12-Tanda tanya

1.2K 137 0
                                    

Suasana di dalam kamar Alice menjadi sedikit tegang setelah mendengar sebuah nama.

"Baik, kamu keluar!" pengawal tadi pun keluar dari ruangan.

"Honey, aku dan Yang mulia Pangeran Darren yang akan menemui Yang mulia Pangeran Lyman. Kamu di sini menemani Alice!"

Riana hanya menganggukkan kepala, menuruti titah suaminya. Setelah keduanya keluar Riana memilih duduk di sebelah putrinya dan memegang telapak tangan kanan Alice.

Kesunyian terasa di dalan kamar Alice, apalagi sang pemilik kamar yang belum sadarkan diri. "Kamu kenapa seperti ini, Sayang," ucap Riana seraya menatap sendu putri satu-satunya.

Saat ia menerima kabar bahwa Alice jatuh sakit, ia sangat terkejut dan hampir jatuh lemas, jika saja dayang pribadinya tak memegangi tubuhnya.

Riana terkejut, karena Alice termasuk orang yang jarang jatuh sakit. Jadi, saat Alice drop tentu saja Riana terkejut.

Namun, ada satu yang mengganjal pikirannya. Siapa orang yang berani menaruh racun di minuman Putrinya?

Apa dia memiliki dendam kepada keluarganya?

Lalu, menempatkan orang sebagai penyusup di kediamannya untuk mencelakakan Alice. Namun, siapa orangnya?

Keluarga tidak hanya memiliki satu atau dua orang musuh, tapi kebanyakan dari mereka bertarung secara adil dengan berperang. Bukan dengan cara licik seperti ini.

Sementara itu, Nalendra dan Darren berjalan dengan sedikit tergesa ke pintu utama. Benar saja sesampainya di sana sudah ramai yang menyambut ke datangan Lyman.

"Yang mulai pangeran Lyman, selamat datang di kediaman saya," ucap Nalendra memberikan penghormatan.

"Terima kasih, Duke."

"Pangeran Lyman, perkenalkan saya Pangeran Darren dari kekaisaran Ackerley."

"Senang bertemu dengan anda Yang mulia!" ucap Lyman pada Darren. Mau bagaimana pun status Darren lebih tinggi dari pada Lyman.

"Mari, Yang mulia kita berbicara di ruangan yang lebih tertutup." 

Ketiganya berjalan beriringan menuju ruangan pribadi Nalendra, agar tidak ada yang mendengar percakapan mereka. Apalagi percakapan mereka cukup sensitif kali ini.

Jika ada pihak yang tidak bertanggung jawab mendengarnya. Bisa-bisa dimanfaat untuk keuntungan pribadi saja.

"Bagaimana perencanaan ini. Saya dan Yang mulia Pangeran Darren telah menyusun rencananya, jika saja anda tidak setuju saya akan merubahnya kembali," ucap Nalendra sembari menunjukkan lembaran berkas yang sudah ia disiapkan bersama Darren.

"Memang tidak salah Raja menyerahkan pekerjaan ini pada anda Duke Nalendra. Tidak perlu diubah, saya suka dengan perencanaan anda dan Yang mulia Pangeran Darren."

"Terima kasih Pangeran Lyman," sahut Darren mengucapkan terima kasih.

"Mungkin sampai di sini dulu pembicaraannya. Lebih baik Yang mulia Pangeran Lyman beristirahat dulu," ucap halus Nalendra.

"Benar, apalagi anda baru saja sampai," ucap Darren menyetujui perkataan Nalendra.

Padahal mereka berdua sudah tidak sabar untuk melihat kondisi Alice. Rasa khawatir terus menerus melingkupi diri mereka.

Sedari tadi, mereka menahan untuk tidak berlari menuju kamar Alice dan meninggalkan Lyman begitu saja yang notabenya Pangeran kerajaan.

"Baiklah, saya permisi dulu."

"Yang mulia, saat keluar dari ruangan ini nanti akan ada yang mengantar Yang mulia menuju kamar anda," sahut Nalendra.

Setelah memastikan Lyman keluar Darren dan Nalendra pun berjalan menuju kamar Alice. Ternyata saat sampai Alice belum sadarkan dirinya.

"Honey, bagaimana ini Alice belum sadar," ucap khawatir Riana saat melihat suaminya datang.

"Maaf Ducches bagaimana saya menyalurkan mana saya pada Nona Alice?" ucap Darren mengusulkan.

"Silahkan Yang mulia, jika anda tidak keberatan," sahut Riana cepat. Ia pun menyingkir dari sisi Alice untuk memberikan Darren ruang.

Tak berapa lama cahaya berwarna biru cerah muncul dan menyelimuti tubuh Alice. Cukup lama Darren menyalurkan mana-nya pada Alice hingga kondisi Alice membaik.

Perlahan kedua kelopak mata Alice membuka. Nalendra, Riana dan Darren yang melihatnya pun tersenyum sumringah.

"Sayang," panggil Riana seraya berjalan menuju sisi lain tempat tidur.

"Ibu," jawab lirih Alice.

"Gimana perasaanya?"

"Terima kasih Yang mulia Pangeran," ucap Nalendra. Jika saja Darren tidak menyalurkan mana-nya mungkin Alice belum sadar.

Memang untuk menyalurkan mana seperti itu hanya penyihir tingkat tinggi dan juga anggota kerajaan yanh bisa melakukannya dengan baik. Untuk bangsawan memang tidak mustahil, tapi butuh kosentrasi penuh untuk melakukannya.

Jika gagal taruhannya adalah nyawanya sendiri. Karena bila tidak dapat mengontrolnya, tubuh akan kehilangan mana dan membuat nyawa terancam.

"Sama-sama Duke."

"Permisi, saya ingin mengantarkan makanan untuk Nona Alice."

"Lama sekali, Arna?" tanya Nalendra.

"Aku yang meminta, karena tadi Alice belum siuman. Jadi, aku meminta Arna menaruhnya terlebih dulu sebelum memanaskannya kembalu," jawab Riana.

"Ayo sayang, kamu makan dulu," titah Riana. Terlebih dulu Riana membantu Alice gara terduduk, sebelum menyuapkan makanannya.

"Saya permi-"

"Tunggu!"

"Maaf, ada apa Duke?" tanyanya saat Nalendra memberhentikannya.

"Nanti malam, kamu bawa Dayang yang membawakan minuman tadi." Tanpa banyak berkata Arna mengangguk dan izin undur diri.

"Baik Duke."

"Ayo sayang lagi!" lagi-lagi Alice menggeleng pelan. Sungguh perutnya sudah tak mampu menampung makanan. Apalagi rasa mual yang terus ada ketika makanan masuk ke dalam mulutnya.

Jika begini Alice merasa lemah sekali. Hanya karena Lyman datang ke kediamannya saja sudah membuatnya tak sadarkan diri. Bagaimana jika mereka bertemu?

Apalagi jika kunjungan seperti tidak hanya satu hingga dua hari saja. Bisa sampai satu hingga dua minggu ke depan. Entah bagaimana nantinya Alice menghadapinya.

Namun, yang pasti Alice hanya bisa berharap ia dapat mengontrol diri ketika sedang bersama Nalendra, Riana, dan Darren. Jika, sampai ada yang curiga, ia tak tahu harus memberikan alasan apa pada mereka bertiga.

"Alice!"

"Ya, Yang mulia," jawab lemah Alice saat Darren bertanya.

"Apa kamu pernah bertemu dengan Pangeran Lyman dan mendapat perlakuan buru?"






























Update😥
Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.


Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇




ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang