1

5.5K 198 21
                                    

Byur

"Akkhhh! Maksud lo apa nyiram gue gini!"

"Gue bosen liat muka lo!"
"Lo kok lama-lama kek setan ya!"

"Emang Setan, bisa ga sih lo keluar dari badan gue!"

"Lo.. diem!"
Semua orang yang menatap perdebatan terlihat bingung, karena entah siapa yang bersuara? Siapa yang di suruh diam? Kenapa sikap gadis di hadapannya ini sangat berbeda dari biasanya?

"Itu elo, anak culun." Seru asal Atik
"Aa...apaaa..aa salah a..ku Fit?"
"Elo ga salah, elo justru senasip sama gue, dia yang salah." Tunjuk Atik dan kembali menyiram tubuh gadis di hadapannya.

"Angel!" Baju Angel semakin basah kuyup, dalamannya saja sampai terlihat, benar-benar membuat Angel malu dan marah sekaligus.

"Fit, lo keteraluan." Seru salah seorang sahabatnya, kantin semakin berisik dengan sorak-sorakan.

"Suka-suka gue dong, tubuh-tubuh gue."

"Mon maap Tik itu badan gue ya."
"Bacot ya lo!" Lagi dan lagi kantin hening, sepertinya seorang Fitri harus di bawa ke psikiater. Gadis itu pergi ke toilet tentu Fitri asli akan mengikuti kemanapun tubuhnya pergi. Kecuali ke rumah.

"Lo kalo banyak bacot, tubuh lo sendiri yang malu karena kebanyakan ngomong sendiri, mau ntar pas gue balikin tubuh lo jadi bahan hinaan?"

"Ya mangkanya balikin."
"Lo ngomong lagi gue telanjang depan umum."

"Yaudah sono, main sana sekalian sama Om-Om. Lumayan kan dapet duit buat ngehias kuburan lo." Hantu itu menaik turun kan alis nya cepat.

"Anjing banget ya lo."
"Emang lo pernah ngeliat gue tercipta dari Anjing? Yang Anjing itu elo, eh enggak deh, Anjing aja hati nya lebih baik dari elo." Sebuah tangan melayang, namun namanya arwah, mana bisa di tonjok.

"Jangan ngelecetin badan gue, badan lo di kuburan aja sono, mumpung udah di makan ulet, sekalian lo ancurin." Si pemilik tubuh hilang entah kemana.

Singkat cerita

Keadaan terlihat terlihat ramai dan penuh canda tawa namun lagi dan lagi tetesan air mata terus berjatuhan, bukannya semakin melambat namun malah semakin cepat dan isakan pun terdengar.

"Hiks... hiks... hiks.., huwaa kesian Mama sering di bacotin ama tu setan, huwaaa hiks.... hiks..."

"Coba ada Papa, pasti Papa bisa ngeliat gue di pisahin dari raga huhu, huwaaaaa hiks....hiks..."

Tin tin

Fitri si  arwah berada di Halte, hanya halte yang bisa melindungi dirinya dari hantu-hantu menyeramkan lainnya, halte juga tempatnya menangisi dirinya sendiri, dia bisa saja pulang ke rumah tapi... dia akan sedih melihat mamanya sendiri di marahi oleh dirinya yang tidak lain dan bukan adalah Atik setan terkutuk itu.

Seandainya mamanya tau, itu bukan dirinya, pasti tidak akan semenyakitkan itu.

"Kampret banget sih tu setan, coba gue tau kuburannya dimana, gue obrak abrik sekalian!"

"Lo... ngapain nangis-nangis di halte?" Fitri menatap laki-laki itu tidak percaya, ternyata dia bisa melihat Fitri!

"Lo bisa ngeliat gue?" Tanya Fitri antusias.

"Emm hallo ini siapa?" Laki-laki itu menaruh handphonenya di telinga.

"Enggak! Gue yakin lo bisa ngeliat gue kan! Iya kan!" Fitri melayang untuk mendekati laki-laki itu.

"Enggak bro, lo kalo nangis jangan di halte ya. Iya-iya, santai aja."

"Enggak, lo tadi belom telponan, bener kan gue? Lo bisa liat gue kan? Kenapa gue ga kepikiran nyari anak indigo ya, tolol banget." Ujar Fitri sambil menatap sekitar dan mendapati bahwa hp laki-laki itu menandakan habis batrai dan... Mati.

Haha dia boong gais batin Fitri tertawa jahat.

"Nah bro, Bis gue udah dateng udah dulu ya."

"Ikut ah sama anak indigo." Goda Fitri membuat laki-laki itu semakin cepat melangkah naik ke dalam bus.

"Eh bayarin gue dong, gaenak nih masa naik apa-apa jadi gratis." Tetap tidak ada jawaban, Fitri berpindah kehadapan laki-laki itu. Laki-laki itu menatapnya tepat di mata.

"Iya, gue tau gue cantik." Fitri mengibaskan rambut nya genit.

"Kaya Hina kan gue, oh iya berarti kalo gue Hina elo Handoko ya, hahaha!"

"Hantu wibu." Bisik laki-laki itu memutarkan bola mata. Fitri melotot, ya laki-laki itu benar benar bisa melihat dirinya!

"Ehh, lo bantu gue dong Doko, tub-"
"Pergi ke dukun."
"Gamau, entar gue jadi hantu pesuggihan. Ayo dong, bantu gue. Gue tu kayanya di dorong keluar sama doi jadinya gini."

"Raga lo diambil?"
"Iya."
"Oh."
"Ish, Handoko bantu gue ih!"
"Nama gue bukan Hodaka" hantu itu menjentikan jarinya, dia baru ingat nama visual laki-laki dalam film terakhir di tontonnya adalah Hodaka! Pantas saja rasanya Handoko sangat lokal sekali, ternyata ia salah nama. Fitri berdeham.

"Trus nama lo siapa?"
"Raga, lo?"
"Raga gue ya sama dia."
"BODOAMAT. Pergi lo hantu wibu, kw, telmi."

"Ikut ya, gue ga punya rumah,"
"Gak! Rata-rata wibu tuh mesum, ntar lo nyelonong masuk ke toilet, badan lo kan bisa nembus sana sini."

"Eh iya juga, boleh di coba."

"Heh!"

HALLO AKU COMEBACK, APAKAH AKUN INI SUDAH LUMUTAN? YAAMPUN BENERAN GAADA IDE SAMPE KETEMU CERITA BARU INI DI OTAK GUE

Maaf ya fakum ga bilang bilang ke wandi, tapi aku comeback kok ga kaya mereka huhu.

Vot komen ya, suara kalian dan ketikan kalian buat aku semangat!

Cowo Indigo (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang