"Dia begitu dekat kenapa aku tak mengenalinya". Jin sendu.
"Kalian berpisah diusia yg sangat muda, bahkan Jimin belum mengenal keluarganya. Tapi sekarang kau bisa berteriak dengan lantang bahwa Jimin adikmu". Seo joon menenangkan.
"Ya, kau benar hyung. Terimakasih tak menyerah mencari adikku". Jin tersenyum.
"Ya, walaupun kasus ini belum selesai, setidaknya kita menemukan titik terang. Ada orang dalam yang merencanakan semua tragedi ini". Seo joon berspekulasi.
"Apa kau mencurigai seseorang? ".
"Entahlah hyung, tapi bisa jadi salah satu kerabat Appa". Jin yakin.
"Temui Jimin, setelah itu kita selesaikan kasus ini. Jika benar dia salah satu kerabatmu, dan dia mengetahui keberadaan Jimin sekarang. Aku curiga dia masih menargetkan salah satu dari kalian. Jika kau mungkin susah disentuh maka.....
"Jimin masih menjadi targetnya". Jin memotong pembicaraan Seo Joon.
Seoul
Jimin masih berkutat dengan tugas kelompoknya.
"Huft.... Kapan ini selesai? Kenapa sih tugasnya sesusah ini". Keluh Yeogyeom.
"Kalau mudah tidak usah dibuat kelompok, iya kan Jim". Celetuk Bambam.
"Coba kalau kita juga satu kelompok dengan Jungkook hyung dan Tae hyung, pasti tugasnya sudah selesai". Gerutu Jimin.
Huftt.....
Ketiga bocah itu menghela napas bersamaan.
"Ku pesankan makan malam dulu ya, apa yang ingin kalian makan? ". Yeogyeom mengaktifkan aplikasi ponselnya.
"Bibimbab".
"Samakan dengan Jimin". Bambam menambahkan.
"Oke 3 bibimbab dan 3 es teh". Yeogyeom selesai memesan makanan mereka.
"Sebaiknya aku ijin pulang terlambat". Jimin mengetik pesan singkat.
"Ayooo selesaikan, sebentar lagi selesai". Bambam berteriak semangat.
S
K
I
P"Yeeyyyyyy akhirnya selesai". Jimin girang.
"Akhirnya selesai juga, ayo bereskan dan pulang". Bambam segera membereskan peralatan dan bersiap pulang.
"Aku antar ya? ". Yeogyeom menawarkankan.
"Aku bisa pulang sendiri rumahku kan tak jauh dari sini". Tolak Bambam.
"Jin hyung, baru saja mengirim pesan akan menjemputku". Tolak Jimin.
"Bukankah tadi pagi Jin hyung ke Busan? ". Bambam memastikan.
"Eoh... Tapi sudah pulang dan dia bilang sudah ada di dekat sini. Aku duluan ya". Jimin mendahului Bambam.
"Oi Jimin tunggu aku". Protes Bambam.
Jimin berjalan santai ke tempat penjemputan. Jalanan cukup ramai, bersamaaan dengan orang-orang pulang dari kantor atau sekedar jalan-jalan malam. Dering ponsel menghentikan langkah Jimin.
"Eoh Jin hyung". Jimin sumringah.
"Jin hyung dimana? Sebentar lagi aku menyebrang".
"Hai aku didepanmu, apa kau tak melihatku? "
"Eoh..... Jin hyung". Jimin yang melihat keberadaan Jin melambaikan tangan semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychometric
FanfictionKalo penasaran langsung baca aja Terinspirasi dari drakor psychometric dan memorist