We are

12.1K 411 19
                                    

Aku duduk berjongkok untuk yang kesekian kali, menimbang-nimbang keinginan yang tadinya ku ulur untuk akhirnya nanti tak jadi bomerang. senyum di bibirku pun tidak bisa hilang saat wajah keras penuh jambang dengan hidung dan bibir penuh tindik yang menjepit dengan ngerinya masih terpampang di pandanganku sekarang, setidaknya 'ngeri',itu pikiran orang kalau melihatnya tapi sebaliknya aku selalu takjub ketika melihat ini.

lelaki yang tidur berantakan di sofa ruang keluarga di kontrakan kecil kami. Perkenalkan suamiku.

Mataku berhenti di rambut hitam model mowhak yang baunya membuatku mual,kadang aku sering menghabiskan waktu hanya untuk mencari jawaban berapa kali dia keramas dalam hitungan seminggu, meskipun pada akhirnya jawaban itu masih belum kudapat sampai sekarang tepat di hari ke tiga belas kami menikah. Wajah hitam legam dengan daki dimana - mana tak pernah berhasil menutupi aura kearifan dan kegagahan dari lelaki ini, bahkan gaya urakan dan berantakannya tidak membuatku buta bagaimana otot-ototnya yang keras dan menonjol mengalihkan perhatianku.

Pandanganku berhenti dan menyalang menatap kelopak matanya yang tertutup, masih sangat jelas bagaimana menusuk dan tajamnya pandangan lelaki ini ketika menatapku untuk pertama kali, saat itu, saat dimana aku masih bukan siapa - siapanya di hari ke tujuh aku memutuskan secara sepihak kalau dia akan jadi suamiku.

"Minggir!!"

Kaget, dan belum sempat sadar dari lamunan, pantatku berhasil menyentuh lantai dingin, terjerambab saat tangannya mendorongku untuk tidak berada di sekelilingnya. Hembusan nafas berbau beer yang kucium dari bentakan tadi tak kupedulikan samasekali, Karena perasaan hangat menyentuhku tiba - tiba,terang saja ini kali pertama dia sudi bicara denganku meski berupa bentakan yang sangat kasar tapi perasaan yang senang tidak bisa kututupi sama sekali.

Dia berjalan sempoyongan ke kamar tidur dengan jaket kumal, celana jeans gombrong yang sudah bolong disana sini. Sudah tiga hari dia tak berganti kostum. sesekali mengerang dan menyingkirkan bantal dan boneka pink kesayangan yang ku bawa dari rumah.

Lalu kenapa aku sangat ingin menjadi isterinya?

Wanita gila mana yang dengan suka rela dinikahi pria yang tidak jelas masa depannya, yang memiliki simbol anti kemapanan dan punya julukan sebagai anak Punk??

Ya, wanita gila itu adalah aku.

Rasa ingin tahu semakin membanjiriku, menyusulnya ke kamar namun hanya bisa mengamatinya dari daun pintu. Dia paling tidak suka tidurnya terganggu. Mengetahui hal ini kadang aku geli sendiri dan selalu merengut kesal saat seperti ini tak bisa membenarkan letak selimutnya atau membuka pakaiannya agar dia nyaman tidur.

Aku memungut bantal dan boneka, malam ini mungkin giliranku, tidur di sofa.

***

Keesokan harinya aku terbangun dengan punggung seperti dipukuli orang sekampung, ku lawan kuat - kuat keinginan untuk tidur kembali,usaha ku pun tak sia - sia ketika berhasil bangun dan sadar ini sudah lewat dari waktu subuh meski hari masih gelap.

Kuputuskan untuk merebus mie instant saja karena tak ada sesuatu yang bisa dimasak di dapur, kalaupun ada, aku juga tidak yakin bisa meracik sesuatu tanpa membuat orang yang mencicipinya mati keracunan.

Hidup seperti ini banyak hal - hal baru yang ku temui, banyak sesuatu yang ku alami untuk "pertama kali", seperti hari ini Untuk pertama kali seumur hidup aku bersyukur pada orang yang memiliki ide mencantumkan petunjuk memasak mie instant di bungkusannya, sebelum-sebelumnya mana pernah aku peduli. Oh ya  ini pertamakalinya aku melihat seperti apa bungkus mie instan karena sebelum ini aku hanya melihat mie instan yang sudah siap langsung tinggal makan saja.

TEKADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang