3-Pangeran Putra Mahkota

4.2K 479 3
                                    

Saat ini Alice berdiri tepat di depan pintu utama mansionnya. Ia sedang menyambut Pangeran Mahkota Darren Van Ackerley. Seorang pangeran yang terkenal tegas dan dingin jika berada di luar.

Putra mahkota selalu memenangkan peperangan yang ia ikuti. Tidak pernah sekalipun Darren membiarkan musuhnya melihat celah dalam dirinya.

Hal ini menjadi pesona tersendiri dari seorang Darren. Belum lagi statusnya yang menjabat sebagai putra mahkota membuatnya semakin terkenal di kalangan bangsawan kelas manapun.

"PUTRA MAHKOTA DARREN VAN ACKERLEY TELAH TIBA!!"

Semua yang menyambut pun sedikit menundukkan kepala sebagai penghomatan sebelum kembali ke posisi awal.

"Permisi Yang mulia, perkenalkan saya Alice Liana A Sacheverell, putri dari Duke Nalendra A Sacheverell  yang akan menemani Yang mulia selama berada di sini," ucap Alice dengan formal, tapi tetap terdapat nada khasnya.

Darren hanya mengangguk dan mengikuti langkah Alice. Umur mereka terpaut 5 tahun. Karena sebuah penobatan putra mahkota diberikan saat usia pangeran berusia 17 tahun.

"Permisi!!"

"Silahkan masuk!!"

"Duke, Putra mahkota Darren sudah tiba!"

Setelah itu Alice pamit keluar, tidak ingin mengganggu. Walau sebenarnya ia memiliki alasan lain.

Alice dengan cepat berjalan menuju kamarnya. "Sampaikan pada yang lain, aku tidak ingin diganggu!!" ucap Alice pada Arna dan menyuruhnya untuk tidak masuk ke dalam kamarnya.

Setelah mengunci pintu kamar tubuh Alice bergetar hebat. Keringat dingin keluar dari dahi dan telapak tangannya.

Alice mencoba mengendalikan diri dan duduk di tepi kasurnya. Ia mencoba bernapas dengan teratur. Pening kepala mulai menyerang dirinya, badannya menjadi lemas seketika.

Merasa sudah tidak mampu, Alice menidurkan dirinya dan menghadap ke atap. Tubuhnya sudah tidak bergetar, hanya masih keluar keringat dingin dengan badan lemas.

Pusing pun masih menderanya. Ia masih terus mencoba bernapas dengan perlahan. "Kamu hebat Alice, mampu bertahan tanpa menunjukkan sikap aneh."

"Namun, aku tidak yakin untuk ke depannya. Lalu, Kenapa Ayah memberikan hukuman ini untukku?" runtuk Alice pada Nalendra.

Memang Nalendra tidak tahu-menahu tentang keadaanya. Karena memang ia menyembunyikannya dari keluarganya. Jika Nalendra tahu entah apa yang akan terjadi.

Apalagi sudah menjadi kewajiban seorang putri untuk memiliki ketertarikan atau memiliki hubungan dengan lawan jenis sesama bangsawan. Karena kalangan bangsawan akan memiliki calon tunangan saat berusia 14 tahun.

Tepat satu tahun sebelum mereka memulai masuk akademi. Setelah usia mereka 16 tahun akan diumumkan dan diresmikannya acara tunangan.

Jika begini caranya bagaimana Alice akan mendapat pasangan. "Aish ... kenapa nasibku seperti ini!!"

"Nona!! maafkan saya. Saya ingin menyampaikan pesan dari Ducches untuk segera ke ruang makan!!"

Perlahan Alice mencoba bangkit. Semua sudah tampak normal, kecuali wajahnya yang masih pucat dengan rasa pusing yang masih terasa.

"Yang penting sudah lebih baik."

Alice berusaha berjalan senormal mungkin. Hingga dia sampai di ruang makan.

"Alice kenapa kamu meninggalkan Yang mulia sendiri?"

"Maaf Duke, kepala saya sedikit pusing," alibi Alice yang tak sepenuhnya salah.

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang