Rasa bersalah

271 100 133
                                    

"Emm ... itu kak ... tadi kan aku sebelum pulang jajan cilok dulu, itu loh yang sebelum belokan kak. Nah, si abangnya itu ngerokok jadi baunya nempel deh di aku," jawabnya ragu-ragu.

"Oh gitu, lain kali kalo ada yang ngerokok kamu menjauh ya. Kamu kan punya riwayat penyakit asma," ucapku sambil merabahkan kembali tubuhku di kasur.

Kring ... kring ...

Baru saja aku memejamkan mata, suara nyaring itu membangunkanku. Kalau saja tak ada anak kecil di rumah ini, sudah aku lempar benda pipih itu. Tidur saja susah!

"Halo!"

Tak sadar aku menyapa sekaligus membentak orang di seberang sana.

"Ih mimi kok galak?" tanya orang itu. Dari suaranya ini Beomgyu.

"Lagian lo ngapain sih telepon gue?"

"Ya kan gue kangen."

"Alay lo."

"Lo kenapa sih Sell?"

"Gara-gara cokelat dari lo nih."

"Lo makan semuanya?"

"Iya."

"Sendirian?"

"Iya lah kan kata lo jangan dibagi-bagi."

"Mimi penurut banget sih, makin saiyang deh pipi."

"Hmm."

"Terus yang ngurus adek ipar gue siapa?"

"Ya gak ada lah."

"Tuhkan ... kata gue juga apa ayo kita nikah. Jadi, kalo lagi kaya gini, Ella ada yang ngu--"

Aku segera mematikan sambungan teleponnya. Bukannya sombong, tapi aku sedang tak ingin banyak bicara sekarang.

********

Beomgyu POV

Senyumku merekah, ketika mendengar Giselle memakan cokelat dariku sampai habis. Dan menuruti perkataanku untuk tidak membaginya kepada siapapun, padahal aku hanya bercanda.

"Kalau Giselle sakit, siapa yang ngasih makan Ella dong?" batinku.

Mengingat hal itu aku mengambil kunci motor dan bergegas pergi ke tempat tinggal Giselle. Aku pergi bukan hanya teringat kepada Ella, tapi juga aku ingin memberikan obat kepada Giselle. Biar bagaimanapun juga ia sakit gigi gara-gara cokelat dariku.

15 menit kemudian.

Aku sudah menekan bell sebanyak 5 kali, tapi tak kunjung ada yang membukakan pintu. Aku menekannya lagi, dan akhirnya pintu itu terbuka, dan diikuti oleh bau minyak telon yang harum semerbak. Lalu, tampaklah anak perempuan menggunakan piyama berwarna biru, dan bergambar doraemon.

"Kakaknya mana dek?" tanyaku sambil mensejajarkan tinggi badanku dengannya.

"Ada lagi bobo mas," jawab Ella itu sambil tersenyum.

"Oh gitu, ini tolong kasihin ke kakak ya," aku memberikan obat sakit gigi untuk Giselle. Ella menerima obatnya.

"Adek mau jajan gak? Yuk jajan sama mas." Aku mengajak anak itu pergi bersamaku, ya ... sekedar untuk jajan. Sekalian pendekatan ye kan ... wkwkwk.

"Aku sih mau-mau aja mas, tapi gak tau Kak Icel bolehin atau nggak," ucapnya sambil sedikit mengerucutkan bibirnya.

"Oh yaudah ijin dulu gih. mas tunggu di sini."

"Mas gak masuk dulu gitu?" tanyanya.

"Nggak. Takut jadi fitnah dek." Anak itu mengangguk tanda mengerti. Lalu, masuk ke dalam tanpa menutup pintunya.

Life | Giselle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang