"Selamat pagi menjelang siang kak." Lucy tersenyum ramah, yang di sapa hanya mengangguk dan lanjut makan.
"Raga lo tuh harus kasi senyuman lu. Pura pura baper lebih cepet itu lebih baik." Bisik Fitri, ia sampai lupa kalau dia itu tak kasat mata.
"Kalau dia yang baper?" Bisik Raga juga.
"Ga boleh lah, sama aja dia bakalan bayar sanksi." Raga"Peduli amat, dia kaya."
"Lo tuh ya, dia ga kerja, otomatis uangnya ya dari oarangtua nya lah! Lo boleh ga perduli sama dia tapi perduliin orangtuanya yang udah cape cape nyari uang.""Siapa suruh main TOD?" Geram Raga masih berbisik. Dia benar benar malas berurusan dengan manusi manusia famous, dengan dia menjadi wakil ketua BEM saja sudah membuat dia banyak di ketahui orang orang, niat kuliah hanya untuk mendapatkan gelar S1 malah jadi banyak urusan lain kalau ada pensi atau maba baru. Terlalu semberaut hidupnya sekarang, di tambah Lucy ingin membuat nya baper, belum lagi masalah yang harus ia selesaikan untuk raga Fitri.
"Ya terserah sih, lu pikir setelah dia tau nomor lo, dia ga bakal teror elo? Mendingan cepet cepet gimmick baper, kelar."
"Semua jug---"
"Kak Raga nanti mau temenin aku gak?" Fitri segera melesat ke kepala Raga dan menurun naikkan kepalanya. Raga yang tidak merasa mengangguk pun bingung. Dan segera mengetahui bahwa kepalanya di buat mainan oleh hantu jelek itu."Ih makasi kak. Kakak bawa kendaraan?" Dengan malas Raga menjawab lagi dengan anggukan yang ia gerakan sendiri.
"Aku juga bawa mobil lagi." Jawab Lucy "Gapapa deh kak, aku naik kendaraan kakak aja. Gapapa kan?" Oke Raga ingin semua ini cepat selesai, tapi dia tetap akan membuat perhitungan dengan Fitri.
"Gua aja yang naik mobil lo. Mobil gua tinggal aja."
"Oke deh, bentaran doang kok kak, keburu nanti kakak aku anterin lagi aja ke kampus buat ambil mobil kakak."
"Santai aja, naik taksi bisa kok. Yaudah gua duluan ya, makan yang banyak." Raga mengelus rambut Lucy dengan sayang, ya sekira nya itu yang di lihat oleh orang orang.
"Iya kak. Makasi!" Fitri bertepuk tangan dengan senang, Raga akhirnya mengikuti kemauan Fitri, sebenarnya dia hanya ingin tau, apa Raga masih lurus. Jadi kalau memang Raga sampai bucin pun bukan masalah baginya.
Laki-laki tampan seperti Raga ini tidak boleh menjomblo.
"Puas?"
"Banget, kira kira nanti lo kemana ya?"
"Gatau, gua aja kali ya, yang ajak jalan dia, gua pingin ke oyo." Fitri segera menabok kepala Raga hingga laki laki itu menunduk kesakitan."Gitu gitu Lucy kakak kelas gua yang baik, jangan rusak dia!"
"Udah rusak kali dia."
"Kalo ngomong pingin gua cabein tu mulut."
"Ya mangkanya ayo kita buktiin ke oyo."
"Bocah ngen---"
"Ape!" Fitri segera berlari ke arah kelas karena melihat bapak Dosen masuk. Dia harus menempati bangku kosong di sebelah Raga!
Singkat cerita.
"Kak mau makan apa?"
"Gua suka semua ko, ngikut aja."
"Yaudah makanan jepang gimana kak?""Jangan deh lagi gamau yang mentah mentah."
"Terus apa kak?"
"Terserah." Fitri menatap Raga, kenapa malah Raga yang terlihat seperti perempuan dan Lucy seperti laki laki? What the hell is going on?!"Ga, lu uke ya?"
"Anj--"
"Kenapa kak?" Raga menutup mulutnya dan pura pura kesakitan."Lidah gua kegigit." Lucy segera berdiri di hadapan Raga.
"Luka gak? Mana liat." gadis itu sedikit berjinjit untuk melihat ke dalam mulut Raga. Bukan Raga namanya kalau penurut. Fitri menepok jidatnya. Lucy sadar Raga tidak akan menurutinya pun segera kembali ke posisi awal."Kita pulang aja kali ya kak?" Raga merasakan perubahan mood Lucy namun dia tidak perduli toh dia sudah menemi gadis itu berbelanja cat air. Ya gadis itu katanya kehabisan alat alat untuk melukis. Raga hanya mengangguk sebagai jawaban dan mereka melangkah ke parkiran.
"Rag..."
"Rag..."
"Elah Raga!"
"Apaan."
"Ajak dia main ke rumah lo. Kan sepi tuh hari ini. Orang rumah kan pada pergi."
"Biar?"
"Biar cepet kelar, entar lo tinggal video in kebersamaan lo dan minta dia juga uploud. Kelar.""Boleh juga."
"Mau ke rumah gua?"
"Ngapain?"
"Gua ga biasa makan makanan di luar, ga cocok aja sama lidah gua. Kebetulan nyokap sebelum pergi ninggalin banyak makanan.""Bolehhh. Ke kampus dulu aja ambil mobil lo."
"Gausah, tadi udah titip adek." Lucy mengangguk mengerti dan mereka pun pergi ke rumah Raga."Raga jangan lu unboxing." Bisik Fitri di mobil. Raga hanya mengangguk. Tidak mungkin ia berbicara di saat sunyi seperti ini.
Comeback again ppkm beginilah gais
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowo Indigo (OnGoing)
Horror"Ikut ya, gue ga punya rumah," "Gak! Rata-rata wibu tuh mesum, ntar lo nyelonong masuk ke toilet, badan lo kan bisa nembus sana sini." "Eh iya juga, boleh di coba tuh."