02 | Rencana Cari Kerja

73 5 1
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe












Keesokan harinya seperti janji Naya kemarin ia akan mengurus KTP-nya maka ia bangun pagi. Kali ini Bu Lila tidak menghabiskan tenaganya untuk membangunkan anak gadisnya itu. Naya sedang mandi sedangkan ibunya belanja sayur seperti biasa. Setelah ia mandi ia berganti pakaian dengan memakai kemeja lengan pendek dan celana panjang berwarna hitam. Lalu ia mempercantik dirinya dengan memoleskan sedikit riasan wajahnya. Pada saat ia menuangkan krim di tangannya tepat saat itu juga ibunya berteriak.

"NAYA!" seru bu Lila dengan mendobrak pintu kamar Naya. Karena kaget Naya pun menekan wadahnya dengan kuat hingga akhirnya kebanyakan.

"Sial kebanyakan" umpatnya.

"Naya! Kamu ngomong apa sama budhe Romlah?" tanya bu Lila. Mukanya sudah merah padam seperti memendam amarah. Masih dengan bayam di tangannya.

"Nggak ngomong apa-apa" jawab Naya seadanya.

"Nggak usah bohong! Budhe Romlah bilang kamu sampe nyumpahin budhe mati. Itu gimana maksudnya?" ibunya berkacak pinggang.

"Jelasin Naya!" geram ibunya sambil membuat gerakan ingin melempar bayam yang ada di tangan.

"I-iya iya. Jadi Naya tuh dibandingin sama Yuni karena dia udah punya calon. Terus Naya ditanya 'Naya kapan nikah?'. Terus budhe banding-banding sama keluarga kita mentang-mentang Yuni udah dapet kerja, calonnya calon polisi. Terus budhe juga bilang kalau keluarga kita tuh nggak sebanding sama keluarga mereka. Kan Naya kesel! Yaudah Naya bilang aja 'Budhe, kalau budhe nanya Naya kapan nikah? Terus kalau Naya nanya budhe kapan mati?' " mendengar penjelasan dari Naya membuat bu Lila mendelik kan matanya.

"Naya! Itu keterlaluan!" seru ibunya.

"Keterlaluan? Mereka juga udah keterlaluan, bu. Mereka selalu merendahkan keluarga kita. Mentang-mentang keluarga mereka kaya" suasana menjadi tegang Naya memandang ibunya dengan wajah datar sedangkan ibunya lebih datar lagi.

Tiba-tiba pria paruh baya datang di samping ibunya.

"Bapak bawa es teh manis nih" katanya yang diakhiri cengiran khasnya.

"BAPAK!!!" seru Naya dan ibunya bersamaan sedangkan yang dimarahi hanya nyengir kembali.

"Kan biar nggak tegang" belanya pada diri sendiri. Sementara istrinya menatapnya tajam.

"Naya! Kamu tuh nggak boleh kayak gitu Naya. Kamu tahu kan keluarga kita udah buruk di mata mereka, jadi setidaknya kamu sopan sama mereka-mereka itu" ujar Bu Lila memberi wejangan pada Naya. Naya mendengus panjang.

"Naya bisa bersikap baik kalau mereka juga bersikap baik" kekeuh Naya. Sepertinya sudah muak dengan situasi yang seperti ini. Tetangganya selalu memandang keluarganya sebelah mata. Standar kaya menurut 'mereka' punya mobil, dan keluarga Naya jelas tidak memiliki itu.

"Nay, terkadang kita harus bisa menerima kenyataan. Kenyataannya keluarga kita, emang nggak punya" jelas pak Rahmat dengan hati-hati.

"Iya kita emang keluarga nggak punya tapi bukan berarti bisa ditindas kan, pak" jawab Naya.

"Ya iya sih. Aduh bapak lupa burung bapak belum makan" katanya yang langsung melipir pergi tanpa permisi.

"Burung terus! Kaya kagak bangkrut iye!" sahut bu Lila.

"Burung kan bisa dijual sayang" jawab pak Rahmat dari kejauhan.

"Udah ah ibu mau masak dulu" pamit bu Lila. Sepeninggalan ibunya, Naya melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Ia membubuhkan krim yang tadi ia tuang ke wajahnya. Lalu ia membubuhkan bedak ke wajahnya di tambah dengan menggunakan maskara untuk mempertegas bulu matanya. Yang terakhir ia memoleskan lip cream pada bibirnya. Setelah selesai ia keluar dari kamarnya sambil menenteng tasnya.

Mimpi Dua Anak ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang