2-hukuman dari Ayah

4.7K 495 18
                                    

Keringat dingin terus keluar dari kedua telapak tangan Alice. Ia duduk dengan gelisah di depan Nalendra yang menatapnya tajam.

Arna pun sedari tadi menunduk takut. Badan sudah gemetar ketakutan, berdiri di belakang Nona mudanya. Dalam hati ia terus berdoa agar ia dan nona mudanya tidak mendapat hukuman berat.

"Jadi, apa yang ingin kamu jelaskan, sayang?" ucap Nalendra penuh penekanan. Di sampingnya Riana yang mengelus lengan suaminya agar tetap tenang.

"M-maaf Ayah. Alice tahu kalau Alice melanggar ucapan Ayah, tetapi Alice pergi ke sana memiliki sebuah alasan," sahut Alice dengan lirih.

"Alasan?" tanya Nalendra dengan alis terangkat sebelah. Alice mengangguk sebagai respon.

Perlahan dia mengeluarkan alasan yang sedari tadi ia sembunyikan di belakang. Benar saja mata Nalendra membelalak ketika mengetahui alasan yang dimaksud putrinya.

"Alice!!" tekannya.

"Honey!!" peringat Riana pada Nalendra agar menahan emosinya.

Nalendra membuang napas kasar. "Ayah belum mengijinkan kamu memanah dan kamu sudah membeli alatnya?"

"Ma-maaf, tapi aku serius mengatakan bahwa aku ingin latihan memanah, Ayah," ucap Alice dengan nada meyakinkan.

Sejenak Nalendra tertegun melihat keteguhan putrinya untuk pertama kalinya. Namun, latihan memanah bukanlah hal yang dipandang baik oleh keluarga bangsawan.

Setidaknya jika tak ada yang tahu tidak apa-apa kan? Nalendra tak tega mematahkan semangat putrinya yang sepertinya sudah menggebu-gebu.

"Baiklah, tapi rahasiakan ini. Kamu tahu kan?"

"Seorang putri bangsawan akan dipandang hina jika berperilaku seperti pria," lanjut Alice.  Ia pun mengangguk semangat.

"Terima kasih, Ayah!!" Alice menyerbu Ayahnya dan memeluknya erat.

Sungguh ia tidak akan menyia-nyiakan kebaikan Ayahnya saat dulu dan dalam kehidupan ini, ia akan menikmatinya. Ia yakin bisa merubah alurnya dan tak akan berakhir bodoh.

Alice yakin itu!!

"Tapi, Alice ada satu permintaan!" cicit Alice.

"Katakan saja, sayang," ucap lembut Riana sembari membetulkan anak rambut putrinya.

"Aku mau Ayah yang melatih!!"

Nalendra dan Riana saling berpandangan seolah sedang mengobrol. "Baiklah, tetapi jika dengan Ayah kamu tidak akan bisa berlatih setiap hari."

"Tidak apa-apa, asalkan sudah mendapat teknik dasar, Alice dapat berlatih sendiri," sahut cepat Alice.

Hal itu menimbulkan pertanyaan di benak Riana dan Nalendra. Pasalnya selain manja Alice adalah tipe anak yang membenci kesunyian.

Namun, justru ia mengatakan ingin berlatih sendiri? walau begitu mereka berusaha mengenyahkan berbagai spekulasi yang bermunculan.

"Sekarang kita makan, kamu belum makan kan?" Alice menggeleng.

Tiba-tiba saja Nalendra mengangkat Alice ke dalam gendongannya dan menaruh satu tangannya di pinggang istrinya. Seolah ingin menunjukkan keromantisan mereka.

Setibanya di sana seorang pengawal masuk ingin menyampaikan sesuatu pada Nalendra. Namun, Alice menunjukkan gelagat aneh. Sikapnya menjadi gelisah sejak pengawal itu masuk dan itu ditangkap dalam penglihatan Riana.

"Mohon maaf Duke, Putra mahkota dari kekaisaran Ackerley akan tiba di Duchy pada besok pagi," ucapnya.

"Baik, kau boleh keluar!" Dia menunduk hormat sebelum keluar.

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang