[SELAMAT MEMBACA]
Ghina sekarang tengah berada di kamar nya, ia sibuk membenarkan hijab nya. Ia berencana untuk pergi ke Gramedia membeli buku untuk persiapan ujian nya yang beberapa bulan akan datang, kata umi nya harus mempersiapkan jauh jauh hari agar masa nya tiba tidak terlalu gugup.
Namun, suara umi nya membuat fokus Ghina yang awal nya tengah bingung memikirkan style hijab yang baru menjadi terbuyar.
"Ghina, sini dulu nak," Panggil Umi nya dengan lembut, nama umi nya yaitu Afifah bersama dengan suami nya yang duduk tak jauh dari nya, sedangkan Abi Ghina bernama Ali.
"Iya Umi, sebentar," Jawab Ghina dan cepat cepat menyelesaikan membentuk hijab nya dengan style yang ia Inginkan, lalu Ghina keluar dari kamar nya
"Cantiknya anak Abi, sini duduk samping Abi," Ucap Abi seraya menepuk pelan sofa samping nya yang kosong.
Ghina tersenyum manis "Ada apa?, tumben ngumpul ngumpul," Tanya Ghina sesekali mencomot cemilan yang ada di meja yang sudah di siapkan oleh sang umi.
"Kamu mau kemana dek?" Tanya Abi pada Ghina, Ghina itu adalah anak tunggal dari kecil umi Abi nya terbiasa memanggil Ghina dengan sebutan adek dan Ghina merasa senang dengan panggilan itu.
Sang empu menoleh ke Abi nya "Ghina mau ke Gramedia Bi, mau beli buku untuk belajar buat ujian,"
"Bagus itu dek, sudah mempersiapkan dari jauh hari."
"Dek umi mau nanya, kalau kamu dilamar di usia muda ini bagaimana?"
Ghina merasa sedikit terkejut "Huh, Ghina tidak tau umi. Bingung jawab nya gimana,"
Umi nya tersenyum manis "Tidak usah terlalu di pikirin ya dek, umi hanya bertanya saja."
"Baik umi, sekarang Ghina mau pergi ya mi."
"Mau di antar Abi gak dek?" tanya Abi tapi di balas gelengan oleh Ghina
"Tidak Usah Bi, Ghina sudah memesan Go-Jek tenang bukan laki laki kok, tapi perempuan." Jelas Ghina di balas anggukan dari kedua orang tua nya, lalu menyalami keduanya.
~''~
Ghina sudah sampai di Gramedia daerah nya, ia langsung mencari buku yang ia perlukan, namun mata nya tertuju ke novel yang memikat hati nya
"Duh, padahal mau beli buku untuk belajar jadi ingin beli novel juga, beli gak ya? Tapi bagus banget liat dari desk nya." Monolog Ghina sambil membolak-balikkan novel itu.
"Beli aja deh, nambah koleksi Ghina hehe," ia langsung lanjut mencari buku yang menjadi tujuan nya ia berada di sini.
Mata nya menelisik rak rak buku dan langsung menemukan buku itu, namun masalahnya buku yang ia cari berada di rak yang tinggi.
Mata nya mencari orang yang bisa ia minta tolong, namun yang lewat hanya tinggi nya sama dengan dirinya, ia memandang buku itu lagi dan mencoba mengambil buku itu dengan berjinjit namun tetap saja tidak bisa.
Tiba tiba saja buku itu di ambil seseorang dan orang itu menyerahkan pada dirinya "Terimaka-" Ucapan Ghina terpotong saat melihat wajah seseorang itu, dan langsung menunduk karena yang mengambil buku itu adalah seorang laki laki berbaju koko putih, celana hitam, dan peci hitam di kepala nya tak lupa tasbih di tangan nya.
Dengan suara pelan ia Ghina ngomong "MasyaAllah..." Seseorang itu menjawab
Kedua nya sama sama menundukan kepala nya, walaupun kedua nya sedikit sudah melihat wajah satu sama lain, namun dengan cepat langsung memutuskan pandangan nya "Afwan (عَفْوًا)" Ujar laki laki itu
"Ngomong-ngomong kamu bisa memanggil saya dengan Gus-" Ucapan Laki laki itu terpotong saat ada laki laki lain yang berdiri tak jauh dari mereka.
"Hey ayo cepatlah, Kyai sudah menunggu kita di parkiran," Ujar laki laki yang tiba tiba memotong pembicaraan
"Saya duluan, saya sudah di tunggu. Senang bertemu dengan mu, Assalamualaikum,"
Ghina tetap menunduk dan langsung menjawab "Waalaikumsalam," dan ia memandang buku yang telah di ambil oleh Gus-Eum dia belum mengetahui nama nya, namun dia buru-buru keluar dari Gramedia.
Ghina tersenyum sambil memikirkan cowok itu "Astaghfirullah, kamu mikir apasih," Ghina menggelengkan kepalanya dan langsung menuju kasir untuk membayar buku yang sudah di ambil.
Ghina tak langsung pulang, melain kan ia mampir ke tempat ramen, karena ia sedang menginginkan makanan itu.
Menunggu pesanan nya tiba ia membuka handphone nya, ada beberapa chat dari teman nya salah satu nya ada chat dari Gibran.
Gibran.
(Online)Na, besok kan tanggal merah, gue mau ngajak Lo buat ke markas gue. [14:05]
✓✓Kamu punya markas Gib? Markas apa itu? [14:08]
✓✓Iya, gue itu anak geng motor Na [14:09]
✓✓Pasti di markas yang kamu maksud banyak anak cowoknya ya Gib? [14:09]
✓✓Besok cuma anak anggota inti aja Na, Yang lain pada pulang ke rumah nya, tenang Ja kawan gue baik semua. Besok juga anak Zahra [14:10]
✓✓Eumm boleh deh [14:10]
✓✓Gue jemput Lo ya? Nanti jaga jarak aja pas gue bonceng [14:10]
✓✓Iya, btw alamat aku di jalan proklamasi, blok 3, nomor rumah 12. Sekalian aku mau kenalin kamu ke umi abi [14:11]
✓✓Oke siap cantikk [14:11]
✓✓
(Read)Di sisi lain Gibran tengah memegang dada nya yang berdetak lumayan cepat dari biasa nya, Karena chattingan dengan Ghina yang di mana Ghina ingin mengenalkan dirinya ke orang tua nya Ghina.
"Kayak nya gue harus periksa jantung deh," monolog Gibran setelah membaca chat Ghina
Kembali ke Ghina, ia tersenyum setelah melihat chat terakhir Gibran dan tak lama pesanan dirinya sudah sampai dan langsung menyantap nya.
Ia sesekali menyuapkan mie nya sambil unboxing buku yang telah ia beli, awal ny ia membuka plastik di buku novel yang ia beli kemudian beralih ke buku untuk ia belajar entah mengapa ia langsung teringat pada lelaki yang sudah membantu nya itu.
Laki laki itu memiliki aura kepemimpinan yang kuat, terlihat menguasai ilmu agama bisa di lihat dari tasbih yang berada di tangan nya, ia sangat menjaga pandangan nya, dan jangan lupa dengan paras nya yang terbilang ganteng (?).
Bagaimana tidak? Bulu mata yang lentik, mata coklat, bibir pink alami, alis nya yang tebal, sungguh indah ciptaan mu ya tuhan, Eh bukan kah Ghina sudah melakukan zina mata?
"Ana uhibbuka fillah, aku harap bisa bertemu dengan mu di kemudian hari," Ujar Ghina dengan pelan sambil memandangi buku itu.
[BERSAMBUNG]
Jangan lupa vote dan Follow ♡!
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLAMBAT ||ON GOING
Novela Juvenil⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA BEBERAPA PART DI PRIVATE! ⚠️ 👀Janji Gak kepincut nih? Yakin? Update nya waktu target terpenuhi loh ~''~ Koridor sekolah menjadi saksi bisu awal pertemuan dua manusia yang berbeda keyakinan Seorang gadis memaka...