14 | Mulai Bergosip

26 4 0
                                    

Rutinitas sehari-hari sekarang berangkat pagi dan pulang sore. Mereka masih pusing dengan setiap hari membersihkan kamar mandi. Kenapa kamar mandi mereka selalu kotor. Setiap hari perlu dicamkan SETIAP HARI. Naya yang harus sukarela mengabdi untuk membersihkan kamar mandi demi kebaikan bersama, kata Disa.

Naya sudah mengerjakan tugasnya, kini ia merebahkan tubuhnya di atas kasur seraya memejamkan matanya perlahan. Ia menghirup udara sedalam dalamnya. Sepertinya ia sangat lelah. Ia berusaha tidur sejenak sambil menunggu Disa yang sedang mandi. Ternyata benar mencari uang memang sesulit itu.

KIW KIW CUKURUKUK KUK GERU KUK MPOK JERU MPOK JERU

Suara panggilan itu berasal dari handphone Naya. Naya bangkit dari tidurnya.

"Siapa sih?" katanya ngedumel sendiri.

"Eh mami" setelah melihat layar handphonenya, ternyata yang menelepon adalah orang tuanya.

"Halo, assalamualaikum" ujar Naya sebagai kalimat pembukaan.

"Walaikumsalam, Naya udah pulang kerja kan" ujar ibunya khawatir.

"Yaudah dong. Kalau belum siapa yang angkat telepon ini" Naya malah menjawabnya dengan lelucon. Bu Lila kesal dibuatnya. Anaknya itu tetap saja menyebalkan.

"Ish, dikhawatirin orang tua malah gitu jawabannya" cibir bu Lila.

"Hehe, udah pulang mami ku sayang"

"Udah makan?" tanya ibunya lagi.

"Belum bentar lagi"

"Astaga Naya ini udah jam berapa kok belum makan malem?" Ibunya hanya khawatir dengan anaknya, takut anaknya lupa karena nggak ada yang mengingatkan makan.

"Iya-iya bentar lagi juga makan"

"Inisiatif sendiri kak, lo kan nggak ada yang ngingetin makan" sahut Dira dalam sambungan telepon itu.

"Berisik banget lo bocah"

"Tadi lauknya apa, Nay?" kini giliran pak Rahmat yang menyauti.

"Bapak nih bikin kaget aja" terdengar bu Lila memukul pelan. Lalu Naya pun menyatakan apa yang ia beli. Lima belas menit berlalu, dan telepon itu selesai. Namun, Disa masih tak kunjung keluar dari kamar mandi.

"Woi Disa lo ngapain sih? Mau gantiin nenek gayung lama banget elah" seloroh Naya yang sudah lumutan menunggu Disa.

"Nenek gayung matamu! Orang gue masih cantek begini kok dibilang nenek-nenek. Lagian yah, namanya juga anak perawan ya wajarlah kalau mandinya lama soalnya harus membersihkan setiap inci dari bagian tubuhnya" jelas Disa dari dalam kamar mandi. Bola mata Naya memutar seketika. Bukannya merasa bersalah dan mempercepat mandinya ia malah berceramah.

"Apa sih nggak jelas wagelaseh!"

"Aku belum mandi tapi masih cantek juga. Gimana pun orang cantek tetep cantek juga" Disa malah mengumandangkan nyanyian tidak jelas.

"Buruan elah! Badan gue udah gatel ini"

"Gatel? Minum Bayg*n! Bukan cuma gatel yang ilang tapi nyawanya juga" sahut Disa.

"Lo aja duluan! Gue sih ogah. Gini deh kalau lo berhasil gue ngikut. Tapi lo cobain dulu"

"Males banget! Makanan makhluk hidup di dunia ini gak cuma bayg*n"

"Emang bayg*n makanan makhluk hidup? Gini nih kalau kecilnya nyemilin besi karat"

"Gini-gini waktu gue kecil, makannya empat sehat lima sempurna tahu"

"Tapi kan lo tahu di dunia ini tidak ada yang sempurna"

"Udah ah gue mau mandi dengan seksama" putus Disa. Setelahnya tidak ada percakapan diantara mereka. Naya yang merasa kesal pun menyala musik dari handphonenya dengan volume yang tinggi.

"Woi Naya kuping lo congek apa gimana sih. Turunin volumenya" seru Disa dari dalam kamar mandi, perasaan baru beberapa detik ia mengatakan akan menadi dengan seksama tapi ini apa? Sudah berisik kembali.

"Berisik amat, udah buruan mandi" kesal Naya seraya memejamkan matanya kembali.

Lalu tidak ada percakapan diantara mereka. Disa kini lebih fokus mandi tidak lupa dengan bersenandung kecil. Naya yang awalnya hanya ingin memejamkan mata saja kini sudah terlanjur tertidur.
Disa keluar dari kamar mandi, dan ia mendapati Naya yang sedang tertidur pulas. Disa menaruh pakaiannya, lalu tiba-tiba saja terlintas sebuah ide. Bibirnya menyunggingkan seulas senyum. Senyum licik tepatnya. Ia kembali ke kamar mandi membasahi tangannya, lalu menyipratkan air ke wajah Naya.

"Bangun weh udah setengah enem" seru Disa. Dengan gelagapan Naya pun bangun dari tidurnya.

"Hah? Kok lo nggak bangunin gue sih Dis" Naya langsung bangkit terus berdiri.

"Lo mau kemana dah?" tanya Disa dengan dahi mengernyit.

"Mau kerja kan" Naya berjalan mengambil handuk.

"Naya! Coba lo lihat dulu handphone lo! Lo lihat ini jam berapa" ujar Disa menjelaskan. Naya pun melihat layar handphonenya yang masih memutar musik itu.

"PM? SORE? Anjir gue kaget! Gue pikir ini udah pagi" kata Naya terkejut. Disa hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah temannya itu.

"Yaudah buru sana mandi!"

--MDAM--
J

ANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KARENA ITU GRATIS

SALAM AUTHOR GAJE

PATI, 10 OKTOBER 2023

Mimpi Dua Anak ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang