07 \\ TERLAMBAT

1.3K 235 76
                                    

[SELAMAT MEMBACA]

Bruk!

Gibran pingsan di kursi itu karna terlalu banyak mengeluarkan darah.

Beralih ke gadis yang dari tadi sibuk mencari keberadaan sahabat sahabat Gibran, Saat ini masih pagi apa laki laki itu belum pada datang?

Sudah berbagai tempat Ghina datangi, mulai dari kelas nya, kantin, lab, rooftop dll. Tapi belum menemukan sahabat Gibran.

"Apa mereka belum datang ya?" Tanya Ghina pada dirinya sendiri

Ghina berlalu menuju Gibran berada dan terpaku melihat sosok laki laki terbaring lemah di kursi taman belakang, jangan lupakan darah segar mengalir dari bahu laki laki itu, Siapa lagi kalo bukan Gibran.

"GIBRAN!!" Teriak Ghina dengan refleks

Kemudian ia mendekati Gibran dengan air mata yang terus mengalir "Gibran ayo bangun!!" Ucap Ghina

"PMR! Iya! Ghina minta bantuan ke PMR aja!" Ghina mengusap air mata nya dengan sedikit kasar lalu berlari ke arah ruang UKS untuk meminta bantuan

Tak membutuhkan waktu yang lama, Ghina sampai di UKS dengan nafas tidak beraturan "Huh! B-bantuin aku cepat!" Pinta Ghina ke anggota PMR yang berjenis 2 laki laki dan 2 perempuan

"Ada apa?" Tanya salah satu dari mereka

"Gibran T-tadi di tembak gak tau siapa yang nembak. Pelurunya kena bahu sebelah kiri! Dan sekarang dia pingsan. Ayo cepat! A-aku takut dia kenapa-kenapa," Jelas Ghina

"Tapi gue gak bawa mobil." Jawab anggota PMR yang laki laki

"Kita juga." Celetuk anggota PMR yang perempuan

"J-jadi gimana dong?" Tanya Ghina dengan mata berkaca-kaca

"Pakai mobil gue." Tiba tiba suara laki laki dengan nada berat dan sedikit serak yang tiba tiba menawarkan bantuan ke Ghina. (?)

Gibran sekarang berada di rumah sakit, tepat nya di ruangan operasi untuk mengeluarkan 1 peluru yang berada di dalam bahu nya, sebenarnya ia terkena 2 tembakan. Namun peluru yang pertama melesat yang dimana membuat baju Gibran tersayat.

Gibran bisa ke rumah sakit karna bantuan dari laki-laki yang tiba tiba menawarkan bantuan nya ke Ghina, Dan gadis itu tidak menolak sedikit pun. Ia langsung mengiyakan tawaran tersebut, Ghina takut jika Gibran telat mendapatkan tanganan dari medis.

Ghina menundukkan kepalanya "Eum–kalo boleh tau, Kamu kenal Gibran?" Tanya Ghina hitung-hitung menghilangkan rasa canggung di antara mereka berdua yang lagi duduk di depan ruang operasi dengan jarak 5× telapak laki laki.

"Kenal." Jawab seadanya Laki-laki itu dengan senyuman miris nya

Kita panggil aja Fadlan, dan nama panjang nya adalah Fadlan Christian. Sudah tau arti nama nya kan? Christian dalam bahasa Inggris ke Indonesia arti nya Kristen.

"Owhh, Kamu sekenal apa sama Gibran?" Tanya Ghina, ia sangat canggung berada di dekat laki laki yang lagi duduk di samping nya, Ghina dan Fadlan duduk sebangku dengan jarak kira kira satu meter.

"Kenal banget, Bahkan makanan kesukaan nya aja gue tau. Dulu beberapa tahun yang lalu, ada something yang membuat Gibran dan gue jadi merasa orang asing." Jawab Fadlan seraya menghembuskan nafas kecil nya

Di pikiran nya berputar kembali di beberapa tahun yang lalu, di mana tahun yang membuat Dirinya di asingkan oleh Gibran

Di pikiran Ghina sekarang, masih ada yang ingin di tanyakan ke laki laki yang lagi duduk di sampingnya, Ghina berfikir kembali bahwa pertanyaan di otak nya tidak berhak untuk di tanyakan.

Pertanyaan yang menyangkut di pikiran gadis itu adalah Fadlan dan Ghibran ada hubungan apa? Saudaraan gitu? Tapi kalo saudara kok Fadlan bilang kalo dirinya di asingkan oleh Gibran, Tau ah! Ghina pusing!

Beberapa jam kemudian, Operasi Gibran berjalan dengan lancar. Biaya administrasi nya sudah di tanggung sama Fadlan. Saat Fadlan ingin membayar biaya administrasi, Ghina sangat bingung, Kenapa Fadlan begitu baik ke Gibran? Tapi syukurlah ada manusia yang masih baik.

Gibran sekarang masih tertidur karna obat bius saat Operasi tadi, butuh beberapa waktu untuk menunggu laki laki itu bangun dari tidur nya.

Beberapa waktu kemudian Gibran bangun dari tidur nya dan merasakan sakit di bagian bahu kiri nya, Sedangkan Fadlan sudah kembali sebelum Gibran membuka matanya.

Hal itu membuat Ghina memandang tubuh Fadlan dengan mimik wajah kebingungan, Kenapa pas Gibran sudah sadar tapi belum buka matanya dan Fadlan buru buru mau pulang? Ya kalimat itu lah yang menyangkut di otak nya sekarang.

Ghina melihat Gibran yang sudah sadar yang berusaha untuk duduk dengan cepat ia larang niatan Ghibran itu.

"Jangan gerak dulu, jahitan nya masih basah." Peringat Ghina dan di setujui oleh Gibran lalu Gibran kembali berbaring.

"Kamu butuh apa? Biar aku ambilkan," Tanya Ghina

"Gue M-mau minum..." Jawab Gibran dengan terbanta-banta, entah mengapa bibirnya sangat kelu untuk berbicara.

Ghina mengambil air minum di atas nakas yang sudah di sediakan langsung dari pihak rumah sakit, Dan menyerahkan nya ke Gibran.

Setelah meneguk air tersebut, Ghina ingin bertanya ke laki laki yang sedang terbaring lemah di atas Brankar rumah sakit.

"Gib, Kamu kenal sama Fadlan? Kalau tidak salah Nama panjang nya Fadlan Christian, nah iya itu." Tanya Ghina dengan hati hati

"Fadlan? Gue gak kenal, Tapi di otak gue nama Fadlan terdengar familiar bagi gud." Jawab Gibran dengan berusaha mengingat siapa itu Fadlan.

"Kamu beneran gak kenal? Kata Fadlan dia kenal banget sama kamu, bahkan makanan kesukaan kamu aja dia tau. Oh ya dia yang tanganin biaya administrasi kamu operasi, tadi nya sih aku nolak tapi ia tetap kekeh mau bayar nya, terus dia juga yang bantu kamu ke sini." Ujar Ghina

"Dia yang bayar? Pasti mahal." Ucap Gibran dan mengumamkan kalimat terakhir nya

"Siapa Fadlan? Kenapa nama Fadlan gak terlalu asing bagi gue, tapi gue gak bisa mengenali nya?" Batin Gibran

"AKHH! S-sakit!" Rancau Gibran

Ghina membelakan matanya nya saat Gibran mengaduh kesakitan "Gib! Gibran! Kamu kenapa?" Tanya Ghina dengan panik

"S-sakit Na..." Jawab Gibran sambil memegang kepalanya

"B-bentar ya, aku pangilin dokter dulu," Ujar Ghina dan berlari keluar dari ruangan

Mata indah milik Gibran melihat tulisan dengan sedikit berbayang, sepertinya itu faktor dari pusing yang barusan ia alami. Dan di kertas yang tertempel di kaca jendela, Isi tulisan tersebut:

Tuh kan gak mau ngikutin omongan gue, jadinya ke-tembak kan! Ngeyel sih!
-someone

[BERSAMBUNG]

TERLAMBAT ||ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang