak sekencang mungkin , kenapa hidupnya jadi seperti ini , tiba-tiba lampu jalanan yg tadinya menyala mati , hal itu membuat keadaan menjadi gelap gulita , malam juga semakin larut , hanya sedikit cahaya dari sinar bukan yg bisa menerangi Rakan .
Tak lama lampu jalanan kembali menyala , memperlihatkan sosok laki-laki yg berdiri kaku di bawahnya , perlahan sosok itu mendekati Raka ."Apa kakak sudah tau semuanya?" Tanya anak yg sering datang menghampiri Raka saat ia sendiri .
Raka sekarang merasa yakin bahwa anak laki-laki yg sering menghampirinya bukan manusia , melainkan sosok hantu , apa ia pemilik jantung ini, pikir Raka .
"Apa kakak ingat siapa aku?" Tanya anak itu kembali , lidah Raka rasanya sangat kelu ."Kamu ternyata benar-benar lupa , siapa aku "
"Ra__ga" ucap Raka terbata-bata , anak itu pun tersenyum namun tak terlihat manis lebih terkesan menyeramkan , dengan sekali kedipan mata anak itu sudah berada tepat di depan raka , membuat Raka terlonjak kaget .
"Jangan mendekat" teriak Raka ketakutan .
"Kenapa , kamu takut ?"
"Pergi jangan ganggu gue"
"Aku akan pergi setelah mengambil jantung ku dan mata ku" ucap hantu Raga , tangan pucat penuh luka nya mulai terjulur mendekati tubuh Raka , tubuh Raka pun terasa kaku , keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhnya .
"Raka" teriak Alex , untunglah Alex datang tepat waktu .
Raga yg melihat kedatangan Alex langsung mengalihkan pandangannya pada Alex ia tersenyum pahit , rasa sakit akibat di asing kan keluarganya begitu membekas di hati Raga hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya , luka itu tak pernah hilang .
Satu langkah Alex melangkah namun sudah terdorong hingga menubruk kaca depan mobilnya , entah kenapa seketika tubuhnya terhempas ke belakang , tubuh Alex kini sudah di penuhi luka akibat kaca mobilnya sendiri , namun Alex tak menghiraukan itu semua , satu hal yg ia khawatir adalah anaknya .
Raka semakin terdiam , apa yg harus ia lakukan , Raka pun bangkit dan memukul sosok yg berdiri di depannya , namun itu semua percuma sosok itu bukan manusia .
Tiba-tiba sosok itu menghilang bersamaan dengan itu mobil Alex yg sudah mengalami pecah kaca itu bergerak , Alex yg berada di dalam pun tak mengerti kenapa mobilnya tiba-tiba bergerak padahal ia tak menyentuh apa pun , mobil itu terus melaju ke arah Raka , Raka pun mencoba menghindar dengan car berguling ke sisi lain , dengan cara itu pun ia bisa selamat malam sedikit lecet .
Namun ia harus mengejar ayahnya , tak mungkin rasanya mengejar sebuah mobil dengan berlari , melihat ada sepeda menggagur Raka pun mengambil sepeda itu , ia terus mengayuh sepedanya itu untuk bisa mengejar mobil sang ayah .
Sedangkan di dalam mobil Alex berusaha untuk keluar namun pintu mobil terkunci , semua tombol dan apa pun seakan tak berpungsi , mobil ini seperti ada yg mengendalikan sendiri ."Bagaimana rasanya jauh dari orang tersayang " ucap sosok yg tiba-tiba saja muncul .
Alex tak menjawab hingga mobil itu membawanya ke sebuah gedung terbengkalai , Alex ingat gedung ini , ia ingat betul gedung ini , gedung yg ia jadikan tempat untuk menghabisi nyawa anaknya sendiri demi menyelamatkan anaknya yg lain .
Dengan ragu Alex turun dari mobilnya , ia seakan kembali ke masa lalu bagai mana dengan kejam ia menghabisi nyawa anaknya , mungkin kah karena itu , arwah anaknya tak tenang .
Setetes air mata jatuh mengalir di pipi pria paruh baya itu , dada Alex terasa sesak , selama ini ia menginginkan kesempurnaan , namun yg ia dapat adalah kehancuran .
Rasanya kini ia sangat menyesal atas apa yg terjadi , apa yg di lakukan ia bukan membuat anak dan keluarganya dalam bahagia tapi membawa mereka kedalam petaka , dan istrinya telah menjadi korban , ia tak mau anaknya menjadi korban berikutnya , tanpa basa-basi Alex berlari ke dalam gedung tua itu , Raka yg baru datang pun langsung menyusul sang ayah dengan kaki pegalnya kakinya rasanya sudah mati rasa .
Alex mengambil sebongkah kayu lalu dengan brutal ia memukul tembok cor di depannya seolah ingin merobohkannya , perlahan tembok itu pun mengelupas terlihat sebuah kerangka tangan manusia dari balik runtuhan tembok itu , Alex menjatuhkan balol kayu tadi , kini ia menggunakan tangannya sendiri untuk menghancurkan tembok beton itu , tangannya mulai di penuhi darah , melihat sang ayah yg lepas kendali Raka langsung memeluk Alex ."Yah udah"
"Enggak adik kamu ada di dalam" kini Alex terlihat sangat histeris , ia terus mencakar lembok beton itu , menedangya , bagai mana caranya tembok itu harus robah hanya itu yg ada di pikiran Alex , Raka pun turut membantu .
Namun karena getaran yg di timbulkan membuat atap yg juga terbuat dari beton itu , berjatuhan , gedung ini sudah tua jadi kapan saja gedung ini pasti bisa tubuh saat di hadapkan dengan benturan yg keras ."Ayah awas!!!" Teriak Raka saat atap beton yg telah lapuk jatuh dari atas , namun tak ada waktu untuk mengelak , seketika beton itu menimpa tubuh Alex .
"Ayah!!!"teriak Raka .
Cairan merah itu mulai mengenang bersatu dengan debu dan material bangunan , Raka menjerit sekeras-kerasnya , berharap ada orang yg mendengar , ia berusaha mengangkat tembok beton yg menimpa ayahnya , ia mengeluarkan semua tenaganya , namun ia tenaganya masih tak cukup , Raka mengambil balok kayu yg di pegang ayahnya , kini ia yg dengan brutal menghancurkan tembok di depannya ."Keluar Lo , bantuin gue , ini semua gara-gara Lo " ucap Raka , pada akhirnya tembok itu pun roboh dengan tulang belulang yg juga ikut robuh , Raka terduduk lemas di lantai .
Ia memegang dadanya rasanya kenyataan ini sungguh menyesakan , dengan tangan yg bergetar Raka meraih tangan sang ayah , kemudian ia meraih salah satu tulang tangan yg telah patah di dekatnya .
"Apa ini yg Lo mau ?, Apa sekarang dendam Lo ilang , hah?" Malam ini semua hancur , hidupnya tak akan pernah lagi sama , semua pergi meninggalkannya , kini ia sendiri tanpa sosok kedua orang tuanya , saat kenyataan nya membawanya terjun ke dalam jurang kegelapan yg begitu dalam , tak akan ada yg bisa menolongnya , Raka mengeyam tulang itu dengan erat ."Gue gak mau sediri " dengan tangan bergetar ia menusukan tulang itu ke lehernya sendiri darah pun mengalir dengan derasnya .
Perlahan semua mengabur , namun di detik-detik terakhir seorang wanita , menghampirinya ."Bunda" ucap Raka terputus-putus , sang bunda datang dan membelai rambutnya .
"Ini semua bukan salah siapa-siapa , ini sudah jalan takdir , kamu harus bisa menerima semua ini , suatu hari kita akan berkumpul kembali menjadi keluarga yg bahagia seutuhnya " perlahan kegelapan pun merenggut sadar Raka .
Suara sirine pun terdengar samar-samar , beberapa polisi dan tenaga medis berdatangan memberi pertolongan , mereka bergerak dengan cepat agar , nyawa Raka bisa tertolong , sedang kan Alex , ia meninggal di tempat , jenazah nya pun di bawa untuk segera di kebumikan , tak lupa mereka pun ikut serta membawa tulang belulang yg berserakan itu .
Seorang anak laki-laki menatap penuh air mata , bagai mana ia melihat semua kejadian itu ."Selamat tinggal aga" ucap anak itu yg sayangnya hanya bisa terucap dalam hati .
"De, terimakasih atas informasinya " salah satu dari tim kepolisian menghampiri Eja dan mengucapkan terimakasih .
Yah eja menyaksikan semuanya , dari awal ia tau sahabatnya sedang tidak baik-baik saja , sahabatnya itu telah tiada , ia selalu mencoba mencari sahabatnya itu , sesak kecil ia bisa memang bisa melihat orang yg sudah tiada tapi orang-orang tak pernah percaya padanya , hanya Raga lah yg mempercayainya , dan saat Raga sudah tiada Eja merasa sangat kehilangan , selama ini ia selalu mencari jenazah Raga agar ia bisa beristirahat dengan tenang , namun ia selalu gagal .
KAMU SEDANG MEMBACA
Raga Sajiwa√
Mystery / ThrillerHidup yg awalnya nyaris sempurna harus berubah , saat teror mengerikan datang membawa petaka , bagi Raka dan orang di dekatnya , Raka sangat tak menyangka setelah , Bagun dari komanya ia harus dihadapkan dengan situasi yg tak mudah dan sulit di jela...