Suara deru mesin yang bersahut-sahutan ditambah dengan teriakan dan makian menghiasi pagi yang cerah para karyawan pabrik. Mendengar teriakkan dari para petinggi pabrik -seperti pengawas, supervisor, manager cell dan lain-lain- membuat bagian produksi harus bersikeras untuk lebih cepat lagi agar mencapai target perjamnya.
Jika dapat digambarkan dalam sebuah animasi mungkin kepala mereka sudah mengeluarkan asap.
"Ayo cepat semuanya! Jam ini kita belum kirim!" teriak Della sang pengawas. Semua pekerja berusaha mempercepat gerakannya."Ayo bagian tali lebih cepat lagi!" tambahnya.
"Dikira kita robot kali ah" cibir Sabita pelan.
"MATAMU PIC*K APA GIMANA? KENAPA SAMPAI KETETERAN BEGITU?" tiba-tiba terdengar teriakan dari cell lain. Mendengar dari kejauhan saja sudah memekakkan telinga.
"Nggak usah lihat-lihat cell lain! Kerjaan kalian aja nggak bener!" cetus si Della. Akhirnya mereka kembali fokus pada benda di hadapan mereka.
"Ayo pouncing(bagian melubangi untuk tali sepatu) semangat pouncing!" tambahnya.
"QC(bagian yang meneliti layak tidaknya sebuah produk) ini kenapa bisa lolos packing?" teriak seorang manager gedung pada seorang QC.
BRAKKK!!
Terlihat beliau benar-benar marah lalu membanting sepasang sepatu itu di sebuah meja putih.
Naya berbidik ngeri melihatnya, matanya tertuju pada sebuah poster yang tertulis seperti ini, ANTI SOCIAL HARASSMENT. Sepertinya itu hanya lelucon bukan?
Sementara di gedung 2, di cell tempat Disa bekerja juga tak kalah.
BRAKK
Sebuah kantong yang berisi kumpulan upper dilempar oleh manager cell assembling di bagian sewing
"INI KENAPA BISA BEGINI? LIHAT SEMUA LOGONYA MIRING!" teriaknya sambil menunjukkan sebuah upper yang ia bawa. Seorang pengawas dari sewing pun menghampirinya.
"Semuanya kayak gitu, Lis! Bahkan tadi udah ada yang di stroble!""Kita ini kejar target loh! Kalau kerjaan kalian begini terus kita ngerjain apa?" protesnya lagi.
"Maaf mbak yang jahit tounge kita anak baru" si pengawas sewing pun minta maaf.
"Kita nggak mau tahu, benahi secepatnya!" Titahnya lalu pergi begitu saja.
Tak lama pengawas sewing itu memarahi yang jahit tounge.
"Lihat! Barang kita reject! Tolong ya yang jahit tounge kamu itu harus fokus! Semua logonya miring gara-gara kamu!"
"Kenapa bisa kalian semua nggak ada yang tahu kalau logonya miring?" teriaknya penuh amarah.
Disa yang melihat hal itu dari kejauhan hanya bisa menghela napas.--MDAM--
Naya dan Disa berjalan menuju kos. Di setengah perjalanan mereka berbincang-bincang tentang kegiatan mereka.
"Tadi di gedung gue, QC dimaki-maki gara-gara ada sepatu yang lolos packing padahal bad quality" jelas Naya mengawali percakapan mereka.
"Di gedung gue malah kebalikannya, tadi banyak upper sewing yang logonya miring, sama manager cell assembling dilempar dong" ujar Disa.
"Lucu ya, katanya anti sosial harasment tapi nyatanya apa? Kita para pekerja sering dimaki-maki setiap harinya" keluh Naya.
"Katanya gini, orang masuk pabrik tuh nyari perkara. Karena lo berangkat dari rumah nggak punya masalah terus di pabrik banyak masalah akhirnya masalahnya dibawa pulang besok berangkat kerja nyari masalah lagi" tambah Disa.
--MDAM--
TO BE CONTINUE
VIN
PATI, 22 MARET 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Dua Anak Manusia
Ficção Geral"NAYA BURUAN! LO LAMA GUE TINGGAL NIH!" teriak Disa dari luar. "IYA SABAR. KAOS KAKI GUE ILANG SEBELAH!" balas Naya. "Sabar-sabar. Pantat gue udah lebar ini lo suruh sabar mulu" gerutu Disa.