Uang

455 174 174
                                    

Satu bulan kemudian.

Terkadang kita harus mendengarkan pendapat orang lain. Mungkin itulah pelajaran yang bisa aku ambil dari kejadian kemarin. Namun, kita tak harus selalu berpegangan pada pendapat orang lain ketika hendak mengambil keputusan. Dengarkan dan lakukan pendapat orang lain ketika menurut mu itu masuk akal dan tidak merugikan dirimu sendiri ataupun orang lain. Baik itu materi atau yang lainnya.

Kini, Ella sudah 3 hari tinggal bersamaku di Jakarta dan ia sudah lulus SD. Ia lulus dengan nilai terbaik se-provinsi. Aku menanyakan ingin apa untuk hadiah apresiasi prestasinya itu. Namun tak disangka ia tidak ingin apapun karena ia sudah punya ponsel Asus Rog Phone 5 yang diinginkannya. Jadi benar, selama ini ia boros dan nakal itu hanya untuk mencari perhatianku saja.

Tetapi, aku sendiri berinisiatif untuk membelikannya 7 lot saham dan menyimpannya di RDN. Nanti, ketika dia sudah lulus SMA akan aku berikan kepadanya dan aku tidak akan menanggung biaya hidupnya lagi karena dia sudah memiliki saham untuk pegangan hidupnya. Ya ... kecuali kalau ada kebutuhan yang tak terduga. Aku juga berjanji akan menambah 2 lot saham setiap semester jika ia juara kelas.

Jika kalian mengira aku ini adalah orang kaya, karena aku selalu membelikan hal-hal yang selalu di inginkan Ella kalian salah besar.

Gajiku di Rumah sakit tak sampai 10 juta perbulan. Aku hanya mengatur keuanganku dengan membaginya menjadi 50, 30 dan 20%. 50% untuk makan, kebutuhan rumah, SPP sekolah Ella, peganganku selama sebulan dan untuk membeli skincare. 30% untuk uang jajan Ella dan untuk hiburan serta hobiku. 20% untuk menabung, dana darurat, dan nvestasi. Untuk pajak dan krembelan-krembelan lainnya itu sudah di potong oleh pihak Rumah sakit jadi yang aku terima adalah penghasilan bersih.

Sedangkan untuk sewa apartemen dan cicilan mobil aku mengandalkan hasil investasi, tetapi jika kebetulan sedang loss aku menggunakan dulu dana darurat.

Apartemenku bukanlah apartemen yang mewah, hanya apartemen kecil yang terdiri dari kamar mandi dan 1 ruangan yang agak besar yang aku gunakan untuk tidur dan lain-lain. Aku sengaja memilih tinggal di apartemen karena aku ingin suasana yang tenang nyaman dan bersih. Tetapi kegunaannya sekarang lebih dari itu. Karena adikku suka bermain, berenang dan kegiatan lainnya di sekitar apartemen jadi aku bisa leluasa mengawasinya.

Berbicara tentang kaya, menurutku sebenarnya kaya itu relatif. Tergantung bagaimana kita mensyukurinya. Karena, ada orang yang selalu menjadi orang kaya walaupun hidup ini mengambil segalanya darinya. Ada juga, orang yang selalu menjadi orang miskin walaupun hidup ini memberi segala keinginan nafsunya.

Kaya atau miskin letaknya di hati kita. Jika hati kita kaya, maka ketenanganlah yang kita dapatkan. Sebaliknya, jika hati kita miskin maka resah dan gelisahlah yang akan kita rasakan.

Pesan dariku untuk kalian adalah, bersyukurlah dengan apa yang telah kalian miliki. Karena tempat tinggal sederhana yang kita tinggali adalah impian bagi mereka yang tak punya rumah, keluarga yang terkadang kita nilai menyebalkan adalah impian mereka yang tak memiliki keluarga.

Dan satu lagi, seberapa besar pun gaji kalian jangan lupa untuk menabung ya. Karena kita tidak tahu apa yang terjadi pada kita di masa yang akan datang. Menabung itu menurutku terbagi menjadi dua, yaitu tabungan duniawi dan akhirat.

Yang dimaksud dengan tabungan duniawi seperti, tabungan konvensional, tabungan investasi, tabungan giro dan lain-lain.

Yang dimaksud dengan tabungan akhirat adalah bersedekah guys. Biar harta kalian bisa dinikmati di dunia dan di akhirat. Serta biar berkah guys hihi.

Karena ketika rezeki kita berkah, rezeki itu akan dirasa cukup, meski jumlahnya sedikit.

******

Setelah mengantarkan Ella ke sekolah, aku berniat mengajak teman-temanku ke pusat perbelanjaan dan mengajak mereka untuk sekedar girls time. Karena rasanya aku sudah lama tak bersenda gurau dengan mereka.

******

"Eh, Sell lo gak salah beli snack sebanyak ini?" tanya Winter ketika melihat troli yang aku bawa sudah penuh dengan berbagai snack. Memang selain fotografi, aku juga sangat hobi sekali jajan tetapi aku selalu membatasi agar tidak lebih dari 10% gajiku.

"Nggak kan sekarang gue tinggal sama adek gue," jawabku sambil terus memasukkan berbagai snack  ke dalam troli.

"Hallah alasan aja lo, emang dasarnya aja lo itu suka jajankan," timpal Karina yang matanya sangat fokus memperhatikan label gizi sebuah snack. Aku hanya tertawa garing sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

Kami berbelanja selama kurang lebih 4 jam. Dan di antara mereka aku lah yang paling banyak berbelanja dengan 2 troli penuh snack dan satu keranjang berisi sayuran dan kebutuhan pokok yang lain.

"Eh, nanti kita makan siang yuk di Chiki Resto katanya di situ ada menu baru loh nanti gue traktir deh," ajakku kepada yang lain sambil memasukkan belanjaan ke dalam bagasi mobilku.

"Gasss," jawab Ningning sambil masuk mobil duluan.

"Gercep ya kalo soal gratisan mah," ucapku sambil masuk ke dalam mobil.

*****

Sesampainya di tempat tujuan, kami pun memesan makanan sesuai keinginan masing-masing.

Chiki resto adalah tempat yang sangat cocok untuk melepas penat menurutku. Karena tempatnya yang sangat-sangat tenang, walaupun pengunjungnya sangat ramai.

Ditambah lagi tanaman hijau asli bukan plastik, yang ada di luar maupun di dalam restoran yang berhasil membuat suasana hati menjadi tenang.

"Eh, Sell. Gue tuh curiga deh sama lo," sela Ningning tiba-tiba  sambil menunjukku dengan sendok.

"Iya gue juga nih," timpal karina. Hanya Winter yang tidak mencurigaiku karena dia sedang sibuk memotret makanannya untuk status media sosialnya.

"Curiga apaan?" tanyaku sambil mengerutkan keningku dan memasukkan kue stroberi ke dalam mulutku.

"Perasaan gaji kita tuh sama ya tapi lo kok kaya banyak banget ya duitnya," jelas Ningning sambil menatapku tajam.

"Iya perasaan beban kita sama deh. Sama-sama punya cicilan bahkan lo lebih banyak bebannya lo kan nanggung biaya adek lo." Winter tiba-tiba nimbrung dan menatapku tajam.

"Atau jangan-jangan lo open BO lagi," celetuk Karina dengan sangat polos.

"Astagfirullah ya gak lah," ucapku sambil menenggak milkshake stroberiku.

"Ya terus lo punya uang sebanyak itu darimana?" tanya Ningning.

"Duit gue gak banyak sama juga kaya kalian dan Alhamdulillah gue belum pernah dan jangan sampe lah open BO kaya gitu," ungkapku sambil nyomot lasagna milik Karina.

"Terus kok lo bisa sih punya uang sampe akhir bulan, bahkan sampe bisa minjemin ke orang," tanya Ningning semakin penasaran.

Aku pun menjelaskan bagaimana aku mengatur keuanganku.

"Ih, gila lo pintar banget ngatur duit Sell," puji Karina.

"Iya pantesan Beomgyu suka banget sama lo," timpal Winter.

"Emang tuh kadal Arab bener-bener suka sama gue ya?" tanyaku polos.

"Iya lah orang pas lo bilang aku aja dia senyum mulu dua  jam," ungkap Ningning.

"Kapan gue bilang aku ke dia?" tanyaku heran.

"Itu loh pas lo pamit ke Ciamis," sahut Karina yang kebetulan waktu itu ada di tempat kejadian perkara.

Life | Giselle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang