2

2.5K 146 21
                                    

"Asslamualaikum."
"Wa'alaikum salam. Eh jam berapa ini! Dari mana malem-malem?"

"Hotel tante." Jawab arwah tidak tau diri.

"Bacot."
"Apa Ga! Ngomong apa kamu!"
"Enggak Ma, lagi nelpon."
"Kebiasaan ya kalo telponan ngomongnya kasar mulu."

"Raga ke atas."
"Iya, eh Sukma sama Jiwa camping."
"Hmm." Fitri berpegangan pada ujung baju Raga sampai mereka masuk ke dalam kamar.

"Pintunya bakalan tetep lo buka?" Tanya Fitri sambil duduk di atas ranjang Raga.

"Gue ambil minum dulu." Setelah Raga menghilang dari pintu, Fitri menatap dengan binar komik-komik yang tersusun rapih pada rak buku besar. Sebenernya dia kurang suka komik, tapi kalau melihat sebanyak ini, dia jadi ingin berfoto.

Fitri mengambil beberapa komik dan menaruhnya di ranjang, tapi dia belum puas, dia ingin yang paling atas. Fitri memanjat perlahan.

"Dapet! Uwaaaaaa!"

Dug!
Brak!

"LOO!!!!"
"Sttts pelanin suara lo, nanti nyokap lo -"

"Allahuakbar! Kamar gue!"

"Iya nanti gue rapiin."
"Gimana cara nya lo bisa megang benda-benda itu!"

"Kalo mau megang ya megang, mau tembus ya tembus, apa yang ada di otak gue aja." Laki-laki itu hendak berbicara namun tidak jadi namun akhirnya bersuara lagi "Kalo gitu rapihin!"

"Iya bawel, tukang perintah!" Fitri menaruh komik itu dengan asal.

"Naro yang bener lo, kalo enggak, gausah minta bantuan gue." Fitri menengok dengan wajah berbinar dan menaruhnya pada rak, untunglah dia punya ingatan yang cukup kuat mengenai lokasi.

"Ga nyampe nih, bantuan napa."
"Emang lo ga bisa melayang?"
"Gue nyoba mikirin terbang tapi ga bisa."

"Lo...bisa gue pegang?"
"Bisa kalo gue ingin."
"Coba."
"Gue pingin buat yang ga mungkin, jadi mungkin." Lanjut Raga, Fitri mengangguk, melangkah kaku saat Raga semakin dekat, tangan Raga sudah ada di bahunya, namun dirinya tidak tembus. Pikirannya tidak ingin hal negatif, namun lagi-lagi tubuhnya lebih dominan.

"Ga...jangan ngambil ciuman pertama gue pas jadi setan dong." Dirinya sudah bersandar penuh pada rak buku, sambil memejamkan mata, panik.

"HAHAHAHHA!" Raga terbahak, ternyata dia masih seperti gadis pada umum nya, takut bila ciuman pertamanya di ambil.

"Nyebelin ih!" Fitri loncat ke kasur, Raga malah semakin gencar dengan maksud dari kata-kata gadis itu.

Tawa Raga memelan dan ikut bergabung di ranjangnya, hanya saja dia mengambil posisi duduk. "Berarti gue boleh ngambil ciuman pertama lo pas lo kembali jadi manusia?"

"Ya....em....ya...sebagai hadiah, mungkin."

"HAHA! Emang lo siapa? Selena Gomez? Taylor Swift?"

"Awas aja ntar gue cium klepek-klepek."

"Coba." Raga memanyukan bibirnya. Sebenarnya laki-laki itu tidak pernah berbicara sebanyak tadi dan segila sekarang.

"Bener ya."
"Iya!" Fitri mengambil sikap duduk dan pantatnya sedikit terangkat untuk mengapai tinggi laki-laki dia hadapannya tersebut, maju dengan perlahan dan...

Cup

Bibir mereka menempel, membuat Fitri terkejut dan segera melepaskannya, tapi belum juga dia kembali duduk dirinya sudah di tarik lagi.

Cup
Kali ini lebih lama. Tidak ada pergerakan, Fitri merasa sangat gila, mungkin bila jantungnya masih berfungsi, bisa saja jantung itu copot karena dirinya bukanlah gadis yang polos, dia adalah gadis pembaca wattpad garis keras!

Sedangkan Raga adalah Wibu!

Entah apa yang dilakukannya, dia tidak tau, namun nasi sudah menjadi bubur, Raga melumat bibir Fitri dengan perlahan. Fitri yang baru merasakan ciuman itu malah semakin merasakan dan menikmati.

Raga sendiri sebenarnya belum pernah sedekat ini dengan lawan jenis, bisa di bilang... Ini juga ciuman pertamanya, berkat hentai yang dia tonton, dia menjadi tau bagaimana harus berciuman dan Raga mencoba lebih dalam lagi.

Kecupan sudah ✓
Melumat sudah ✓
Jantung Fitri berdetak cepat, pasti akan ketahap lidah! Hantu itu segera mendorong Raga, dan berlari keluar kamar dan Raga diam mematung
"Dari ciuman... bisanya bakalan 'kesana' masa gue mau anuan sama arwah, ga lucu!"

Di tempat lain.

"Anyingg kalo gue tadi ga nolak, ampe mana ya, nyesel juga sih. Gue kan pingin buat kenangan juga, siapa tau kan raga gue ga kembali... IH MIKIRIN APAAN SIH!" Fitri menendang nendang tiang tangga yang terbuat dari kayu dengan kesal.

"RAGA JANGAN NGEPALU MALEM-MALEM!" Raga yang di kamar pun panik, siap yang ngepalu malem- malem, tapi pikirannya segera tau! Itu pasti Fitri.

"IYA MA."
"Cepet masuk!" Panggil pelan Raga namun menyelekit.

"Ya maap."
"Gece." Fitri berjalan dengan lunglai, dan langsung di tarik oleh Raga agar masuk ke dalam kamar.

"Gue mau tidur, terserah lo mau tidur dimana, yang pasti kalo di kasur gue, kalo ada apa-apa ga tanggung jawab."

"Kalo gue hamil?"
"Itu beda urusan, masa gue hamilin elo ga sadar?"

"Oh iy-"
"Bodo. Bye."

Back back back vote dan komen yeeee muachhh

Cowo Indigo (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang