5 | Cobaan Cari Kerja

58 5 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe















Nadia yang dipanggil namanya pun terkejut. Ia mencari-cari sumber suara tersebut, lalu ia mendapati dua orang yang masih berada di atas motor. Siapa lagi jika bukan Naya dan Disa. Keduanya tersenyum kepada Nadia, Nadia juga tersenyum kearah mereka.

"Naya! Disa! Kalian mau daftar kerja di sini juga?" tanya Nadia. Naya turun dari motor Disa dan menghampiri Nadia.

"Iya dong" jawab Naya.

"Eh, parkir dimana ini motor gue?" sekarang Disa yang mulai bertanya.

"Parkir disini aja. Soalnya kalau ditempat lain bayar" ujar Nadia menjelaskan. Lalu Disa pun turun dari motornya dan mereka mulai beranjak dari sana.

Mereka berjalan bersama-sama ke arah pabrik. Nadia ini teman mereka semasa sekolah. Naya dan Disa masih asing dengan pemandangan yang dilihatnya. Banyak gedung-gedung yang berjajar. Gedung berwarna biru yang memiliki jarak tiga meter dengan gedung lainnya.

"Kalian baris aja sama mereka" ujar Nadia. Naya dan Disa sedikit bingung.

"Loh kok gitu?" beo Naya.

"Jadi gue itu udah daftar. Hari ini gue tes kesehatan" jelas Nadia.

Mereka manggut-manggut. Lalu mereka berpisah dengan Nadia. Disana ada dua barisan, barisan yang akan tes kesehatan dan barisan baru daftar.

Mereka semua berbaris dengan rapi, mendengarkan arahan dari si mbak HRD. Setelah arahan itu selesai mereka semua akan dibawa ke aula kantor. Mereka semua pun berjalan ke arah kantor, tiba-tiba saja dari arah belakang ada yang menoel lengan Naya. Dengan cepat Naya pun menoleh ke belakangnya. Ia mendapati seseorang yang tersenyum kepadanya.

"Alina ya?" tanya Naya ragu karena takut salah orang.

"Iya. Lo Naya kan? Mantan anak rohis?" tanya Alina. Sebenarnya ia sudah tahu sih, hanya saja ia senang memanggil Naya 'mantan anak rohis' seperti sekarang ini.

"Yaelah kita udah lulus kali Na. Kenapa lo masih manggil gue mantan anak rohis" kesal Naya. Bukan tanpa alasan Alina memanggil Naya seperti itu. Jadi, dulu pernah ikut ekstra kulikuler rohis. Alina juga anggota rohis. Namun, Naya hanya mengikuti satu semester saja.

"Ya gimana ya. Lo nggak ikut sampai kelas sebelas sih"

"Gini yah Na. Gue itu udah ikut satu semester tapi nggak tulis di rapot ya udah gue keluar aja. Sia-sia dong gue pulang sore" jelas Naya.

"Astaghfirullah Naya" Alina hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aslinya mah nggak gitu, jadi gini Naya ikut rohis karena ikutan temen gue namanya Sherina, soalnya Sherina ini temen Naya naik angkot terus si Naya ini mempengaruhi Sherina supaya keluar aja ekskul, karena Naya ini suka kepanasan waktu kalian baca Alquran" Disa yang dari tadi diam saja kini menjelaskan. Naya yang mendengar ucapan sohibnya itu hanya bisa melotot.

"Sembarangan lo! Ngaco bener dah!" Alina tak habis dengan mereka, lalu tanpa kata Alina menghampiri temannya yang lain.

"Tapi Nay, gue masih nggak percaya lo ikutan rohis" kata Disa seraya duduk di kursi yang telah disediakan. Ya, mereka sudah sampai di aula kantor.

"Jangankan elu, gue aja nggak percaya"

"Dari sekian banyak ekskul lo pilih rohis dengan tampang lo yang begini?" canda Disa.

"Maksud lo apa? Emang tampang gue tampang-tampang kriminal?" decak Naya. Sementara Disa malah ketawa-ketiwi.

HRD kembali menjelaskan bahwa sekarang adalah sesi interview. Jadi pabrik yang mereka datangi ini masih tergolong baru, jadi kesempatan menjadi karyawan masih terbuka lebar. Beliau menjelaskan berkas-berkas apa saja yang harus dikumpulkan pada amplop berwarna cokelat itu.

"Yang pertama yaitu fotokopi ijazah, ini yang penting dan tidak boleh ketinggalan. Bagi kalian yang belum memiliki ijazah kalian bisa melampirkan surat keterangan lulus dari sekolah. Yang kedua, fotokopi ktp, ada masih berumur dibawah 18 tahun?" tanya Beliau tiba-tiba ada seseorang yang mengacungkan tangannya.

"Umurnya berapa?"

"17 tahun tapi besok 18 kok" jawabnya.

"Ya sudah besok saja daftarnya. Ketentuan tetap berlaku. Silahkan" beliau mengatakan 'silahkan' seraya menunjuk pada pintu keluar. Dengan perasaan kalang kabut gadis itu meninggalkan tempat itu. Naya dan Disa saling pandang.

"Galak amat padahal ulang tahunnya besok loh" bisik Disa pada Naya.

"Iya, dia pasti trauma dengan ulang tahun" balas Naya.

"Semenjak itu senyumnya berubah menjadi pulsa" tambah Disa.

"Wah enak dong nggak usah beli paket data"

"Yang ketiga, fotokopi kartu keluarga, yang keempat daftar riwayat hidup atau CV. Yang kelima surat keterangan sehat terbaru ya. Yang keenam kartu kuning. Selanjutnya fotokopi SKCK. Terakhir pas foto 3×4 2 lembar dan pas foto 2×3 2 lembar"

"Lo udah lengkap semua Dis?" tanya Naya memastikan.

"Udah dong! Disa gitu loh" kata Disa dengan sombongnya.

"Tolong diteliti lagi ya, jangan sampai ada tertinggal. Jika ada salah satu yang tidak ada maka kalian akan gagal" tegas beliau.

"Dis, coba lo teliti lagi"

"Iya bawel" lalu Disa pun mengecek berkas-berkas yang berada di amplopnya. Setelah mengecek semua berkasnya matanya melebar.

"Nay, fotokopi ijazah gue ketinggalan"

--MDAM--

SALAM AUTHOR GAJE
YANG LAGI NAHAN KANTUK DINI HARI DEMI UPDATE WKWK

PATI, 24 MEI 2023

Mimpi Dua Anak ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang