Bab 24

4 1 0
                                    

Nama penulis: Dian Putri Khasanah tae_bu17

Happy reading. 💐
.
.
.

"Lea, kau baik-baik saja?" Rahardian benar-benar khawatir dengan kondisi Lea sekarang. Mata sembab dengan deru napas yang masih tersenggal-senggal membuat Rahardian kian khawatir. Kepergian Subbin memang menyelematkan mereka berdua, tetapi tidak dengan Lea. Gadis itu hancur untuk kesekian kalinya.

Kini keduanya tengah duduk bersembunyi di balik tembok yang gelap dan sepi. Mereka beristirahat sejenak setelah memutari istana Taxwiz, mencari di mana letak rubik itu disimpan.

"Aku ingin meminta maaf padamu dan Subbin. Setelah apa yang aku perbuat sebelumnya, mengambil rubik yang seharusnya tidak aku ambil. Kau juga pasti sudah tahu identitas asliku, Lea. Memang pada awalnya aku mendekatimu karena ingin mengambil rubik itu. Namun, Lea setelah aku mengenalmu, melewati hari-hariku bersamamu aku menyadari sesuatu bahwa aku mencintaimu. Jika ada orang yang mengatakan bahwa aku bodoh, aku tak akan menampik hal itu aku memang bodoh, karena telah memanfaatkan gadis baik dan tulus sepertimu." Rahardian mengambil napas panjang, sesak kini menjalar di dadanya. Menatap lagi mata sesejuk embun dan setenang danau itu kembali.

"Aku tahu ini pasti berat untukmu...," lirih Rahardian, "aku juga sedih melihat Subbin yang telah pergi. Sama sepertimu aku juga turut kehilangan. Aku telah berjanji pada Subbin akan membawa kembali rubik itu dan membawamu turun ke bumi dengan selamat. Jadi Lea, sebaiknya kita buat rencana untuk mengambil rubik itu, seperti janjiku pada Subbin."

Lea menatap balik mata Rahardian, tidak ada kebohongan di sana hanya ada ketulusan di balik mata indah itu.

"Jadi, benar apa yang Subbin katakan padaku saat kau datang ke rumah. Kau datang dengan niat jahat."

"Jika saja aku mendengarkan perkataan Subbin, mungkin kini ia masih di sini. Tetapi, aku malah mengabaikannya dan tetap bersamamu. Aku telah dibutakan rasa cintaku padamu. Kini nasi telah berubah menjadi bubur, apa yang terjadi tidak bisa diulang kembali termasuk kematian Subbin dan juga rasa penyesalanmu." Lea tersenyum tipis saat mengingat hari di mana Rahardian mengambil rubik yang telah Subbin jaga dengan segenap jiwanya.

"Aku akan menebus kesalahanku dengan mengambil rubik itu dan membawamu ke bumi. Jadi, ayo Lea kita membuat rencana baru," ucap Rahardian dengan serius. Lea mengangguk sebagai jawaban.
Rahardian yang melihat jawaban dari Lea tersenyum puas. Akan kupastikan rubik dan gadisku kembali dengan selamat, karena aku telah berjanji padamu, Subbin.

Rahardian mengucapkan sebuah mantra lalu muncul sebuah sinar berwarna merah menampilkan gambar seperti sebuah peta.

"Ini adalah peta istana Taxwiz. Ada banyak ruangan di sini dan ruangan terbanyak ada di ruang bawah tanah. Ada sekitar seribu ruangan termasuk ruang eksekusi, ruangan yang digunakan untuk mereka para pengkhianat kerajaan."

"Kita berada di sini." Tangan Rahardian terulur menunjuk sebuah ruangan. "Menurutku kemungkinan rubik itu berada di ruangan raja. Ada sebuah ruangan lagi di balik almari besar, di sanalah rubik itu tersimpan."

Lea mengamati setiap gerakan tangan Rahardian dengan serius.

"Dan mungkin saja ruangan itu terjaga dengan sihir kuat yang raja pasang sebagai pelindung. Akan sulit bagimu untuk masuk ke sana sendirian. Jadi, kita akan berjalan dengan posisi aku di depan sebagai pelindungmu dengan sihir yang aku kuasai."

Setelah hampir dua jam mereka berdiskusi akhirnya strategi berhasil di buat. Dengan malam nanti sebagai eksekusi rencana Rahardian dan Lea.

***
Malam ini semua tampak gelap. Tidak ada cahaya dari bulan ataupun bintang. Dan lagi bulan di sini berwarna merah darah, semakin membuat suasana malam mencekam.

Rumus RubikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang