01

3.6K 232 2
                                    

Kring.... Kring... Kring...

Suara alarm... Membangunkan bocah 15 tahun yang masih bergelung selimut.  Segera saja dia menyibakkan selimut dan membereskan tempat tidurnya.  Bergegas mandi dan mengganti pakaiannya.  Berlari ke tempat pengantar susu dan koran.

"Selamat pagi Ahjussi.... ". Sapa bocah itu ramah.

"Pagi...  Kau datang lebih pagi Jim? ". Jawabnya.

"Ini hari pertamaku di High school, jadi harus berangkat lebih pagi juga Ahjussi". Jawab Jimin riang.

"Baiklah...  Kau bisa mengantar koran dan susu ke pelanggan.  Setelah selesai mampir kemari, aku akan memberikanmu hadiah".

"Gumapsimnida Ahjussi". Jimin menerima setumpuk koran dan botol-botol susu, menyusun rapi pada sepeda pengantarnya dan segera mengayuhnya mengelilingi komplek.




S
K
I
P



Jimin memarkirkan sepedanya mengambil botol-botol susu kosong dan menyusun rapi di keranjangn yang telah disediakan.

"Kau sudah pulang Jim ?". Sapa Ahjussi.

"Belum ini hanya arwah Jimin yang pulang hehehe". Canda Jimin.

"Dasar bocah nakal...  Cepat kemari".

"Jika Ahjussi akan memberikan uang lagi aku tidak menerimanya". Tolak Jimin.

"Aniya....  Ini mungkin lebih berharga dari uang yang aku berikan". Pria memberikan map coklat ke tangan Jimin.

Setetes air mata mengalir di pipi mulusnya.

"Jim...  Kenapa menangis ? Apa kau tidak senang?".

Greepp....

Jimin memeluk erat Pria paruh baya di depannya, mengabaikan apa saja yang dia lihat saat memeluk Pria ini.

"Gumapsimnida Ahjussi....  Gumapsimnida Ab... Aboeji Han hiks...  Hiks... Hiks... ". Jimin menangis tersedu.

"Bagai...mana....  Kau bisa tau Jim...  Kalo surat ini...

"Aku...  Aku hanya menerka Ahjussi...  Ada kop pengadilan di mapnya". Jimin menyeka air matanya.

"Hmmmm....  Kau tadi memanggilku Abeoji....  Sekarang Ahjussi lagi". Protes Han Ahjussi.

"Sepulang sekolah nanti antar aku ke makam Jae won hyung... Jimin mau minta ijin". Pinta Jimin.

"Bagaimana...  Kau...

"Aku pergi dulu Ahjussi....  Aku harus sekolah...  Jangan lupalan permintaanku Ahjussi". Jimin berlari pergi.

"Jangan lupa berikan map itu pada gurumu bocah nakal". Teriak Han Ahjussi.
















Bruukk....  Aaah...

Jimin menggeram kesakitan,  kepalanya pening luar biasa.

"Gawat aku harus bersiap ke sekolah sebelum terlambat". Monolognya. Jimin lupa efek dari menyentuh seseorang akan sangat menyakitkan.  Jimin juga bisa melihat perjuangan Han Ahjussi mendapatkan isi dari map coklat di tangannya.

Mengabaikan rasa sakit kepalanya, bergegas mengganti pakaian dengan seragam kedodoran menutupi telapak tangannya dan segera keluar dari flat kecilnya.

Jimin telah sampai di halte bis, tak lama bis ke arah sekolahnya tiba. Beberapa anak dengan seragam yang sama dengannya menaiki bis diikuti Jimin.  Jimin lebih memilih duduk di kursi ketimbang berdiri dan megang tiang kecuali terpaksa, beruntunglah bis tidak penuh sehingga Jimin tidak berdiri.




Psychometric Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang