"SI...SIAPA YANG POTONG BREWOK ARAB GUA?!"
"Berisik tau gak." Fitri berdiri malas sambil berjalan ke arah toilet diikuti Sukma
"Lo kan yang lakuin ini semua?!"
"Ha siapa bang?"
"Bukan lo Ma, tapi ini hantu gatau diri.""Anjir pagi-pagi ngomongin hantu, merinding gua! Urus dah." Sukma memilih kembali ke kamar nya.
"Lo kan?"
"Lo tinggal cukuran rambut."
"Ga! Sengaja gua Kuliah biar bebas, lo malah bikin peraturan kaya di SMA!""Katanya mau bikin seseorang baper."
"Urusan dia!"
"Ih pagi-pagi nyolot, pantes..."
"Pantes apa? Jomblo? sadar oy!"
"Kok mulut lo tajem ya." Tangan Fitri di tarik untuk menyentuh rahang laki-laki itu."Tajeman jenggot gua, nyukur yang bener lain kali." Tangan itu segera terhempas, laki-laki itu menatap kaca kamar mandi dengan malas.
"Gua bisa nya cukur bulu ketek, jadi ya cara nya gua samain."
"Lo ga pake brand yang ada di pikiran gua kan?"
"Gua pake sabun ko." Raga memilih bungkam, mengambil botol kaleng berwarna hijau dan mengoleskannya pada rahang dan atas bibir, menaruh botol itu dan kembali mengambil pisau cukur.
"Coba cukur lagi. Gua pingin tau." Raga memberikan pisau cukur itu pada Fitri, Fitri yang baru bangun tidak terlalu menangkap apa yang di maksud laki-laki itu.
Raga dengan gemas mengangkat Fitri ke meja washtafel, seketika Fitri sadar.
"Mau ngapain?!"
"Cukurin, lo tadi malem cukurin gua kaya gimana? sampe-sampe gua ga bangun.""Ya cukurlah."
"Coba." Fitri menyuruh Raga untuk menunduk sedikit, akhirnya laki-laki itu menumpukan kedua tangannya pada meja di kedua sisi Fitri dan hal itu semakin membuat jantung Fitri tidak baik.Dengan perlahan tapi pasti, tangan Fitri menggapai tengkuk Raga, mengabaikan jantungnya dan mulai berusaha serius untuk membersihkan sisa-sisa bulu tajam.
Posisi bahaya! Raga sedari tadi bernafas dengan pelan, berusaha menekan keinginan untuk mencium lagi sesuatu yang ga mungkin di hadapannya.
"Lo kenapa si, ga bisa diem banget?" Tanya Fitri sambil menyalakan keran yang ada di samping kiri tubuhnya dan mengetuk ngetuk pisau cukur itu di wastafel, agar bersih.
"Enggak." Menelan ludah saat melihat leher Fitri.
"Mulai singkat-singkatnya." Fitri kembali membersihkan rahang hingga harus mendongkakkan kepala Raga untuk bawah dagu laki-laki itu. Kali ini Fitri yang menelan ludah.
"Dah selesai."
"Hm." Raga menghidupkan keran wastafel untuk membasuh dan mengambil handuk untuk melap seluruh wajahnya."Kan cakep."
"Gua gamau hal yang dulu terulang lagi.""Yang dulu?"
"Hm. Keluar, gua mau mandi." Tubuh Fitri terdorong keluar kamar mandi.Fitri terdiam. Apa tubuhnya semakin menjauh hingga Raga bisa menyentuhnya dengan bebas?
"Raga!"
"Apa si!"
"Hari ini ke sekolah gua ya, ketemu sama si Atik."
"Kenapa?"
"Lo ga sadar tadi, lo bisa nyentuh gua tanpa izin gua.""Lo kalo pagi-pagi emang ga stabil."
"Tau dari mana lo!"
"Ya karena... Yaudah nanti gua ke sekolah lo. Sana pergi!""Mau ngintip."
"Pergi!" Fitri tertawa. Dirinya sangat senang menggoda laki-laki itu. Sekarang yang harus Fitri lakukan adalah menyiapkan pakaian untuk Raga.Gadis itu membuka lemari, menatap tumpukan baju dengan teliti, rata rata semua yang ada di lemari laki laki itu adalah hoddie ya itu memang tampilan Raga sekali lalu yg lainnya kaos dan benerapa kemeja resmi dan non resmi.
Celana pendek yang hanya ada tiga potong, celana panjang hanya lima potong dan sisanya tumpukan celana dalam.
"Ini serius ada kolor hulk?" Tanya Fitri tidak percaya pada dirinya sendiri.
"Heh ngapain lo pegang-pegang kolor gua?! Lo mau melet gua ya?!" Fitri segera menjauh, tapi dia pun tidak bisa menatap ke depan, Raga dan perut eightpack nya terpampang dengan jelas, gadis itu memilih untuk menatap ke lantai.
"Mending gua melet abang Indoapril punya pekerjaan, ga kaya lo nganggur."
"Terus ngapain lo pegang pegang itu tumpukan kolor?!"
"Mau nyiapin baju buat lo ke kampus." Fitri memutar tubuhnya menjadi membelakangi Raga. Mengambil kaos abu-abu polos dengan kemeja kotak-kotak berwarna merah, biru dongker dan abu-abu di padukan dengan celana krem pendek, ia taruh di atas kasur dan bertepuk tangan.
"Jadi sekarang lo beralih jadi babu gua?"
"Kalau gitu... Gua minta gaji."
"Setan minta uang untuk apa?"
"Mau beli baju lah."
"Terus?"
"Gua bakar."
"Lo sama aja bakar uang!"
"Ya engga lah, nanti baju nya langsung ke ganti sama yang ini." Fitri menunjukan baju piyama Avengers nya."Udah ya, gausah aneh-aneh, kesian sama yang membutuhkan."
"Lo gak nonton drakor ya?"
"Untuk apa lagi?" Geram Raga, Fitri mengambil gawai Raga yang kebetulan ada di ranjang dan mengotak atik nya."Ini nonton!" Fitri menunjukan adegan laki-laki yang sedang membakar sebuah gaun, berganti scene ke arah perempuan yang sedang bertiduran di sofa bajunya berubah secara perlahan dan gadis itu duduk dan tersenyum senang.
"Gua tau ini film. Jiwa yang nyaranin, tapi gua males, sejam per episode."
"Kalo episode, drakor namanya sayang." Raga mengangganguk tidak yakin.
"Gimana kalo, gua bakarin aja bajunya Jiwa, kebetulan banyak di gudang." Fitri baru saja mengangkat tangannya namun Raga sudah lari terlebih dahulu dengan membawa baju yang telah Fitri pilih. Entah kemana.
"Emang ya, keuwuan hanya ada di layar kaca!" Fitri berjalan keluar kamar.
"Numpang buka Instagram boleh ni." Fitri berjalan dengan ceria memutari kamar lalu berakhir di balkon, angin menerpa helaian rambutnya, gadis itu memilih memfoto pemandangan di depannya.
"ASTAGFIRULLAH, RAGA GAWAI KAMU MELAYANG---"
Fitri yang terkejut tidak sengaja malah menjatuhkan gawai nya dari balkon. Gadis itu menepuk kepalanya sendiri dan memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang mengganggu fotografi ria nya.
"Dan jatuh, ke bawah." Lanjut wanita paruh baya yang Fitri tau adalah Ibunda Raga.
"Ada apa Ma?"
"Hape kamu jatuh ke lantai bawah." Raga segera menatap Fitri marah.Heloooo maap mlm mlm, niatnya nemenin mlm jum'at 🌚🌚🌚 see you vomment jan lupa!

KAMU SEDANG MEMBACA
Cowo Indigo (OnGoing)
Horror"Ikut ya, gue ga punya rumah," "Gak! Rata-rata wibu tuh mesum, ntar lo nyelonong masuk ke toilet, badan lo kan bisa nembus sana sini." "Eh iya juga, boleh di coba tuh."