❝ Dia Menyukai bukan mencintai.❞
[SELAMAT MEMBACA]
Hari Minggu, adalah hari libur nasional + hari kebahagiaan semua orang, di mana orang-orang menjalani hari Minggu dengan jalan-jalan dan di selimuti dengan kebahagian ataupun keceriaan.
Eum tidak semua orang menjalani nya dengan kebahagiaan.
Hari ini Gibran terlihat sangat bersemangat menuju ke rumah gadis yang berwajah cantik, bulu mata nya lentik, warna mata nya coklat. Ya, orang itu adalah Ghina.
Kegiatan hari ini sudah di rencanakan oleh mereka berdua dari hari-hari sebelumnya, mereka akan berjalan-jalan ke wisata danau Situ Lembang Jakarta.
Ootd Ghibran hari ini terbilang cukup simpel, ia memakai kaos bewarna biru navy dan terdapat tulisan berwarna hitam Gibran di depan nya dan ia juga memakai celana Levis longgar warna hitam.
Sebagai pelengkap ootd nya, Gibran memakai jam tangan, dan juga kalung, anting bersimbol salib. Ia memakai anting hanya di telinga sebelah kanan saja.
Beberapa menit Gibran habiskan di perjalanan menuju kontrakan si Ghina dan orang tuanya. Dan sekarang ia telah sampai didepan rumah Ghina.
Oh ya, sebelum ia menuju ke rumah Ghina, Gibran sudah beribadah sesuai agama nya di gereja katolik. Selesai beribadah baru ia menuju ke rumah Ghina. Pas sekali cuaca nya sangat bagus sepertinya tuhan sedang berpihak padanya.
"Ghinaa~" panggil Gibran sembari memainkan tutup tangki bensin motor yang ada depan.
Tak membutuhkan waktu yang lama, penunggu kontrakan tersebut membuka pintu nya. Dan terlihat sosok wanita yang sudah berumur, yang begitu cantik memakai jilbab syar'i bewarna maroon.
"Ohh nak Gibran, ayo masuk Gib. Nanti umi panggilkan Ghina," Ujar umi nya Ghina, Afifah.
"Hai Umi," Sapa Gibran dengan mimik wajah bahagia nya.
"Haha, ada apa nih? Kayak lagi senang banget." Tanya Afifah seraya terkekeh melihat ke-antusiasan Gibran hari ini, tak tau kenapa, Afifah merasa senang melihat Gibran yang sekarang sudah tidak canggung padanya
Gibran tersenyum lebar "Gibran izin ajak Ghina main di danau Situ Lembang yaa? Ntar Gibran beliin martabak coklat dehh, gimana?" Tutur Gibran, ia tau cemilan yang disukai Afifah adalah martabak coklat, yang tentunya di kasih tau oleh si Ghina.
"Haha iya, umi izinkan kok sebelum nak Gibran minta izin, soal nya Ghina sudah ngomong ke umi. Tapi harus hati-hati ya di jalan, hari Minggu banyak kendaraan lho." Peringat Afifah.
"Siap Umi!" Seru Gibran seraya hormat.
Afifah terkekeh kecil melihat Gibran, mata nya menatap Gibran dengan seksama "Nama nya sangat familiar bagi aku, Tapi siapa ya, apa aku pernah mendengar di suatu tempat? Tapi kan nama Gibran banyak," Batin Afifah
Gibran Dan Ghina sekarang sedang di perjalanan menuju Danau Situ Lembang, Dari tadi mereka berdua terjebak macet baru sekarang jalanan sudah mulai lancar.
"Gibran! Ghina haus," Adu Ghina, tiba tiba saja tenggorokan nya merasa kering setelah memakan permen.
"Iya, nanti kita berhenti dulu di warung itu." Jawab Gibran seraya menunjuk ke arah warung di pinggir jalan yang letak nya sudah tak jauh dari posisi mereka berdua.
"Okee!"
Gibran memberhentikan motor nya tepat di depan warung tersebut untuk membeli air minum buat dirinya dan juga buat Ghina.
Setelah membeli air minum, ia menghampiri Ghina yang sedang duduk di kursi warung seraya memperhatikan kendaraan-kendaraan yang lewat, seraya bersholawat.
"Nih," Ujar Gibran sambil menyerahkan satu botol air mineral buat Ghina "Haus banget ya?" Tanya Ghibran diiringi dengan kekehan
"He'em, Tadi di rumah Ghina gak minum dulu." Jawab Ghina sambil berusaha membuka segel botol tersebut. "Ish, segel nya susah di bukanya" Decak nya.
Gibran tertawa kecil mendengar perkataan Ghina barusan, Ia mengulurkan tangan nya pada Ghina "Sini, biar gue yang bukain."
Ghina menyerahkan botol air nya ke Gibran untuk di bukakan
"Makasihh," Ucap Ghina setelah Gibran selesai membuka botol air mineral nya.
"Sama-sama," Gibran melihat keringat di sekitar wajah Ghina, ia mencoba menahan tangan nya agar tidak menyentuh gadis itu. "Nasib-Nasib, Gini amat nasib Beda agama." Batin nya dengan lirih
Satu jam kemudian, mereka sudah tiba di tempat tujuan. Sekarang wisata danau itu di penuhi dengan para wisatawan dari berbagai daerah.
Sebelum duduk, Gibran memilih untuk membeli makanan yang ada di sekitar wisata danau itu. Agar saat menikmati udara segar bisa di temani dengan cemilan ringan.
"Kita duduk di situ yuk," Usul Gibran yang tangan nya sudah terdapat sebuah makanan.
"Ayok!" Seru Ghina
Mata Ghina tak sengaja melihat hiasan telinga Ghibran. "Tumben kamu pakai anting Gib," Ujar nya
Ghibran terkekeh sebentar "Itu anting dari Marcel, kemarin dia beli dua. Pas dia coba kayak aneh gitu kalo di pakai dua-duanya, jadinya Anting sebelah kanan dia beri ke gue." Jelas Gibran seraya menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
Ghina hanya mangut-mangut "Gib." Panggil Ghina tapi Mata nya hanya melihat danau
"Apa Hm?"
"Ghinaa...."
"Ada apa?" Tanya Gibran
"Ghina... Menyukai Gibran." Ujar nya dengan cepat lalu Ghina langsung memalingkan wajahnya nya
"Menyukai boleh, tapi jangan terlalu Berlebihan ya Cantik, apa lagi sampai mencintai,"
Ujar Gibran dan melanjutkan kalimat terakhir di dalam hatinya.
[BERSAMBUNG]
Follow Akun Intagram Author Yuk
@/ chaerniazzrhputriSpam Next Di Sini!!
See you guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
TERLAMBAT ||ON GOING
Genç Kurgu⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, KARENA BEBERAPA PART DI PRIVATE! ⚠️ 👀Janji Gak kepincut nih? Yakin? Update nya waktu target terpenuhi loh ~''~ Koridor sekolah menjadi saksi bisu awal pertemuan dua manusia yang berbeda keyakinan Seorang gadis memaka...