1-Kembali

6.3K 636 33
                                    

Hari ini adalah hari yang baru bagi seorang gadis kecil ini. Dia menatap lesu ke arah jendela bernuansa kuno, tapi megah itu.

"Kenapa harus kembali kemari?" ucap frustasinya.

"Maksud Nona?" tanya seorang pelayan berpakaian khusus.

"Tidak apa-apa. Kalian bisa tinggalkan aku sendiri?" para pelayan itu mengangguk dan keluar dari kamarnya.

Alice Liana A Sacheverell seorang putri tunggal dari pasangan Duke di kerajaan Chayton ini. Namun, kediaman Alice berada cukup jauh dari kerajaan Cahyton. Karena Dia ke Chayton mengelola wilayah yang dekat dengan perbatasan. Alice menatap kedua tangannya yang mengecil?

Tiba-tiba saja Alice kembali ke beberapa tahun sebelum kejadian bodoh yang dia lalukan sendiri. Tepatnya 5 tahun sebelum kejadian dan saat ini umurnya masih 12 tahun. "Pokoknya aku akan merubah alurnya!!"

"Sayang!!" ucap seseorang dari belakang tubuh Alice.

"Ibu!!" seru Alice.

"Hai sayang," balas Ducches Riana A Sacheverell. Ibu dari Alice dan pasangan dari Duke Nalendra A Sacheverell yang sangat disegani karena keanggunannya.

"Bagaimana kelasmu hari ini?"

"Membosankan Ibu .... Ibu apa aku boleh ikut latihan memanah?" sang Ducches menatap Alice terkejut.

Sifat Alice selama ini manja, lembut, dan yang paling terpenting ia tak ingin melakukan hal yang berhubungan dengan aktivitas berat.

Sebaliknya ia sangat menyukai acara minum teh, pesta, musik klasik, dansa seperti kebanyakan putri lainnya. Namun, sekarang tiba-tiba saja ia meminta latihan memanah jelas membuat Riana terkejut.

"Boleh Ibu?"

"Nanti kita tanyakan pada Ayah, ya?" Alice mengangguk semangat.

Riana yang melihatnya pun terkekeh kecil. "Honey?" ucap seorang pria di depan pintu.

"Sebentar, Alice Ayahmu membutuhkan Ibu. Sampai jumpa lagi!!"

"Sampai jumpa, Ibu!!"

"Honey dari mana saja?" tanya manja Nalendra.

Inilah sifat yang hanya ditunjukkan pada istrinya. "Hanya melihat keadaan Alice, bukankah beberapa minggu ini kita sibuk sehingga tidak bisa melihatnya?"

Nalendra menyetujuinya. Ia bahkan sangat lelah, badannya sakit karena terlalu lama duduk. Berkas yang terus-menerus menumpuk setiap harinya membuatnya tidak bisa berkumpul dengan putri kesayangannya.

"Kita sudah ditunggu di ruang rapat," celetuk Nalendra dan menarik lembut tangan istrinya.

"Honey, bagaimana sebagai gantinya besok kita jalan keluar bersama Alice?"

"Ide yang bagus. Ah ... iya, tadi putri kita mengatakan bahwa ia ingin mengikuti latihan memanah." Gerakan Nalendra terhenti ketika mendengar ucapan istrinya.

"Kita bicarakan nanti," ucap Nalendra seraya memasuki ruang rapat.

Sang Ducches menghela napas berat, dari gerak-geriknya ia sudah menebak bahwa suaminya tak setuju. Namun, ia akan membujuknya lagi nanti.

Di sisi lain Alice sedang membujuk pelayan agar membolehkannya keluar rumah. Bukan hanya di taman, melainkan ke kota.

"Ayolah, hanya sebentar. Lagi pula Ayah tak akan tahu," ucap Alice yang masih berusaha, ia tahu bahwa pelayan ini takut jika Nalendra mengetahuinya. Apalagi Nalendra adalah tipe Ayah yang posesif pada dirinya.

"Baiklah, hanya sebentar ya Nona?"

Mereka berdua keluar dengan diam-diam, jika keluar melalui gerbang dapat dipastikan Nalendra akan mengetahuinya.

"Nona ingin ke mana?" tanyanya setelah berada cukup jauh dari rumah.

"Ke pasar, ada yang ingin aku beli."

Tibalah mereka di pasar yang besar, tapi tertata. Ini kali pertama Alice pergi kemari, karena dulu ia sangat tak suka dengan yang namanya tempat kotor seperti ini.

Jika pun ada kebutuhan ia memilih pergi ke toko yang memang melayani bangsawan sepertinya. "Nona muda, ingin memesan yang mana?"

Mata Alice berbinar ketika melihat sebuah makanan yang keliatannya lezat. "Saya pesan yang ini 20 tusuk!!"

Makanan berbentuk bulat yang ditusuk pada sebuah kayu kecil memanjang. "Nona muda, anda tidak boleh membeli makanan di sini!!" peringat Pelayan sekaligus Ibu asuhnya sedari bayi itu pada majikannya. Jika Nalendra tahu habislah dia.

"Tenang saja Arna, Ayah tak akan tahu jika kau diam," ucapnya santai dan masih memakan makanan itu.

"Berapa?"

"40 tembaga, Nona," jawab pedagang itu.

"Arna!!" Arna mengambil 1 perak dan memberikannya pada pedagang itu.

"In-"

"Tidak perlu, kami permisi!!" Alice menarik Arna dan pergi ke sebuah toko peralatan senjata.

"Untuk apa kita kemari, Nona?"

"Selamat datang, Nona. Anda membutuhkan apa?"

"Saya butuh alat panah," jawab Alice dan mengabaikan pertanyaan Arna.

"Silahkan dipilih Nona muda," ucapnya sembari menunjukkan tempatnya.

Mata Alice menelisik puluhan panahan di depannya. Hingga matanya menatap sebuah panahan berwarna putih dengan ukiran mawar.

Sangat cantik menurut Alice. Ia mengambilnya dan membawanya untuk membayarnya. "Berapa?"

"1 emas kecil dan 10 perak, Nona." Alice cukup terkejut dengan harganya yang cukup mahal untuk senjata. Padahal yang ia tahu hanya sampai ratusan perak saja.

Arna pun segera membayarnya dan mereka keluar dari toko itu. Mereka berjalan untuk kembali ke rumah. Sepertinya keduanya sudah cukup lama keluar.

Sistem mata uang di sini menggunakan koin yang terbuat dari emas, perak, dan tembaga. Nilai yang paling besar adalah emas besar, lalu emas kecil, perak, dan yang terakhir adalah tembaga.

Keluarga Alice termasuk bangsawan kelas atas, apalagi Ayahnya masih termasuk keturunan dari keluarga kerajaan. Hanya saja Nalendra tidak ingin terlihat dalam setiap masalah keluarga kerajaan. Bisa dibilang Nalendra lebih sering netral daripada pro pada pihak kaisar.

Duke Nalendra A Sacheverell merupakan pemimpin yang baik di kota ini. Pribadinya yang tegas membuat banyak yang mengaguminya. Termasuk Alice putrinya sendiri.

Saat akan masuk ke dalam kamar, sebuah mata menatap Alice tajam. "Ayah?"










30 September 2022

Hai semua baik yang udah nunggu dan baru baca.

Maafin baru nengok lagi story ini🙏
Sebenernya setelah idenya mentok hpku rusak total😭

Dan baru kebeli sekarang setelah kuliah. Jadi waktunya dibagi lagi deh. Nggak pas banget ya😭

Dan yang bikin nyesek adalah semua nama karakter baik story yang udah publish dan belum semua ke hapus karena aku simpen di HP yang rusak itu😭

Nyesek banget😭

Makanya sorry banget🙏

Sebelum dilanjut aku mau revisi kalimat yg typo sama kurang nyambung, karena selama nggak nulis aku baca manhwa✌, otomatis semua ide kingdom udah ada di kepala😊

Segitu aja thanks yang udah baca and mampir😘


























Bab pertama dari Tak seperti Juilet😀

Semoga suka ya☺

Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

👇👇👇👇👇👇👇

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang