4-Latihan pertama

3.5K 394 1
                                    

Hari ini merupakan Latihan pertama Alice. Walau di kediamannya sedang ada tamu. Namun, karena Alice bersikeras ingin latihan membuat Nalendra tidak tega menolaknya.

"Ayah aku ingin latihan besok!!" celetuk Alice mengeluarkan keinginannya.

"Alice saat ini masih ada Yang mulia, tidak mungkin kamu memulai latihan."

"Ayah, aku mohon sebentar saja ya. Aku sudah tidak sabar!" Nalendra menatap Alice yang sedang memohon dengan raut imut.

Nalendra menahan gemas sendiri. Sebenarnya ia ingin menolaknya. Apalagi di kediamannya sedang ada tamu. Namun, melihat ekspresi putrinya membuatnya tak tega menolak.

"Baiklah, besok sebelum rapat dengan Yang mulia Ayah memiliki waktu selama 2 jam. Namun, kita hanya bisa melakukannya 1 jam pertama, tidak papa kan?" Alice mengangguk semangat.

Akhirnya untuk berjaga-jaga dia pun memilih tempat latihan pribadinya. Di sana tidak bisa sembarang orang diperbolehkan masuk dan Nalendra merasa itu adalah tempat yang cocok.

Ke mana Darren? dia masih berada di sini, tepatnya berada di ruang rapat. Ia sedang ada pertemuan penting dan meminta Nalendra untuk meminjamkan ruangannya.

"Ayah!!" seru Alice ketika melihat Ayahnya yang berjalan ke suatu ruangan.

"Alice kemari!!"  Alice bergegas menyusul Ayahnya.

"Kamu ingat-ingat jalan ke ruangan ini dan Ayah mohon pastikan tidak ada yang mengikuti."

Mereka memasuki ruangan. Menurut Alice ruangan jika dari depan terlihat biasa saja. Namun, ketika sudah masuk interior mewah mulai terlihat.

Ruangan yang sangat nyaman. Itulah kata yang tepat untuk tempat ini, menurut Alice. "Kamu duduk di sini, Ayah ingin ganti baju sebentar!"

Tak berapa lama Nalendra siap dengan pakaiannya. Ia juga membawa sebuah pakaian berwarna silver. "Sekarang kamu ganti bajunya!!"

Arna pun segera mengikuti langkah Alice dan membantunya berganti. Mereka keluar dan melihat Nalendra yang sudah siap pada posisinya.

"Kemari Alice!" Alice berjalan sembari mengambil alat panahnya.

"Alice langkah awal kamu harus berdiri dengan tegak!!" Alice mengikuti instruksi Nalendra.

Hingga akhirnya Alice melepaskan anak panah. Percobaan pertama Alice nyaris berhasil. Ia berdecak kesal, tapi ia terus mencobanya.

Akhirnya anak panah Alice tepat sasaran. Ia berteriak senang. "Ayah, aku bisa!!" seru Alice dan berhambur pelukan pada Nalendra.

****

Darren baru saja selesai sarapan. Ia berniat ingin mencari Alice dan mengajaknya berkeliling. Namun, sepertinya ia harus menundanya.

Tiba-tiba saja seorang pengawal menyampaikan ada rapat yang tidak bisa ditunda. Bahkan ia rela kemari demi bertemu dengannya.

Akhirnya Darren meminta izin pada Nalendra untuk meminjamkan ruang rapatnya. Walau dia mengikutinya dengan setengah hati.

"Selamat pagi Tuan Count!!"

"Pagi Yang mulia, maaf menganggu waktu anda."

"Tidak apa-apa, jadi ada kepentingan apa anda mencari saya hingga kemari?"

Setelah rapat selesai Darren memilih untuk duduk di taman sebentar sebelum menunggu pertemuannya dengan Nalendra 2 jam lagi.

"Tolong sediakan teh!!"

"Baik Yang mulia."

Darren menikmati suasana indah ini dengan secangkir teh. Merasa sudah bosan ia pun berkeliling mansion megah itu.

"Apakah kau melihat Nona Alice?" tanya Darren pada salah satu dayang yang lewat.

"Maaf Yang mulia, sedari pagi saya belum melihat, Nona." Dia pun pamit dan undur diri.

Darren kembali berjalan hingga tak sadar sekelilingnya menjadi sepi. Dekorasi yang mewah dan unik membuat Darren berdecak kagum.

Padahal istana kekaisaran jauh lebih megah dan indah. Namun, bagi Darren setiap rumah memiliki ciri khasnya sendiri.

Samar-samar Darren seperti mendengar sebuah luncuran anak panah. Kemudian, ia melihat sebuah ruangan yang dijaga di depan pintu.

Darren memutuskan mengintip pada sebuah celah. Ia dapat melihat Alice dan Nalendra. "Dia berlatih memanah?"

Darren menatap kagum Alice yang berani melanggar sebuah aturan kebangsawanan. Darren tak menyangka saat Alice seperti itu jauh lebih cantik.

Sepertinya Darren memikirkan sesuatu yang menarik. Darren yakin setelah kejadian ini kehidupannya akan banyak berubah.

Namun, ia tidak khawatir justru akan menantikannya. "Kehidupan baru seorang Darren akan dimulai," gumam Darren yang masih serius mengintip Alice.

Dia pun berjalan ke arah pintu dan meminta penjaga untuk membukakanya. Awalnya penjaga menolak hingha Darren mengancamnya.

"Maaf Yang mulia."

Nalendra dan Alice yang mendengar itu sontak menatap ke arah pintu masuk. "Yang mulia!!" ucap keduanya kompak.






















Maaf pendek, sampe sini aja inpirasi dalam bab ini😶

Tunggu di bab selanjutnya🤗

Jangan lupa Vote N Komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇



ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇👇👇👇👇👇

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang