27. Kebenaran

1.2K 72 0
                                    

• 🖇 slmt mmbca 🖇 •
___


🍦🍦🍦

Di depan rumah Raditya, terlihat Artika sedang menyirami bunga-bunga kesayangannya. Entah ada apa dengan Artika saat ini, ia sedang hoby mengoleksi berbagai jenis bunga-bunga. Bahkan sampai berjejer puluhan pot bunga di depan rumah. Dan itu semua, bunga kesayangan Artika. Bunga mahal lho itu. Camkan, mahal! Holang kaya mah sebab.

"Tika .. " Panggilan seseorang berhasil menghentikan kegiatan Artika yang sedang menyirami bunga. Saat matanya menatap ke orang yang memanggilnya tadi, ia benar-benar terkejut dibuatnya.

"Anitaaaa!!!" Pekik Artika yang terlihat terkejut kemudian memeluk wanita seumurannya yang tadi memanggilnya.

Anita membalas pelukan Artika, tiba-tiba raut wajahnya menjadi sedih dan tanpa aba-aba ia langsung menangis.

Artika yang mendengar isakan tangis dari Anita, langsung melepas pelukannya. "Lho, kok kamu menangis?" Tanya Artika sambil memegang bahu Anita yang bergetar.

Anita tak bergeming, ia malah terus menangis sambil menunduk. "Kita ke dalam saja ya, yuk Nita .. " Artika menuntun Anita untuk masuk kedalam rumah nya.

**

Saat ini, tepat diruang tamu kediaman Mahendra, Anita dan Artika duduk di sofa. Anita masih sama seperti tadi, ia menangis. Jujur, Artika dibuat bingung akan hal ini, sebenernya ada apa dengan -sahabat- lamanya ini?

"Nita sudah jangan menangis, apakah ada yang ingin kamu ceritakan padaku? Sudah lama sekali kamu tidak main ke rumahku. Bisa dibilang sudah hampir 17 tahun lamanya." Ucap Artika yang merasakan kerinduan kepada sahabat semasa SMA-nya itu.

"Bii!!" Panggil Artika pada salah satu asisten rumah tangganya yang kebetulan sedang mebersihkan foto-foto yang terkena debu.

"Ada apa, nyonya?" Jawab Bi Amih sambil menunduk sopan.

"Nita kamu mau minum apa?" Tanya Artika pada Anita.

"Apa saja, Tika." Jawab Anita seadanya. Artika hanya mengangguk.

"Bi, buatkan minum untuk sahabat saya ya, secepatnya jika bisa. Apa saja ya bi, air putih atau teh hangat juga gak masalah." Ujar Artika yang membuat bi Amih mengangguk paham.

"Baik nyonya, saya permisi kebelakang dulu." pamit bi Amih.

Setelah kepergian bi Amih, Anita akhirnya mau membuka suara untuk bercerita.

"Maafkan aku, Tika." Ucap Anita yang membuat Artika mengerutkan keningnya.

"Apa maksudmu, Nita? Aku tidak mengerti .. " Tanya Artika yang memang tak mengerti maksud dari ucapan Anita.

Anita tak menjawab, ia malah menundukkan kepalanya, jujur ia bingung harus bagaimana saat ini. Apakah ia harus jujur saja?

Tak lama bi Amih datang dengan membawakan teh hangat di tangannya. "Ini nyonya." Katanya sambil menyimpan teh hangat itu diatas meja.

"Makasih bi, bibi boleh lanjutin kerjaan bibi." Ucap Artika yang hanya di angguki kepala oleh bi Amih, setelahnya bi Amih pergi untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Di minum dulu ya, Nit. Tenangkan dulu hatimu, baru kamu cerita." Ujar Artika sambil memberikan segelas teh hangat yang dibawakan oleh asisten rumah tangganya tadi. Anita mengangguk, kemudian ia meminum segelas teh hangat itu.

Setelah selesai meminum setengah gelas teh hangat itu, Anita meletakkan gelas kembali keatas meja.

Anita menggenggam erat tangan Artika. "Sebelumnya aku mau minta maaf sama kamu, Tik." Ucap Anita sambil memandang Artika lekat dengan tatapan sayunya.

My Ex-Boyfriend is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang