Selamat membaca...
Typo bertebaran ....
.
.
.
.
Apa yang akan kalian rasakan jika seseorang yang dulu selalu ada untuk kalian tiba-tiba saja berhenti untuk peduli dengan alasan yang tidak jelas, apalagi jika orang tersebut adalah saudara kita sendiri, sakit hati sudah pasti akan di rasakan setiap harinya, semua itu terjadi pada seorang gadis bernama Kim Minjeong, dan inilah kisahnya.
" jeongmal mianhae aku terlambat " seorang yeoja berambut coklat tengah membungkuk kan tubuhnya guna meminta maaf pada anggota keluarganya yang sudah duduk manis berkumpul di meja makan.
" gwecahana, kau tidak perlu meminta maaf Minjeong-ah duduk lah " ujar pria paruh baya yang berperan sebagai kepala keluarga di rumah ini.
" nde appa " gadis bernama Minjeong itu pun menganggukan kepalanya lalu menggeser satu kursi untuk ia duduki, sekarang Minjeong sudah duduk tepat disamping saudaranya yang tidak menghiraukan kehadirannya gadis itu lebih memilih fokus memakan sarapan paginya daripada menyapa adiknya.
" ini makanlah, eomma sudah menyiapkannya untuk mu " ujar seorang wanita dari arah depan, ya dia adalah ibu dari Kim Minjeong, Minjeong tersenyum pada sang eomma sambil berkata...
" gomawo eomma "
" nde, makanlah nak..... " ujar wanita paruh baya itu menjawabnya dengan senyuman yang tidak pernah lepas dari wajah cantiknya.
Suasana sarapan pagi pun begitu hening, tidak ada yang memulai obrolan sepertinya mereka terlalu menikmati makananya masing-masing. Sampai pada akhirnya gadis yang duduk di sebelah Minjeong pun menyimpan sendok dan garpu lalu sedikit mendorong piringnya kemudian meminum segelas air putih baru setelah itu ia pun berucap.....
" aku pamit pergi sekarang " ujarnya kemudian berdiri dari tempat duduknya mengambil ransel putihnya yang ia gantungkan di kursi, namun suara lembut eomma Kim menghentikan langkahnya.
" Karina tunggu lah adikmu sebentar lagi " ujar sang ibu menyuruh agar putri sulungnya itu menunggu Minjeong yang masih menghabiskan sarapan paginya.
" Karina harus pergi sekarang, ada tugas yang harus Karina kerjakan " jawab gadis tinggi bernama Karina tanpa melihat kearah ibundanya.
" ini pertama masuk tahun ajaran baru Karina, jangan memberi alasan agar kau tidak pergi bersama dengan adikmu " yang berujar sekarang adalah pria yang mempunyai tanggung jawab besar atas keluarga ini.
" Minjeong sudah besar, dia bisa berangkat sendiri "
" Karinaaa...!"
" Appa, sudahlah Karina unnie benar, aku sudah besar Minjeong bisa berangkat naik bus nanti " ucap Minjeong menjadi penengah di antara ayah dan saudarinya.
" keputusan Appa sudah bulat, Karina duduk lah kembali, tunggu adikmu "
" aniyo " jawab Karina dengan datar tanpa ekpresi sedikitpun.
" Appa bilang duduk Karina.....!"
" yeobo, tenang lah " ujar nyonya Kim mengusap lembut punggung tangan suaminya, di pagi hari ini ia tidak ingin ada keributan.
" baiklah, cepat habiskan makanan mu"ujar Karina dengan nada bicara yang sangat dingin, kemudian ia pun kembali meraih kursi kosong lalu mendudukinya, menunggu adiknya yang tengah menghabiskan sarapan paginya.