03 | Surat Lamaran Kerja

66 4 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga hehe















Keesokan harinya Naya menulis surat lamaran pekerjaan. Ternyata Naya serius dengan keinginannya. Dengan ponsel Android didepannya yang ia gunakan untuk mencari tahu apa saja yang harus ia tulis kedalam surat itu. Padahal Naya lulusan SMK jurusan Administrasi Perkantoran masa nulis surat lamaran kerja aja perlu nyontek. Ckckck Naya... Naya... Katanya sih lupa. Tiba-tiba saja pada saat Naya sedang serius menulis ada seseorang yang datang tak diundang.

"WOI RAJIN AMAT KAK! AMAT AJA NGGAK RAJIN" seru Dira yang membuat tulisan Naya tercoret.

"Ahh kecoret kan gara-gara lu!" desah Naya kesal kepada adiknya itu. Sedangkan yang dimarahi hanya bisa cengar-cengir.

"Cengar-cengir lagi" dengan perasaan kesal Naya pun menulis ulang surat lamarannya. Ia menyumpah serapah adik satu-satunya itu. Yang pastinya adik tidak tahu diri, kata Naya. Dira mendekatkan diri untuk melihat apa yang kakaknya tulis. Dira melihat sekilas lalu membacanya.

"PT MOUNT FOREST GLOBAL. Lu bikin surat lamaran kak?" tanya Dira ingin tahu. Naya pun hanya menjawab dengan anggukan karena ia sedang fokus dengan tulisannya.

"Lagian lo ngapain sih nulis segala kan jaman udah canggih online kan bisa" ujar Dira dengan gampangnya.

"Nggak semua perusahaan nerima lamaran online" ujar Naya menjelaskan. Berharap adiknya tidak berucap lagi karena itu mengganggu konsentrasi Naya. Cielah sok-sokan Nay... Nay...

Dira membaca lagi kalimat yang di bawah PT MOUNT FOREST GLOBAL, lebih tepatnya alamat pabrik tersebut. Mata Dira membesar saat melihat alamat tersebut tertulis di Jakarta. Itu artinya kakaknya harus ngekost.

"Alamatnya di Jakarta kak? Berarti lo harus ngekost dong?" tanya Dira.

"Iya"

"Emang lo udah bilang ibu sama bapak, kak?" tanyanya lagi. Sebenarnya Dira terkejut dengan keputusan kakaknya yang terkesan tiba-tiba. Ia tidak mau ditinggal kakaknya, tapi ia gengsi untuk mengatakan itu.

"Belum nanti ajalah bilangnya"

"Bege ih. Bilang aja belum udah bikin surat lamaran aja. Emang bapak sama ibu ngebolehin?" Dira mencoba meruntuhkan tekat Naya yang penuh nekat itu.

"Dibolehin lah! Kemarin-kemarin aja gue disuruh kerja mulu ama ibu. Masak sekarang gue udah niat kerja nggak dibolehin"

"Iya itu kan kemarin-kemarin kak, tapi nggak di Jakarta juga. Lo kan gak bisa masak terus enggak mandiri juga emang lu betah di jakarta jauh dari bapak sama ibu" ujar Dira yang mencoba menahan keinginan kakaknya

"Bilang aja lu nggak mau gue tinggalkan lu takut kangen sama gue kan? Gengsi amat lo bocah!" Naya menaikkan turunkan alisnya untuk menggoda adiknya itu. Sedangkan yang digoda hanya mencebik sambil berpikir untuk mencari alasan lain.

"Kangen sama lo? Yang ada gue bosen ketemu sama lo terus. Ngeliat lo aja pengen gue tampol" elak Dira untuk kesekian kalinya.

"Dih! Sok ngelak lo bocil!" ujar Naya seraya menoyor kepala adiknya. Karena tak terima Dira pun membalas menoyor kakaknya. Hingga akhirnya terjadilah perang kecil diantara keduanya. Bu Lila yang melihat kejadian itu pun berusaha melerai.

"E... E... E... E... Berantem terus ya kalian! Kamu juga Naya! Jahil terus sama adiknya"

"Ibuk masa kak Naya mau ninggalin kita" adu Dira kepada bu Lila.

"Hah? Gimana maksudnya?" tanya bu Lila kebingungan. Bu Lila menatap anaknya bergantian meminta penjelasan yang lebih, apalagi dari anak sulungnya itu.

"Naya mau cari kerja di Jakarta, bu" ujar Naya memberitahu ibunya. Bu Lila sedikit terkejut mendengar penuturan dari Naya. Bu Lila pun langsung memanggil suaminya untuk memberitahu hal itu.

Mimpi Dua Anak ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang