Welcome back all :3
• 🐌 slmt mmbca 🐌 •
___"Dari part ini kita ketahui bahwasanya ada laki-laki yang lebih memilih wanita baru yang lebih cantik daripada wanita lama yang sudah menemaninya dari Nol."
🍦🍦🍦
Bagaikan ikan asin yang terdampar dipinggir laut, begitulah sekarang nasib Nindya dan Raditya. Kedua benar-benar menyesal ikut ke Apartement Farhan jika ujung-ujungnya dijadikan babu. Coba saja jika mereka memilih pulang, mungkin saat ini Raditya tengah rebahan dan Nindya tengah memasak. Tapi apa yang terjadi saat ini diluar dugaan mereka.
Disini yang paling tersiksa adalah Raditya, cowok itu tengah membantu Farhan mengangkat beberapa barang yang cukup berat seperti lemari, meja dan sofa. Belum lagi tadi Raditya membantu Farhan menggeser kasurnya karena kamarnya akan dirombak agar lebih estetik.
Dan saat ini diatas karpet berbulu lah Raditya sekarang, dia benar-benar menyerupai ikan yang terdampar. Buktinya dia sampai terlentang dengan bibir terbuka tutup, persis seperti ikan.
Berbeda dengan Raditya Farhan hanya duduk dikarpet yang sama dengan raut wajah tenang. Farhan juga sama seperti Raditya, dia lelah tapi bedanya Farhan mampu mengontrol sedangkan Raditya tidak.
"Nih minum dulu," ujar Nindya sambil menepuk pipi Raditya karena cowok itu menutup matanya dengan nafas terengah-engah.
Raditya membuka matanya lalu memposisikan dirinya untuk duduk. Sama seperti Raditya, Farhan saat ini tengah meminum minuman pemberian Syifana.
"Demi apapun gue nyesel ikut lo ke sini, kutub!" Gerutu Raditya ketika sudah menghabiskan minumnya dengan sekali tenggak, maklum dia haus.
Farhan, Nindya dan Syifana menahan tawa mereka. Kena juga Raditya dikerjai, Nindya memang sama ikut terdampar juga di Apartement Farhan tapi bedanya, dia membantu Syifana menata barang sedangkan Raditya membantu Farhan mengangkat barang. Pasti melelahkan bagi Raditya, tapi perkerjaan Nindya tidak semelelahkan itu.
"Udah, tanpa disadari dapet pahala juga kan?" Ucap Nindya lalu tersenyum.
"Huft ... untung punya bini yang bisa nenangin." Celetuk Raditya lalu memeluk Nindya dengan gemas.
Syifana yang terlihat baper berbanding terbalik dengan Farhan yang bergidik ngeri. Menurutnya Raditya terlalu lebay.
"Utuk, utuk, gemesnya pasutri muda ini." Ujar Syifana lalu tertawa.
"Lulus SMA langsung nyusul ya, Na, Han," gurau Nindya lalu terkekeh.
"Kalo jodoh," jawab Syifana enteng. Tanpa sadar Farhan melotot tajam.
"Apaan kalau jodoh, gak, lo harus jadi jodoh gue." Ucap Farhan penuh penekanan, sifat posesifnya mulai keluar. Syifana dan Nindya hanya terkekeh, ternyata Farhan bisa bucin juga.
Raditya memutar bola matanya malas. "Gini ni kalau es balok dibiarin bucin," cibir Raditya yang mendapat pukulan kecil dari Nindya.
🍦🍦🍦
Selesai bersih-bersih, Raditya dan Farhan beristirahat sambil meminum kopi di balkon Apartement Farhan. Sedangkan Nindya dan Syifana sedang memasak di dapur untuk makan malam bersama nanti.
"Jadi, kenapa lo mutusin buat tinggal disini selamanya?" Tanya Raditya setelah menyeruput kopi miliknya.
Farhan menghembuskan nafasnya pelan, jujur saja dia malas menjelaskan permasalahannya yang membuat ia harus mengambil keputusan ini. Bukan hanya itu, dia juga malas mengingat betapa malangnya nasib dia sebagai seorang anak.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ex-Boyfriend is My Husband (END)
Romance|| SELESAI || "Gue lebih baik balikan sama mantan dari pada kenal sama orang baru dan harus ngulang semuanya dari awal, itu melelahkan." -Nindya. *** 'Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya' Semakin diamati, Nindya paham betul maksud...