15. New Student

699 66 0
                                    

• 🧚‍♂️ slmt mmbca 🧚‍♂️ •

___

🍦🍦🍦

Bertemu lagi dengan hari terhoror bagi para Siswa dan siswi, yaitu hari Senin.

Sudah beberapa hari ini Raditya menginap di apartemen Farhan dan tidak pulang kerumah orang tuanya -ralat- orang tua angkatnya.

Dalam benak Raditya ada keinginan untuk menemui Mama nya yang selama ini selalu menguasai pikirannya. Mama nya itu selalu menelponnya setiap saat, bukannya Raditya tidak mau mengangkat telepon dari Mama nya itu. Tapi, dia tidak sanggup jika harus berbicara dengan Mama yang dulu ia anggap Mama kandungnya ternyata hanya sekedar Mama angkatnya.

"Udah siap aja bro," Sapa Raditya sambil menepuk pundak Farhan lalu duduk disampingnya, sosok Farhan yang sudah siap dengan seragam sekolah yang melekat pada dirinya. Farhan Fauzan Akbar, Pria dingin dengan postur tubuh yang gagah bak model pria papan atas, tatapan matanya yang dingin dengan kumis tipis yang dimilikinya, jambul rambutnya yang tersisir rapi. Coba fikir... perempuan mana yang tidak menyukainya?

Farhan mengangkat sudut bibirnya, tersenyum kecil, "gue bukan lo yang kalo bangun susah, alias kebo." Sindir Farhan dengan seringaian dibibirnya.

Raditya mendengus kasar, dia lupa sedang menghadapi siapa saat ini. Kalo ngomong irit giliran ngomong bikin sakit. Yaya... dia menyadari dirinya yang memang pelor alias nempel molor, tumor alias tukang molor.

Setelah ucapan Farhan tadi tidak ada lagi yang membuka suara. Raditya dan Farhan sudah siap, karena tidak ingin telat ke sekolah akhirnya mereka memutuskan untuk berangkat sekarang menggunakan motor mereka masing-masing. Biasanya beberapa hari kebelakang mereka ke sekolah menggunakan mobil Farhan tapi karena hari ini adalah hari Senin, mau tidak mau mereka harus menggunakan motor mereka masing-masing. Kalau pakai mobil takut kena macet.

Dua motor sport berwarna merah sedang membelah jalanan pagi yang sudah dipenuhi pengendara-pengendara yang mungkin juga ada yang beberapa tertuju kesekolah, atau bahkan ada yang menuju ketempat kerja masing-masing. Tidak lepas dari hanya kendaraan pribadi, angkutan umum pun menambah keramaian jalan dipagi ini.

🍦🍦🍦

15 menit lamanya Raditya dan Farhan akhirnya sampai juga disekolah mereka. Keduanya mengarahkan motor mereka kearah parkiran yang terkhusus untuk motor.

"Han..." Panggil Raditya pada Farhan sambil melepaskan helmnya.

"Hm?"

"Gue boleh pinjem hp lo?"

"Nih,"

Farhan paham betul apa yang akan dilakukan Raditya pada handphonenya. Dia tidak merasa keberatan jika untuk meminjamkan handphonenya, toh Raditya sahabatnya, kenapa juga tidak boleh kan?

Dengan senyum yang mengembang Raditya senantiasa menerima handphone Farhan, dan tak menunggu lama Raditya menekan nomor yang memang sudah ada di handphone Farhan lalu menelponnya.

Seketika senyum Raditya menghilang. Sebentar, seperti ada yang tidak beres.

"Pulsa lo aman kan, Han?" Celetuk Raditya yang takluput memandang benda pipih milik Farhan itu.

"Why?"

"Ko operatornya bilang pulsa anda tidak cukup? Waahhhh kebangetan lo. Pantes aja hp nya langsung lo kasih tanpa banyak bacot, taunya gada pulsanya!" Gerutu Raditya yang langsung menatap Farhan tajam.

My Ex-Boyfriend is My Husband (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang