Part 12

35.1K 4.6K 203
                                    

Ariska baru saja pulang saat sore hari dan disuguhkan pemandangan yang tidak mengenakan di pandang.

Karna disana ada Mama Ratu, Lita. Ratu, Arion dan kedua orang tua Ariska.

"Dari mana?" tanya Ayah Ardian saat melihat Ariska yang ingin menaiki tangga.

"Dari rumah Om Ricky." ucap Ariska bersandar pada pegangan tangga sambil menoleh kearah Ayah Ardian.

Dapat Ariska liat raut wajah tegang Ayah Ardian.

"Kenapa?" tanya Ariska.

Ayah Ardian dengan cepat berdiri dan menarik tangan Ariska menuju ruang kerjanya. Sedangkan di ruang tengah, mereka kembali melanjutkan obrolannya yang sempat tertunda.

"A-Apa yang kamu lakukan dirumah Ricky?" tanya Ayah Ardian saat sudah berada di ruang kerjanya.

Ariska mengernyit, "Memangnya kenapa?"

"Ricky sudah memberitahumu?" tanya Ayah Ardian tanpa menjawab pertanyaan Ariska.

Baru saja ingin menjawab, ketukan dipintu mengalihkan atensi mereka.

Ayah Ardian membuka pintu, ternyata yang mengetuk adalah bunda Ara.

"Ada apa?" tanya Ayah Ardian yang didengar oleh Ariska.

"Ayo makan malam bersama sama!" ajak bunda Ara sambil melirik Ariska.

Ayah Ardian menoleh kearah Ariska dan kembali menatap istrinya lalu menganggukkan kepala.

Gadis itu keluar begitu saja tanpa memperhatikan bahkan berpamitan kepada mereka.

Saat melewati meja makan, Mama Lita a.k.a Mama Ratu, berucap. "Arion sayang, kenapa kamu dulu mau dijodohkan sama dia?" tunjuk Mama Lita menggunakan dagunya pada Ariska.

Ariska yang melihat itu spontan berhenti dan menoleh, "Harusnya yang tante tanya itu saya, kok saya mau dijodohkan sama laki laki calon pembunuh kayak dia." ucapnya dan berlalu dari sana.

'Sudah berani ternyata.'

****

Saat ini, Ariska sedang berada di kamarnya. Masalah Ariska lama ini membuat dirinya sakit kepala saja.

Gadis itu membuka semua laci untuk mencari sesuatu yang bisa ia jadikan sebagai jawaban dari masalah ini.

Ternyata, disana ada sebuah buku diary. Mungkin milik Ariska.

Ariska membuka buku itu, disana tertulis semua hal yang selama ini di alami Ariska.

Saat lembar terakhir, Ariska mengernyit kala dirinya melihat judul diary itu.

Dear Kak Areksa,

Hai kakak cantik, ini Ariska adikmu.
Aku nulis ini semoga kakak bisa baca saat kita berkumpul.

Maaf kalau selama ini, Ariska cuman bisa lihat kakak dari jauh. Ariska cuman takut kakak gak terima Ariska seperti orang tua kita.

Ariska bersyukur banget bisa liat kakak untuk pertama kali saat umur 9 tahun. Kakak cantik banget.

Ariska pengen kakak.
Ariska capek disini.

Kak Areksa, Ariska pengen banget cantik kayak kakak. Tapi, dia gak ngijinin Ariska.

Kak Areksa tau gak? saat kakak sekarat waktu itu, Ariska berdoa sama tuhan untuk keselamatan kakak.

ARISKA OR AREKSA?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang