Seorang perempuan dengan pakaian pudar, tapi masih terlihat rapi itu masuk ke sebuah kamar yang besar. Ia berjalan menuju ranjang yang terdapat seorang gadis kecil masih berada dalam mimpinya.
"Nona! Nona anda harus bangun sekarang!"
Namun, respon yang diberikan membuat perempuan tadi berdecak kesal. "Nona, semua orang sudah menunggu!" ucap sedikit lebih keras.
Akhirnya mata kecil itu terbuka walau ia yakin masih setengah sadar. "Ada apa memangnya, pagi-pagi begini sudah membangunkanku, Arna?" tanyanya dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Apakah anda belum tahu, hari ini pangeran mahkota dari kerajaan akan tiba. Jadi, anda harus segera bersiap Nona Alice!"
"Baik-baik. Sebentar ... siapa tadi yang akan datang?" ucap Alice setelah sepenuhnya sadar.
"Pangeran Lyman Qays Chayton, putra mahkota kerajaan Chayton, Nona!" mata Alice seketika membulat dengan tubuh yang ikut menegang.
"Nona, anda baik-baik saja?" ucap Arna sedikit panik melihat Alice yang terdiam mematung.
"Nona! NONA!" jerit Arna tertahan melihat Nona-nya menutup mata.
Arna segera berlari ke depan pintu. "Penjaga cepat panggil tabib dan kamu tolong ambilnya air hangat segera!!"
Saat akan masuk ia melihat seorang Dayang lewat. "Kamu, bisa panggilkan Tuan Duke sekarang, Nona Alice sakit!" ucapnya panik membuat Dayang itu pun panik dan segera berlari menunu ruangan Duke.
Arna segera kembali masuk dibarengi Tabib yang datang. "Cepat periksa Nona saya!"
Tak berselang lama Nalendra beserta Darren datang dengan wajah khawatir. "Bagaimana ini bisa terjadi?" tanya Nalendra pada Arna.
"Saya tidak tahu pasti Tuan, tapi saat saya menyebutkan sebuah nama tiba-tiba saja Nona diam sampai akhirnya tidak sadarkan diri," jawab Arna takut-takut.
"Nama?"
"Benar Tuan, saya mengatakan bahwa Yang mulia Pangeran Lyman akan datang hari ini dan setelahnya Nona Alice tidak sadarkan diri."
Raut terkejut serta bingung tercetak jelas di wajah mereka. Begitu banyak pertanyaan yang hingga dalam kepala mereka.
"Apa sebelumya Nona Alice mengenal Pangeran Lyman?" celetuk Darren membuat Arna menggeleng kecil.
"Saya rasa tidak, Yang mulia. Hari ini adalah pertemuan pertama mereka, bahkan setelah ulang tahun yang ke-12 sikap dari Nona Alice berubah. Ia menjadi tidak senang mengunjungi temannya. Nona Alice sekarang justru senang berlajat di kamar atai berjalan-jalan ke pasar," jelas Arna yang disetujui oleh Nalendra.
"Jika memang ini pertemuan pertama mereka, apa yang membuat Nona Alice begitu terkejut?"
"Bagaimana kondisinya?" tanya Nalendra ketika Tabib selesai memeriksa membuat pertanyaan Darren terhenti.
"Nona baik-baik saja Tuan, hanya perlu istirahat dan selalu kontrol kondisinya agar kejadian ini tidak terulang kembali," ucap sang Tabib.
"Apa benar putriku hanya terkejut?"
"Benar Tuan, saya akan memberikan beberapa obat herbal untuk menambah imun Nona Alice," jawab Tabib sebelum pamit mengundurkan diri.
"Arna buatkan Alice makanan!" titah Nalendra.
Saat akan keluar seorang dayang masuk membawakan segelas air hangat. "Kenapa lama sekali?" protes Arna pada Dayang itu. Memang posisi Arna sebagai Dayang pribadi lebih tinggi dari pada Dayang yang membersihkan kediaman ini.
"Maaf, tadi ada sedikit masalah!"
Arna pun kembali masuk dengan membawakan air hangat. "Tuan, ini air hangat."
"Cepat sekali," gumam Nalendra.
"Bukan saya yang mengambilkannya, tado ada Dayang yang mengantarkannya," jawan Arna yang mendengarnya sebelum kembali pamit keluar untuk membuatkan Alice makanan.
Nalendra berjalan mendekat ke arah Alice dan duduk di sebelahnya dengan memegang tangan mungil putrinya. Hingga matanya tanpa sadar melihat segelas air yang dibawakan tadi.
Entah kenapa ia merasa tidak beres dengan segelas air itu. "Yang mulia, anda ahli dalam mengenal racun?" celetuk Nalendra.
"Benar Duke, ada apa?" jawab Darren.
"Bisakah anda melihat air ini," ucap Nalendra dan menyerahkan gelas pada Darren.
Lalu, sosok Rania masuk ke dalam kamar Alice. "Kenapa bau ini ada di sini?" ucap dengan nada rendah.
Darren yang mendengarnya segera melihat gelas yang berada di tangannya. Tanpa di duga Darren mendekat ke arah jendela dan melempar begitu saja gelas ke luar.
"Apa benar-"
"Benar, di dalam gelas itu terdapat racun yanh cukup mematikan untuk seusia Nona Alice," sahut Darren.
Riana mendekat dan melihat asap kecil yang berasal dari gelas yang dilempar oleh Darren. "Siapa yang mengantarnya?"
"Kata Arna salah seorang Dayang, nanti akan saya tanyakan padanya."
Suasana hening sejenak memikirkan keadaan yang terjadi jika racun itu tidak disadari dengan cepat. Entah kondisi apa yang akan menimpa mereka di saat keluarga kerajaan akan berkunjung.
"Lalu, kenapa Alice bisa tidak sadarkan diri?" tanya Riana memecahkan keheningan.
"Saya belum mengetahui pasti, tapi Tabib berkata bahwa Alice terkejut," jawab Nalendra.
"Terkejut dengan apa?"
"Mendengar nama Pangeran Lyman," celetuk Darren membuat Riana terdiam seketika. Hingga ketukan terdengar dari luar kamar.
"Masuk!" seru Nalendra.
"Ada apa?"
"Maaf Tuan, saya ingin memberitahukan bahwa Yang mulia Pangeran Lyman telah tiba!"
Akhirnya up juga😭
Gila banget tugasnya makin banyak dan nggak nanggung nanggung🙂
Apalagi sekarang udah kelas 12, maklum ya kalau up lama🙏
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.
Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?" tertarik😉? bisa pesan dengan :
Form pemesanan
•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :Kirim ke no +62 857-3351-8064
Yuk buruan diorder!!😇
ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉
Judul : JENDELA KAMAR
Tertarik? pesan dengan
Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇
Format pemesanan:
Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283
Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Tak Seperti Juliet
Historical FictionJika kisah Romeo dan Juliet berakhir tragis dengan meninggal bersama karena cinta sejati. Berbeda denganku yang harus lenyap karena cinta buta. Terlalu buta akan cinta hingga bunuh diri pun kulakukan. Sampai ternyata aku membuka mataku kembali dan b...