Penulis: Dian Putri K. tae_bu17
Happy reading. 💐
.
.
.Malam dengan jutaan bintang dan sinar rembulan menyambut Lea saat gadis itu keluar dan duduk di depan balkon kamarnya. Ia sedang mencari udara segar, tetapi hawa dingin membuatnya merapatkan jaket yang ia kenakan. Berkutat dengan tugas kuliah selama berjam-jam membuat Lea jenuh dan membutuhkan udara segar.
Tadi saat kuliah, dosen Lea memberi tugas yang tidak begitu banyak namun mampu membuat Lea pusing sampai rasanya ia ingin pingsan saja.
"Aku pusing sekali. Bagaimana bisa Pak Joshua membuat soal yang baru melihatnya saja rasanya aku ingin pingsan?" Lea bersandar di kursi yang dan memijat pelan pangkal hidungnya.
Sebuah notif pesan di ponselnya mengalihkan atensi Lea, pesan dari Rehan—kekasihnya.
Pak Rehan♡ :
Lea? Apa kau sudah tidur?Lea :
Belum, Pak. Apa ada yang bisa saya bantu?Pak Rehan♡ :
Hei, bisakah kau untuk tidak kaku padaku? Kita sudah menjadi sepasang kekasih, namun saat kau masih memanggilku dengan sebutan 'Bapak' rasanya seperti saat kita masih menjadi asisten dan bos.Lea :
Maafkan aku. Hanya terbiasa memanggil dengan sebutan 'Pak'.Pak Rehan♡ :
Panggil saja Rehan, jangan ada kata 'Bapak' lagi.Lea :
Baiklah, Rehan.Pak Rehan♡ :
Apa kau ada waktu malam ini? Aku ingin mengajakmu pergi jalan-jalan sebentar.Pesan yang Rehan kirim tak kunjung Lea balas. Lea masih tidak percaya akan hubungannya dan Rehan. Melihat pesan yang Rehan kirim sekali lagi membuat wajah Lea memerah. _Apakah ini yang disebut dengan kencan malam minggu?_ batin Lea dengan tangan menutup mulutnya tak percaya. Dengan tangan sedikit gemetar karena gugup, Lea membalas pesan terakhir yang Rehan kirim.
Lea :
Ya, aku mau.Pak Rehan♡ :
Oke. Aku akan menjemputmu.Lea :
Kau tak perlu repot-repot menjemputku, kita bertemu di taman bagaimana?Pak Rehan♡ :
Baiklah, aku tunggu kau di sana. Jangan lama-lama Lea, nanti aku semakin rindu padamu.Lea membaca pesan terakhir dari Rehan dengan jantungnya yang berdegup kencang, wajah Lea semakin memerah, malu dan senang itulah perasaan yang Lea alami saat ini.
Setelah menetralkan degup jantungnya, Lea menuju almarinya mengambil hoodie dan celana jins berwarna abu. Mengoleskan sedikit lip tint yang pernah Danare belikan untuknya. Lea turun ke bawah sambil menenteng sebuah flat shoes yang akan ia kenakan di kaki jenjangnya.
Lea tidak berpamitan pada Subbin, sejak ia pulang dari acara pernikahan Danare, Subbin seperti menghilang dan tak pernah menampakkan diri lagi. Jujur saja Lea bingung dengan sikap Subbin yang suka tiba-tiba menghilang dan akan menampakkan diri setelah lama menghilang.
Tak ingin mengambil pusing dengan Subbin, Lea berjalan keluar rumah. Setelah memastikan pintu ruang sudah terkunci Lea berjalan kaki menuju halte dekat rumahnya. Sepertinya bus terakhir sudah lewat setengah jam yang lalu, Lea memutuskan untuk memberhentikan taksi yang lewat di depannya.
"Ke mana, Dek?" tanya supir taksi ramah.
"Ke taman dekat sini, Pak."
***
Embusan angin dan warna-warni lampu menyambut Rehan saat laki-laki itu tiba di sebuah taman. Netranya menatap pasangan-pasangan kekasih yang tengah dimabuk indahnya mesra di malam minggu. Seulas senyuman tipis terpasang di wajahnya kala melihat seorang laki-laki tengah berlutut dan di tangannya sebuah kotak beludru terbuka, menampilkan cincin berwarna silver berada di dalam kotak beludru itu. Sang wanita menangis saat sang kekasih berlutut di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumus Rubik
FantasyAlgalea, gadis lugu yang begitu baik hati terhadap sekitar. Seorang anak penyihir yang memikul janji besar dari sang ayah. "Ayah titipkan semua ini padamu, Lea." *** "Mengapa aku terlalu bodoh?" -- Bagaimana gambaran janji yang disampaikan sang ayah...