Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga heheDua hari berlalu disinilah Naya sekarang, di rumah budhe Romlah. Naya kini menata kue-kue basah yang nanti akan disuguhkan pada tamu. Jadi, maksud dan tujuan kedatangan budhe Romlah dua hari lalu meminta Bu Lila dan Naya agar membantu diacara lamarannya si Yuni.
Naya dan Mbak Meli dibagian menata kue-kue di piring. Sementara bu Lila dan ibu-ibu lainnya dibagian dapur.
"Naya kapan nyusul nih?" tanya Mbak Meli.
"Hehe kapan-kapan mbak" jawab Naya seadanya.
"Loh emang belum ada calonnya?" tanya Mbak Meli terheran-heran.
"Ya gitu deh"
"Apa mau mbak Mel kenalin sama temen mbak Mel?" tawar Mbak Meli. Naya tidak tahu harus menjawab apa.
"Nggak usah mbak"
"Loh kenapa?"
"Jodoh kan udah ada yang ngatur ya-"
"Itu dia makanya siapa tahu jodoh kamu itu adalah orang yang mbak Mel kenal" mati kutu Naya dibuatnya. Rasanya Naya ingin punya sekarang, ada rasa sesal dibatinnya kenapa juga ia ikut.
"Naya tuh masih mau fokus cari kerja mbak" jawab Naya mencoba berkilah.
"Kamu masih belum dapat kerjaan Nay?" akhirnya Mbak Meli mengganti topik pembicaraannya.
Naya bisa bernapas sedikit lega ya walaupun pun topik pembicaraan ini juga lumayan menjengkelkan. Sepertinya semua orang punya pertanyaan yang sama terhadap dirinya. Kapan nikah? Kerja dimana? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
"Belum mbak"
"Kamu udah usaha nyari kan? Semua hal kalau nggak dicari nggak akan jadi kenyataan Naya" ujar Mbak Meli.
Naya termenung seketika, apa yang dibilang Mbak meli itu tidak salah semua hal di hidup ini harus diperjuangkan, walaupun semuanya sudah digariskan dengan takdir tapi usaha untuk mencapai keinginan itu juga harus dilakukan.
"Hei Naya kok melamun ayok ditata lagi di piring, keburu tamunya datang loh" ujar Mbak Meli memecah suasana. Seketika lamunan Naya buyar.
"Mbak Mel, kemarin ngadain Mbak Mel ngadain syukuran ya? Dalam rangka apa nih mbak?" jadi kemarin mbak Meli bagi-bagi nasi kotak untuk warga sekitar.
"Oh itu syukuran rumah baru"
"Wih, rumah Mbak Mel dua dong" kata Naya dengan antusias."Ya Alhamdulillah aja sih Nay, mbak Mel kan udah semua hal itu harus diperjuangkan. Kalau kamu punya impian jangan sia-sia kan dikerjain siapa tahu itu jalannya" lagi-lagi mbak Meli memberikannya petuah.
"Oh iya kamu udah tau kan calonnya Yuni itu calon polisi" tambah Mbak Meli.
"Udah kok mbak" jawab Naya seraya mengangguk.
"Kira-kira perjuangan Yuni apa mbak? Kok bisa dapet calon, calon polisi?" kini mbak Meli yang memijat pelipisnya.
"Ya kalau itu jawabannya takdir, Nay. Ya mana mbak tahu" gelak tawa Naya pun terdengar. Mbak Meli terlihat pasrah menjawab pertanyaan Naya.
Waktu demi waktu berjalan prosesi lamaran itu sudah berada di ujung acara. Pembawa acara akan mengakhiri acara tersebut namun budhe Romlah merebut microfonnya dengan paksa.
"ASSALAMUALAIKUM IBU-IBU DAN BAPAK-BAPAK SEKALIAN SAYA BU ROMLAH IBUNYA YUNI. JADI MAKSUD SAYA DISINI SAYA MAU MEMINTA DOANYA PADA IBU-IBU, BAPAK-BAPAK POKOKNYA SEMUA YANG HADIR DISINI. JADI NAK ALVIN INI CALON POLISI, DOAKAN YA SEMUA SUPAYA SEMUA LANCAR DAN ALVIN JADI POLISI YANG BISA MENGAYOMI MASYARAKAT" ujar budhe Romlah panjang lebar namun tidak ada yang menggubrisnya.
"AMININ DONG GIMANA SIH!" pinta budhe Romlah dengan paksa.
"AMINNNN!" seru semuanya. Lalu budhe mengembalikan microfon itu kepada pembawa acara dan acara lamaran itu pun selesai.
--MDAM--
SALAM AUTHOR GAJE YANG LAGI ULTAH HARI INI
PATI, 28 JUNI 2023
![](https://img.wattpad.com/cover/260444088-288-k245677.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Dua Anak Manusia
قصص عامة"NAYA BURUAN! LO LAMA GUE TINGGAL NIH!" teriak Disa dari luar. "IYA SABAR. KAOS KAKI GUE ILANG SEBELAH!" balas Naya. "Sabar-sabar. Pantat gue udah lebar ini lo suruh sabar mulu" gerutu Disa.