Selamat membaca.......Typo bertebaran.............
.
.
.
Di ruang kesehatan, terlihat tiga orang tengah berada dalam satu lingkup, mereka adalah Minjeong yang terbaring di bangsal uks dengan kaki kanan tidak memakai sepatu karena pergelangan kakinya sedikit bengkak tadi oleh dokter yang bertugas disini telah diberikan salep pereda nyeri, di samping kiri Minjeong ada Ryujin yang tengah mengelus-ngelus pelan puncak kepala sahabatnya, lalu di sebelah kanan ada Jeno yang masih setia menemani Minjeong disini.
" oppa gomawo " ucap Minjeong mengucapkan rasa terimakasih yang kesekian kalinya pada pria itu, "terimakasih juga karena telah membawa Minjeong kemari oppa" sekarang giliran Ryujin yang mengucapkan terimakasih pada Jeno, Jeno hanya menjawabnya dengan senyuman.
" Jeno oppa tidak ada kelas...? bukan kah ini sudah masuk jam pelajaran terakhir " ujar Ryujin pada Jeno yang masih mematung dipinggir bangsal yang Minjeong tempati.
" aaahh ya, kalau begitu oppa pergi ke kelas dulu "
" iya oppa pergilah "
" Minjeong lebih baik kamu istirahat saja disini kaki mu masih bengkak "
" iya oppa, Minjeong akan beristirahat disini "
" kalau begitu oppa pergi, jaga Minjeong baik-baik " tunjuk Jeno pada Ryujin, gadis berambut pendek itu hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban, pada akhirnya Jeno pun pergi dari ruangan kesehatan menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.
Sekarang hanya tinggal mereka berdua yang ada dalam ruang kesehatan.
" Minjeong-ah ..?" panggil Ryujin pada Minjeong yang masih membaringkan tubuhnya di bangsal putih itu, "hmm ada apa " jawab Minjeong mengalihkan pandangannya menatap Ryujin sahabatnya.
" aku boleh bertanya...." ucap Ryujin kemudian, " tanyakan lah " jawab Minjeong mempersilakan Ryujin untuk bertanya pada dirinya.
" sebelum itu bisa tolong bantu aku duduk..?" Pinta Minjeong pada sahabatnya untuk membantu dirinya duduk di atas kasur.
" tentu saja, kemarilah pegang tangan ku" dengan senang hati Ryujin membantu Minjeong memposisikan tubuhnya menjadi duduk bersandar pada penyangga kasur dengan kedua kaki yang lurus.
" jadi apa yang ingin kau tanyakan..??"ucap Minjeong pada Ryujin yang sudah kembali duduk di kursi.
" aku melihat Karina unnie di kantin tadi, tapi ia hanya diam saja tidak menolong mu, apakah Karina unnie masih marah padamu...??" Minjeong yang mendengar perkataan Ryujin pun hanya bisa menarik nafasnya lalu menghembuskannya secara perlahan.
" aku tidak tahu dimana letak kesalahan ku, sudah satu tahun terakhir Karina unnie bersikap seperti itu" ucap Minjeong menundukan kepalanya bersedih atas perubahan sikap saudaranya itu, sebagai sahabat yang baik Ryujin menepuk-nepuk pelan bahu Minjeong yang sudah bergetar menahan tangis.
" maaf jika aku membuatmu menangis, sepertinya aku salah menanyakan ini"ucap Ryujin merasa menyesal setelah bertanya mengenai Karina.
" tidak apa, kau tidak salah Ryujin-ah" ujar Minjeong yang sekarang sudah mendongakan lagi kepalanya menatap wajah menyesal Ryujin.
" kau harus bersabar, mungkin Karina unnie masih belum bisa memaafkan mu, selama Karina unnie menjauh darimu aku akan selalu ada untukmu, kau tidak perlu sungkan padaku arra.."ucap Ryujin memberikan kesabaran untuk Minjeong, walaupun ia tidak tahu permasalahnya seperti apa, tiba-tiba saja sikap Karina berubah pada Minjeong sahabatnya.