Seakan sudah terbiasa melewatinya dengan mudahnya Alice dapat turun dari lantai atas itu hanya dengan seutas tali saja. Arna hanya melihat dengan tercengang, saat kaki Alice sudah menapak rumput taman. Ia pun bergegas menuju jalan tersembunyi yang hanya diketahui olehnya, satu-satunya jalan yang menjadi penyelamat dikala sedang dalam kondisi darurat.
Namun, setelah berhasil keluar Alice justru berjalan ke sebuah gang gelap dan sepi dimana banyak sekali gelandangan yang tertidur di sana. Bukan berarti membuat Alice tidak nyaman justru ia bersikap acuh tak acuh dengan keadaan sekitar dan berhenti pada satu-satunya pintu yang memiliki cahaya kecil di depannya. Ia pun mengetuk pintu 3 kali dan seseorang membuka celah kecil hanya akan menampakkan matanya saja.
"Siapa?"
"Burung Merpati yang siap untuk terbang."
Ucapan itu seakan kunci ynng membuat pintunya terbuka dan perlahan kaki Alice berjalan masuk ke sebuah tempat yang terlihat tidak cocok untuk dirinya.
Ruangan yang terlihat sempit di luar ternyata hanya sebuah ilusi mata untuk menipu banyak mata, nyatanya sesampainya di dalam sebuah ruangan yang cukup luas disusun dengan begitu rapi. Alice pun berjalan ke arah seorang laki-laki yang mengenakan pakaian rapi ysng seakan sudah menunggu kehadirannya. Namun, ia tidak langsung mengatakan yang ingin disampaikan, tetapi ia justru mengatakan sesuatu yang mirip dengan yang ia sampaikan saat di depan pintu masuk hanya saja memiliki kalimat yang berbeda.
"Burung Merpati pembawa pesan datang."
Laki-laki yang mendengar hal tersebut pun terkejut, karena hanya segelintir orang yang mengetahui kode lanjutan dari Guild mereka ini. Banyak orang yang sudah menggunakan Guild informasi ini, namun hanya sebatas informasi yang berada di permukaan saja, tidak banyak yang mengetahui bahwa Guild ini juga menerima klien yang ingin mengetahui sesuatu hingga ke dasarnya.
"Silahkan ikuti saya!"
Keduanya pun menaiki sebuah tangga yang akan muncul ketika sebuah tombol ditekan dan berjalan ke sebuah ruangan yang berada di lantai atas itu. Laki-laki itu pun mempersilahkan untuk Alice masuk dan menutup kembali pintu dan membiarkan mereka di dalam.
Seseorang dengan tudung hingga menutupi seluruh wajahnya duduk di sebuah kursi dengan meja di depannya dan berpose yang menambah kesan misterius. Namun, hal itu tidak membuat Alice menciut begitu saja karena ia memiliki sebuah informasi untuk membayar informasi yang ia inginkan.
"Tidak biasanya seorang gadis kecil datang dengan beraninya ke tempat seperti ini, apakah kamu tidak tersesat anak manis?" ucapnya yang heran melihat bawahannya memperbolehkan seorang anak kecil untuk masuk ke dalam Guild bahkan asuk ke ruangannya.
"Jika saya tersesat saya tidak akan sampai ke ruangan ini bukan? Lagipula saya memiliki sebuah informasi yang sangat ingin kau ketaui itu."
"Informasi?"
Memangnya apa yang bisa diketahui oleh anak sekecil ini, batinnya.
"Iya, informasi mengenai seseorang yang sangat mirip denganmu, Master Dave," ucap Alice dengan nada datar.
Seorang yanga dipanggil Master Dave oleh Alice terkejut, bagaimana mungkin seorang anak kecil mengentahui sebutan dirinya yang berada di dunia bawah ini. "Bagaimana kau? Dimana kau mengetahui bahwa aku mencari keluargaku?" ucapnya secara sarkas.
"Itu tidak penting, saya bahkan mengetahui jenis kelamin dari keluargamu itu bukan hanya itu saya mengetahui lokasi dimana ia tinggal saat ini. Tidakkah kau penasaran dengan hal itu?"
Entah terpancing atau tidak secara tiba-tiba Master Dave berdiri dan mempersilahkan Alice untuk duduk di sofa yang berada di ruangan itu, lalu meminta bawahannya untuk menyiapkan secangkir the untuk menemani obrolan mereka. Dengan senang hati Alice duduk di sofa dan tetap memperhatikan ekspresi wajahnya.
"Jadi, apa yang kau inginkan?"
"Semua informasi mengenai Putra Mahkota Kekaisaran Ackerley serta semua informasi yang sudah dan sedang terjadi di kerajaan ini terutama mengenai keluarga kerajaan."
"Baiklah, sedalam apa informasi yang ingin kau ketahui?"
"Hingga ke dasarnya, bahkan sampai sebuah kerikil yang tenggelam di dalamnya," ucap Alice dengan tegas. Ia perlu mengetahui apa yang sudah terjadi saat ini karena tidak mungkin ia mengingat semua informasi yang telah lama terjadi kecuali kejadian-kejadian besar.
"Baiklah, kami akan memproses keinginanmu selama satu minggu dan kami akan mengirimkan merpati untuk memberikan informasinya. Jadi informasi apa yang ketahui mengenai saudariku?"
"ahh ... baiklah, ia saat ini berada di wilayah kekuasan Count Graham tepatnya menjadi seorang ksatria, sepertinya pada saat ini ia masih magang nantinya ia akan resmi menjadi seorang ksatria dan dipanggil Dame Ellen Worth, bukankah begitu Marquess Orion Dax Ainsworth?"
Mendengar nama itu disebut membuat Master Dave terkejut, tidak meyangka bahwa nama aslinya akan disebut oleh seorang gadis kecil yang bahkan belum memulai debut sosialnya. Kepribadian seorang Marquess Ainsworth dan dirinya sebagai Master Dave itu berbanding terbalik sehingga tidak akan ada yang mengetahui identitasnya hingga saat ini.
"Bagaimana kau mengetahui hal tersebut?"
"Kau tidak perlu tahu yang saya inginkan adalah kita dapat bekerja sama untuk ke depannya dan semua rahasia identitasmu akan aman, bagaimana?"
"Memangnya apa yang bisa kudapatkan selain rahasiaku yang aman?"
Jelas sebagai Master dari Guild ini ia tida ingin rugi hanya karena seorang gadis kecil mengetahui identitas aslinya. Karena mau bagaimana pun dalam jangka waktu yang jauh ia memang akan membocorkan identitasnya saat adiknya sudah ketemu.
"Kau akan mengetahui sebuah kejadian besar yang akan terjadi di Kerajaan bahkan sebelum kejadian itu terjadi."
Wajah tidak percaya muncul tanpa bisa dikontrol, siapa yang akan mempercayai ucapan gadis yang bahkan bisa saja hanya sebuah pemanis untuk membuat kesepakatan mereka terjadi. "Jika kau tidak percaya 2 minggu lagi akan terjadi sebuah perampokan di toko berlian paling terkenal di kota ini, kau bisa memutuskan setelah hal itu terjadi saya akan menunggu dengan senang hati. Mungkin untuk hari ini cukup, saya akan menunggu kabar dari Master Dave. Sampai jumpa 2 minggu lagi!"
Alice berjalan keluar ruangan dan turun ke lobi Guild, ia pun meundukkan kepala kepada pria yang ia jumpai dan berjalan keluar. Bukannya menuju ke rumah, Alice justru berjalan menuju pasar untuk pergi ke sebuah toko.
Toko demi toko ia masuki untuk mencari barang yang ia inginkan hanya saja ia masih belum menemukan barang yang cocok untuk sebuah hadiah. Ya, Alice ingin mengirimkan sebuah hadiah untuk Putra Mahkota Darren. Ia ingin menunjukkan bahwa dirinya lebih berpihak pada siapa, karena ia tidak ingin lagi terlibat dengan Putra Mahkota Lyman.
Tanpa disadari ia memasuki toko sapu tangan dan melihat sebuah sapu tangan yang cocok untuk Putra Mahkota Darren. Alice tinggal menambahkan nama yang akan ia jahit sendiri, apalagi menjahit adalah keahlian yang dulu ia banggakan sebagai seorang Lady.
"Aku akan membeli ini!" ucap Alice pada penjual. Setelah mendapatkan apa yang dirinya inginkan Alice bergegas kembali.
Jangan lupa vote N Komen dan baca Story Arissa yang lain
👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Seperti Juliet
Historical FictionJika kisah Romeo dan Juliet berakhir tragis dengan meninggal bersama karena cinta sejati. Berbeda denganku yang harus lenyap karena cinta buta. Terlalu buta akan cinta hingga bunuh diri pun kulakukan. Sampai ternyata aku membuka mataku kembali dan b...