20-Tak sengaja bertemu

1K 112 5
                                    

Tubuh Alice kaku seketika saat melihat sesosok pria di depannya. Seorang pria yang akan menjadi raja di masa depan. Ya, Putra mahkota Lyman Qays Chayton.

"Bagaimana Yang mulia bisa berada di sini?"

Sebuah pertanyaan terlontar dari mulutnya. Alice berusaha untuk membuka topik untuk menutupi rasa takut dan gelisahnya.

"Saya tidak sengaja melewati tempat ini saat sedang pemeriksaan rutin bagi para pedagang tadi," jawab Lyman.

"Pemeriksaan? tapi, arah pasar bahkan berlawan dari tempat ini. Bagaimana anda bisa mengatakan tidak sengaja lewat?" timpal balik Alice.

Wajah Lyman pun sedikit terkejut ketika Alice melontarkan kata tak terduga.

Tidak mungkin aku mengatakan sengaja mengikutinya kan? ucap batin Lyman dengan gelisah.

Benar sebenarnya saat Lyman sedang mengecek keadaan pasar ia melihat sesosok perempuan dengan tubuh mirip dengan Alice.

Tanpa sadar Lyman mengikutinya hingga sampai ke tempat indah ini. Lyman tidak menyangka akan bertemu tempat senyaman dan seindah ini di dalam kota.

Memang benar Kerajaan Chayton itu bersih, hanya saja melihat pemandangan hijau seperti ini sangat jarang ditemukan.

Paling hanya sebuah taman yang lumayan besar dengan dipenuhi bunga dengan beberapa pohon saja. Memang memanjakkan mata, tapi tidak sampai membuatnya terpesona.

"Yang mulia?" panggil Alice untuk menyadarkan Lyman.

"Lalu, sedang apa Nona Alice berada di sini sendirian?" timpal balik Lyman mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Saya hanya mencari udara segar saja," alibi Alice dengan memalingkan kepalanya.

"Tanpa pengawal atau pun pelayan yang menemani?"

Pertanyaan yang terlontar dari Lyman membuat Alice terdiam seketika. "Apa Nona pergi diam-diam dari kediaman atau mungkin diusir?"

"Tidak mungkin!" jawab Alice tanpa alasan yang justru membuat Lyman yakin dengan dugaannya.

Lagi-lagi hanya kebungkaman yang Lyman dapat, membuatnya menyimpulkan bahwa perkataanya tepat sasaran.

"Saya hanya keluar sebentar. Iya seperti itu," ucap Alice cepat.

"Apakah saya boleh bergabung?" tawar Lyman dengan mata menatap Alice dengan intens

"A-apa?" ucap Alice dengan terbata.

Alice bingung harus menanggapinya seperti apa. Karena kejadian ini tidak pernah terjadi di kehidupan pertamanya dulu.

Mungkin benar, karena dulu dirinya hanya seorang gadis penurut yang keras kepala saja dan sekarang Alice merasa sangat bodoh mengingat sikapnya dulu.

"A-"

"NONA!"

Suara teriakkan itu membuat Alice dan Lyman mengalihkan pandangan.

"No-nona huh ... ka-kami huh ... sudah mencari huh ... anda ke mana-mana," ucap seorang pria berbaju besi dengan terengah-engah.

"Anda diminta Tuan Duke untuk pulang. Yang mulia!" ucapnya terkejut ketika melihat Putra mahkota berada di sini.

"Bagai-ahh itu tidak penting, maaf Yang mulia saya berkata tidak sopan karena ini sedang darurat. Lebih baik sekarang Nona pulang sebelum Tuan Duke semakin marah."

Ingin rasanya Alice menolak dan berlari sekencang-kencangnya. Tapi, sayangnya hal itu mustahil karena di sini ada Lyman yang notabenya seorang Putra mahkota. Akhirnya Alice memilih mengalah dan pergi setelah pamit kepada Lyman.

"Mari Nona, kami sudah membawa kereta kudanya," ucapnya seraya mengikuti langkah Alice dari belakang.

Ksatria itu membuka pintu kereta kudanya dan mengulurkan tangan membantu Alice naik. Alice menerimanya dan melangkahkan kakinya ke atas.

Saat kereta kuda mulai berjalan, Alice hanya diam menatap lurus ke luar jendela. Mungkin dia hanya diam, tapi sebenarnya pikirannya sedang kacau.

Bagaimana pun juga Alice takut dengan kemarahan Ayahnya. Sudah lama atau mungkin ia tak pernah membuat Ayahnya marah seperti ini. Apalagi dulu ia sangat penurut sehingga jarang melihat Nalendra marah.

Mungkin tidak hanya tubuh yang harus Alice persiapkan sekarang, tetapi mental juga. Untuk pertama kalinya Alice akan mendapatkan kemarahan orang tuanya karena kesalahannya.

Mungkin benar jika ia memang egois!

Namun, hanya inilah satu-satunya cara agar dirinya bisa selamat!

Alice tak ingin merasakan sakit hati lagi!

Ia ingin merubahnya.

Tanpa terasa kereta kudanya sudah sampai di depan gerbang kediaman Sacheverell. Gerbang besar itu perlahan terbuka dan keretanya pun berjalan masuk ke dalam.

Seketika jantung Alice berdegub dengan kencang.
























Jangan lupa vote N komen dan baca cerita Arissa yang lain.

Buat part selanjutnya votenya bisa sampai 75 kah



Order Novel Arissa yuk, judulnya "WHERE IS MY DADDY, MOM?"  tertarik😉? bisa pesan dengan :

Form pemesanan

•> Nama lengkap :
•> Alamat lengkap:
• Jalan :
• Rt/Rw :
• Kelurahan :
• Kecamatan :
• Kota/kabupaten :
• Provinsi :
•> Judul buku :
•> Nama paket :
•> No hp :
•> Ekspedisi :

Kirim ke no +62 857-3351-8064

Yuk buruan diorder!!😇


ORDER Novel Arissa YUK!!🎉🎉

Judul : JENDELA KAMAR

Tertarik? pesan dengan

Yang mau ikutan bisa isi form di bawah!!👇

Format pemesanan:

Nama :
Alamat lengkap :
No. Hp :
Judul Buku :
Jumlah Pemesanan :
Ekspedisi :

Kirim form di atas ke nomor +62 858-7559-8283

Yuk buruan order😇
👇👇👇👇
⬇75🌟

Tak Seperti JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang