part 29

1 2 0
                                    

  Raka berteriak sekencang mungkin , kenapa hidupnya jadi seperti ini , tiba-tiba lampu jalanan yg tadinya menyala mati , hal itu membuat keadaan menjadi gelap gulita , malam juga semakin larut , hanya sedikit cahaya dari sinar bukan yg bisa menerangi Rakan .
     Tak lama lampu jalanan kembali menyala , memperlihatkan sosok laki-laki yg berdiri kaku di bawahnya , perlahan sosok itu mendekati Raka .

"Apa kakak sudah tau semuanya?" Tanya anak yg sering datang menghampiri Raka saat ia sendiri .
    Raka sekarang merasa yakin bahwa anak laki-laki yg sering menghampirinya bukan manusia , melainkan sosok hantu , apa ia pemilik jantung ini, pikir Raka .
    
"Apa kakak ingat siapa aku?" Tanya anak itu kembali , lidah Raka rasanya sangat kelu .

"Kamu ternyata benar-benar lupa , siapa aku "

"Ra__ga" ucap Raka terbata-bata , anak itu pun tersenyum namun tak terlihat manis lebih terkesan menyeramkan , dengan sekali kedipan mata anak itu sudah berada tepat di depan raka , membuat Raka terlonjak kaget .

"Jangan mendekat" teriak Raka ketakutan .

"Kenapa , kamu takut ?"

"Pergi jangan ganggu gue"

"Aku akan pergi setelah mengambil jantung ku dan mata ku" ucap hantu Raga , tangan pucat penuh luka nya mulai terjulur mendekati tubuh Raka , tubuh Raka pun terasa kaku , keringat dingin mulai bercucuran membasahi tubuhnya .

"Raka" teriak Alex , untunglah Alex datang tepat waktu .
    Raga yg melihat kedatangan Alex langsung mengalihkan pandangannya pada Alex ia tersenyum pahit , rasa sakit akibat di asing kan keluarganya begitu membekas di hati Raga hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya , luka itu tak pernah hilang .
    Satu langkah Alex melangkah namun sudah terdorong hingga menubruk kaca depan mobilnya , entah kenapa seketika tubuhnya terhempas ke belakang , tubuh Alex kini sudah di penuhi luka akibat kaca mobilnya sendiri , namun Alex tak menghiraukan itu semua , satu hal yg ia khawatir adalah anaknya .
   Raka semakin terdiam , apa yg harus ia lakukan , Raka pun bangkit dan memukul sosok yg berdiri di depannya , namun itu semua percuma sosok itu bukan manusia .
    Tiba-tiba sosok itu menghilang bersamaan dengan itu mobil Alex yg sudah mengalami pecah kaca itu bergerak , Alex yg berada di dalam pun tak mengerti kenapa mobilnya tiba-tiba bergerak padahal ia tak menyentuh apa pun , mobil itu terus melaju ke arah Raka , Raka pun mencoba menghindar dengan car berguling ke sisi lain , dengan cara itu pun ia bisa selamat malam sedikit lecet .
    Namun ia harus mengejar ayahnya , tak mungkin rasanya mengejar sebuah mobil dengan berlari , melihat ada sepeda menggagur Raka pun mengambil sepeda itu , ia terus mengayuh sepedanya itu untuk bisa mengejar mobil sang ayah .
    Sedangkan di dalam mobil Alex berusaha untuk keluar namun pintu mobil terkunci , semua tombol dan apa pun seakan tak berpungsi , mobil ini seperti ada yg mengendalikan sendiri .

"Bagaimana rasanya jauh dari orang tersayang " ucap sosok yg tiba-tiba saja muncul .
   Alex tak menjawab hingga mobil itu membawanya ke sebuah gedung terbengkalai , Alex ingat gedung ini , ia ingat betul gedung ini , gedung yg ia jadikan tempat untuk menghabisi nyawa anaknya sendiri demi menyelamatkan anaknya yg lain .
    Dengan ragu Alex turun dari mobilnya , ia seakan kembali ke masa lalu bagai mana dengan kejam ia menghabisi nyawa anaknya , mungkin kah karena itu , arwah anaknya tak tenang .
    Setetes air mata jatuh mengalir di pipi pria paruh baya itu , dada Alex terasa sesak , selama ini ia menginginkan kesempurnaan , namun yg ia dapat adalah kehancuran .
    Rasanya kini ia sangat menyesal atas apa yg terjadi , apa yg di lakukan ia bukan membuat anak dan keluarganya dalam bahagia tapi membawa mereka kedalam petaka , dan istrinya telah menjadi korban , ia tak mau anaknya menjadi korban berikutnya , tanpa basa-basi Alex berlari ke dalam gedung tua itu , Raka yg baru datang pun langsung menyusul sang ayah dengan kaki pegalnya kakinya rasanya sudah mati rasa .
    Alex mengambil sebongkah kayu lalu dengan brutal ia memukul tembok cor di depannya seolah ingin merobohkannya , perlahan tembok itu pun mengelupas terlihat sebuah kerangka tangan manusia dari balik runtuhan tembok itu , Alex menjatuhkan balol kayu tadi , kini ia menggunakan tangannya sendiri untuk menghancurkan tembok beton itu , tangannya mulai di penuhi darah , melihat sang ayah yg lepas kendali Raka langsung memeluk Alex .

"Yah udah"

"Enggak adik kamu ada di dalam" kini Alex terlihat sangat histeris , ia terus mencakar lembok beton itu , menedangya , bagai mana caranya tembok itu harus robah hanya itu yg ada di pikiran Alex , Raka pun turut membantu .
    Namun karena getaran yg di timbulkan membuat atap yg juga terbuat dari beton itu , berjatuhan , gedung ini sudah tua jadi kapan saja gedung ini pasti bisa tubuh saat di hadapkan dengan benturan yg keras .

"Ayah awas!!!" Teriak Raka saat atap beton yg telah lapuk jatuh dari atas , namun tak ada waktu untuk mengelak , seketika beton itu menimpa tubuh Alex .

"Ayah!!!"teriak Raka .
   Cairan merah itu mulai mengenang bersatu dengan debu dan material bangunan , Raka menjerit sekeras-kerasnya , berharap ada orang yg mendengar , ia berusaha mengangkat tembok beton yg menimpa ayahnya , ia mengeluarkan semua tenaganya , namun ia tenaganya masih tak cukup , Raka mengambil balok kayu yg di pegang ayahnya , kini ia yg dengan brutal menghancurkan tembok di depannya .

"Keluar Lo , bantuin gue , ini semua gara-gara Lo " ucap Raka , pada akhirnya tembok itu pun roboh dengan tulang belulang yg juga ikut robuh , Raka terduduk lemas di lantai .
     Ia memegang dadanya rasanya kenyataan ini sungguh menyesakan , dengan tangan yg bergetar Raka meraih tangan sang ayah , kemudian ia meraih salah satu tulang tangan yg telah patah di dekatnya .
    
"Apa ini yg Lo mau ?, Apa sekarang dendam Lo ilang , hah?" Malam ini semua hancur , hidupnya tak akan pernah lagi sama , semua pergi meninggalkannya , kini ia sendiri tanpa sosok kedua orang tuanya , saat kenyataan nya membawanya terjun ke dalam jurang kegelapan yg begitu dalam , tak akan ada yg bisa menolongnya , Raka mengeyam tulang itu dengan erat .

"Gue gak mau sediri " dengan tangan bergetar ia menusukan tulang itu ke lehernya sendiri darah pun mengalir dengan derasnya .
    Perlahan semua mengabur , namun di detik-detik terakhir seorang wanita , menghampirinya .

"Bunda" ucap Raka terputus-putus , sang bunda datang dan membelai rambutnya .

"Ini semua bukan salah siapa-siapa , ini sudah jalan takdir , kamu harus bisa menerima semua ini , suatu hari kita akan berkumpul kembali menjadi keluarga yg bahagia seutuhnya " perlahan kegelapan pun merenggut sadar Raka .
      Suara sirine pun terdengar samar-samar , beberapa polisi dan tenaga medis berdatangan memberi pertolongan , mereka bergerak dengan cepat agar , nyawa Raka bisa tertolong , sedang kan Alex , ia meninggal di tempat , jenazah nya pun di bawa untuk segera di kebumikan , tak lupa mereka pun ikut serta membawa tulang belulang yg berserakan itu .
   Seorang anak laki-laki menatap penuh air mata , bagai mana ia melihat semua kejadian itu .

"Selamat tinggal aga" ucap anak itu yg sayangnya hanya bisa terucap dalam hati .

"De, terimakasih atas informasinya " salah satu dari tim kepolisian menghampiri Eja dan mengucapkan terimakasih .
   Yah eja menyaksikan semuanya , dari awal ia tau sahabatnya sedang tidak baik-baik saja , sahabatnya itu telah tiada , ia selalu mencoba mencari sahabatnya itu , sesak kecil ia bisa memang bisa melihat orang yg sudah tiada tapi orang-orang tak pernah percaya padanya , hanya Raga lah yg mempercayainya , dan saat Raga sudah tiada Eja merasa sangat kehilangan , selama ini ia selalu mencari jenazah Raga agar ia bisa beristirahat dengan tenang , namun ia selalu gagal .

Raga Sajiwa√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang