part 3

13 7 0
                                    

    Mansion mengah menyambut kedatangan Alex bersama keluarga , yah rumah megah bak istana itu menyambut kepulangan Raka , hari ini Raka sudah di perbolehkan pulang , para asisten rumah itu turut menyambut ke datangan majikan mereka , Raka masuk dan menghempaskan tubuhnya ke atas sofa ruang keluarga yg begitu megah dan luas itu .

"Akhirnya bisa pulang" ucap Raka .

"Makanya kalo gak mau masuk kandang putih itu , jangan ngelakuin hal aneh-aneh lagi " ucap Alex turut serta duduk .

"Namanya juga kecelakaan , siapa yg mau "
  Di lain ruangan Sarah baru saja masuk kedalam kamar untuk membersihkan tubuhnya , namun lagi-lagi ia harus di kejutkan oleh sebuah kalimat bertuliskan .

Raga sajiwa

  Seketika tubuh Sarah menegang , alih-alih meranjak untuk pergi atau menghapusnya pandangan Sarah malah terkunci di setiap huruf yg terpampang mengerikan di atas cermin itu , tak hanya sampai di situ bau anyir kembali tercium di susul telinganya yg terasa berdengung Saraj semakin di buat membeku dan seolah terkutuk menjadi batu seluruh badannya sulit untuk di gerakan saat netranya menangkap pantulan cermin sebuah tangan nampak memegang pundaknya , tangan kurus pucat pasih dengan goresan luka itu menyentuh pundaknya , perlahan Sarah mengerakkan lehernya , namun saat Sarah berhasil menatap pundaknya tangan itu tak ada , apa ia hanya berhalusinasi , pikir Sarah , Sarah berusaha tuk tenang dan menegaskan dalam hatinya bahwa yg ia alami hanyalah halusinasinya , bukan ini yg di minta Sarah , bukan ini yg ia ingin lihat saat pandanganya kembali melihat cermin tubuhnya membeku semua sendinya seakan mati , Saraj berteriak sekuat tenaga , ia membekap mulutnya , membalikan tubuhnya , sosok itu kembali menghilang entah kemana .
  Alex serta Raka yg mendengar teriakan Sarah langsung berlari , untuk memastikan bahwa Sarah baik-baik saja , saat pintu itu terbuka , Alex dan Raka bisa melihat Sarah yg berdiri mematung kedua tangannya Masih menutup mulutnya air matanya berjatuhan membasahi pipi putihnya keringat turut serta hadir menghiasi wajah yg berubah pucat itu , napas Sarah begitu memburu jelas ia nempak ketakutan , Alex pun langsung mendekati Sarah .

"Sar" panggil Alex lembut , tampak di duga Sarah langsung memeluknya dan menangis .

"Mas aku takut" ucap Sarah tatapan matanya begitu mencerminkan ketakutan , Alex mengusap punggung sang istri penuh sayang .

"Ka , mending kamu ke kamar istirahat" ucap Alex yg sadar akan keberadaan anaknya .

"Tapi bunda __"

"Bunda sama ayah , kamu jangan khawatir" potong Alex , Raka pun hanya bisa menurut saja , Raka pun beranjak ke kamarnya yg berada di lantai dua , kini hanya tersisa Sarah dan Alex .

" Mas , dia neror aku"

" Sar , anak itu udah mati , dia udah gak ada"

"Tapi aku liat dia , di sana" ucap Sarah menunjuk tempat sosok mengerikan tadi berdiri .

"Sar , itu cuman halusinasi kamu aja__"

"Enggak mas , aku gak berhalusinasi" potong Sarah , melepas pelukannya .

"Sar coba kamu tenang dulu , gak ada hal yg perlu kamu takuti , semua yg kamu lihat barusan itu cuman halusinasi "

" kamu harus tenang jangan ketakutan kaya gini , itu justru bikin kamu terus berhalusinasi" lanjut Alex menenangkan sang istri , kali ini sarah mampu kembali tenang .

   Pekat malam menjadi pemandangan langit malam ini tak ada bintang atau bulan yg menjadi penghias malam , hanya hitam pekat tak bertepi yg menjadi teman , semilir angin berhembus menerbangkan beberapa daun yg telah gugur , malam yg gelap berselimut hening dan sunyi .
  Namun itu tak berlaku bagi Raka , malam ini dia kedatangan tamu sepesial , ketiga cowok aneh bin ajaib yg sayangnya adalah sahabatnya , mereka kini telah berkumpul di kamar Raka yg besarnya bak lapangan putsal , mereka hanya bisa memandang takjub rumah sahabat mereka itu .

Raga Sajiwa√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang