ke 2

197 36 2
                                    

__ happy reading __

Kyungsoo berlari kencang saat melihat bus yang mengantarnya untuk pulang telah datang. Dia tidak ingin menunggu bus selanjutnya. Dia benci menunggu. Chanyeol yang telah masuk dalam bus, Melihat kyungsoo berlari. Bus akan bergerak, dengan cepat chanyeol menuju kursi pengemudi. Lalu memberitahu supir untuk menunggu sebentar.

Kyungsoopun telah sampai di ambang pintu bus. Dia mengatur nafasnya sebentar. Kyungsoo bisa melihat chanyeol tersenyum kearahnya. Dia menepuk kursi disebelahnya. Namun kyungsoo menolak. Dia melewatinya dan duduk di belakang.

"aish! Dasar sombong"

Chanyeol adalah orang yang gigih. Diapun berdiri lalu duduk di belakang bersama kyungsoo. Kyungsoo yang sedang menatap jalanan itu terusik dan menatap ke arah chanyeol. Dengan tatapan tajam dan bulatan mata yang sempurna miliknya.

"jangan menatapku seperti itu. Aku hanya ingin berteman denganmu"

"jangan berteman denganku"

"kenapa? Apa ada yang salah? Lagi pula kita sekelas"

"aku tidak mau berteman denganmu"

"alasan yang aneh. Kenapa tidak mau? Apa aku orangnya jahat? Jangan khawatir aku ini orang yang baik. Lihat senyumku! tidak mungkin aku orang yang jahat. Aku terlalu tampan untuk itu" kyungsoo menoleh ke arah chanyeol. Dengan jelas kyungsoo bisa melihat senyum chanyeol yang manis tapi kyungsoo tau dibalik senyum itu ada luka yang dalam. Yang di sembunyikannya rapat-rapat.

"aku takut kau terkena sial jika di dekatku. Jadi menjaulah dariku"

"terkena sial. Hahahaha. Hidupku sudah sial jadi aku sudah terbiasa" chanyeol terus tertawa. Kyungsoo merasa chanyeol sangat tidak pandai menyembunyikan kesedihan. Dia tertawa seperti orang bodoh.

"jangan berlagak sok kuat." kyungsoo kemudian berdiri saat bus telah berhenti.

"bukankah seharusnya aku yang turun dahulu"

"aku akan pergi menenangkan diri" chanyeol mencerna kata-kata itu sebentar lalu menyusul kyungsoo turun.

"aku tidak ingin pergi denganmu" ucap kyungsoo saat chanyeol sudah ada di sampingya.

"ayolah. Aku juga ingin menenangkan diri. Bukankah kita senasib. Kita merasakan hal yang sama" kyungsoo tiba-tiba berhenti.lagi-lagi menatap tajam ke chanyeol.

"kenapa? Apa yang salah?"

"aku tidak bisa memperbaiki apapun. Aku tidak bisa melakukan apapun. Berhenti mengikutiku. Aku benci melihatmu!" kyunsoo melanjutkan jalannya. Dia tidak peduli dengan chanyeol yang mematung.

"kalau begitu lupakan masalahmu" setelah terdiam sebentar. Chanyeol berlari mengejar kyungsoo untuk menyamakan langkahnya.

__

Mereka sampai di sebuah restoran yang cukup jauh dari jalanan utama. Mereka memasuki gang sempit agar sampai ke restoran tersebut. Kyungsoo menyuruh chanyeol untuk duduk dimana saja. Karena restoran itu belum ada pengunjung satupun. Jadi bebas mau duduk dimana saja.

"mau pesan apa?" kyungsoo meletakkan menu di depan chanyeol. Chanyeol membaca menu tersebut.

"cuma ada satu menu" chanyeol menatap kyungsoo bingung.

"pesan saja. Nggak usah cerewet" chanyeol menunjuk menu itu lalu menatap kyungsoo lagi. Kini dengan senyum manisnya.

"tunggu sebentar ya"

Kyungsoo pergi kedapur. Dia menatap ibunya dengan senyuman.

"kimchi jigae dua"

"kau tidak memaksanya kemarikan?"

"nggak. Dia yang maksa kemari"

"setelah sekian lama akhirnya mengajak seseorang ke restoran ini"

"aku juga tidak mengajaknya. Dia mengikutiku. Ibu bikin aja pesanannya."

"sudah seminggu tidak ada seorangpun pelanggan. Seminggu yang lalu cuma kerabat kita yang datang berkunjung"

" ibu mau menyalahkanku lagi"

"kapan ibu begitu?"

"kalau begitu ibu buat aja pesanannya"

Setelah beberapa saat pesanan mereka telah siap. Kyungsoo membawanya kemeja chanyeol.

"jangan terkejut oleh rasanya" ucap kyungsoo meletakkan makanannya.

Karena lapar chanyeol tidak mengacuhkan ucapan kyungsoo. Dia langsung melahapnya dengan rakus.

"ehmmm. Enak banget. Ini mah kimchi jigae terenak yang pernah ku makan" puji chanyeol selesai menelan makanannya. Chanyeol menambah kecepatan mengunyahnya. Dia bahkan tak berhenti menyedok makanan tersebut kemulutnya. Chanyeol memang rakus jika berhadapan dengan makanan. Apalagi makanan itu enak sekali.

"pelan-pelan aja makanannya" ucap kyunsoo tersenyum. Itu untuk pertama kalinya kyungsoo tersenyum di depan chanyeol.

"woah! Kau tersenyum" chanyeol meletakkan sendoknya lalu mengambil ponsel.

"aku harus memotretmu. Aku tidak tahu kapan lagi kau akan tersenyum."

"apaan sih. Nggak usah motret-motret." kyungsoo kembali ke raut wajahnya yang biasa. Datar dan menyeramkan.

"yah! Aku belum mengambilnya." chanyeol meletakkan ponselnya dengan frustasi. Dia belum sempat mengambil satupun gambar.

__

"kami pulang dulu bu. Terimakasih atas makanannya" ucap chanyeol sambil membungkuk.

"iya. Kalian pulangnya hati-hati"

"ibu jangan lupa cepat aja tutupnya."

Ibu kyungsoo hanya tersenyum lalu masuk kembali ke restorannya.

Mereka berjalan kembali kerumah. Sepanjang perjalanan mereka hening. Mereka bergelut dengan pikiran mereka masing-masing.

"boleh aku tanya sesuatu?" chanyeol memberanikan diri bertanya. Setelah cukup lama berpikir.

"tanya saja"

"ok tapi kamu jangan tersinggung" mendengar chanyeol yang amat nyiyir. Kyungsoo membalasnya dengan tatapan tajam yang ia punya.

"makanan restoran tempat kamu kan enak tuh tapi kenapa nggak ada yang datang ya? Padahal nggak terlalu jauh juga kedalam. Demi masakan seenak itu siapapun rela berjalan sejauh apapun itu"

Kyungsoo hanya diam. Dia tidak ingin mengingat masa lalunya yang menyedihkan. Lebih tepatnya bukan untuk saat ini.

"kamu marah ya? Maaf maaf. Aku nggak bermaksud. Maaf ya"

"nggak papa. Kita pulang aja."kyungsoo menahan sesaknya. Walaupun dia tidak ingin mengingat. Ingatan itu datang tanpa permisi.

Sedangkan chanyeol merasa bersalah. Selanjutnya dia hanya diam. Dia berjalan beriringan dengan kyungsoo tanpa ada sepatah katapun.

__

Tanggal 26 juli 2021

Aku menulis cerita ini sambil menonton mv rose d.o.

Kalian pasti sama kan?

Jangan lupa voment ya

Kita semua sayang kyungsoo💙

_I like me better_ chansooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang