Anna yang menyadari ke terdiaman sahabatnya itu dengan iseng mencubit pipi yang selalu membuatnya gemas itu membuat sang empu histeris menahan sakit
"Ahkk!, Anna lepasin anjiirr" teriak Canara yang tanpa sadar tangannya sudah mencekik Anna.
Larisa yang melihat nya melotot kan matanya, karena Larisa orangnya baik pintar menabung tidak kayak Canara jadi Larisa tolongin. Larisa mencubit perut kedua gadis itu membuat kedua gadis terpekik
""Ahkkk!!!"" Pekik mereka bersamaan sehingga Anna melepaskan cubitannya di pipi Canara dan Canara melepaskan cekikikan nya
Larisa melepaskan cubitan nya sambil tersenyum manis tanpa dosa. Mereka bahkan saat ini sudah menjadi pusat perhatian namun karena urat malu ketiganya sudah mereka kirim ke planet mars jadilah mereka bersikap serasa dunia milik bertiga
"Lo apa - apaan sih Sa? Gue lapor Abang gue mampus Lo" kesal Anna sedangkan Canara?
Gadis itu sudah pucat pasi, dirinya baru sadar kulit putih lembut ini gampang terluka bahkan sekarang tempat cubitan Larisa sudah dipenuhi darah segar miliknya.
Untung saja dirinya memakai almamater sekolah yang berhubung almamater sekolah ini berwarna hitam sehingga kedua sahabat itu tidak menyadari nya.
"Jangan ngadi - ngadi kamu Anna, kamu pikir aku gak tau kalau kamu itu anak tunggal." Ucap Larisa yang belum menyadari wajah pucat Canara
"Yee situ saha? Gue ini punya Abang yah asal Lo tau" begitupun dengan Anna yang belum menyadari wajah pucat Canara
"Wahai ananda tobat lah, aku sebagai sahabat tidak ingin ananda menjadi Maling Kundang kedua!" Seru Larisa sok dramatis.
Anna tidak mau kalah gadis itu sudah bersiap membalas perkataan Larisa namun sayangnya harus di jeda dulu karena iklan yang mana Canara tiba - tiba saja izin ke toilet dulu.
"Gue ke toilet dulu, panggilan alam saat ini sungguh kurang ngajar." Izin nya yang langsung di iyakan kedua sahabatnya itu tanpa curiga sama sekali.
Setelah iklan sejenak Anna segera saja membalas perkataan Larisa tanpa memikirkan sekitar nya.
***
Canara baru saja keluar dari toilet, gadis itu sudah membersihkan darah yang keluar terus - menerus itu yang membuatnya terus merintih kesakitan di dalam toilet tadi. Dan sekarang Canara sedang dalam perjalanan menuju kelasnya. XI IPA 1, itulah kelasnya.
Walaupun Canara itu antagonis dalam novel "Hello Protagonis" IQ yang dipunya gadis itu tidak bisa di anggap remeh, otaknya itu bahkan hampir menyamai otak seorang Albert Einstro magnetik eh ralat Albert Einstein maksudnya. Dan untung saja Quenby juga memiliki otak yang sama dengan Canara sehingga tidak ada yang menyadarinya.
Canara segera naik ke lantai tiga menggunakan tangga, sebenarnya gedung itu memiliki lift hanya saja lift itu diperkhusukan untuk anggota keluarga Baskaraja saja.
Canara sangat bersyukur karena tidak perlu takut telat masuk sebab BHS akan memulai pelajaran tepat pukul 08.00 pagi dan sekarang baru pukul 07.43 pagi sehingga Canara masih punya 17 menit dan itu sudah cukup baginya.
Dan saat ini Canara sudah berdiri di depan pintu kelas dan dengan semangat yang menggebu - gebu gadis itu membuka pintu papan berwarna hitam itu
"Pagi para penghuni kuburan!" Sapa nya sengaja mengeras kan suaranya biar para penghuni kuburan itu mendengarnya.
Hening...
Tidak ada yang menjawab sapaan Canara, pasalnya ini adalah pertama kalinya gadis yang dijuluki sombong angkuh dan maklam itu menyapa kesalnya. Oh ayolah, jangankan menyapa melihat teman sekelasnya saja gadis itu tidak pernah dan Canara memakluminya namun sebenarnya bukan itu yang membuat seisi kelas tiba - tiba menjadi sunyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Protagonis S1 (End)
FantasíaTransmigrasi Quenby aku ubah judulnya jadi Hello Protagonis Season 1 ____ Quenby Elvina, gadis yang entah bagaimana bisa masuk kedalam dunia novel 'Hello Protagonis'. Alih-alih panik gadis itu justru sangat bahagia namun kebahagiaan nya itu langsung...