Bab XXI

1.5K 169 55
                                    

Masih pada bangun kan? Maap author lupa buat apdet hehe

.

.
Author gak tau di bab ini ngefeel atau enggak buat kalian. Vote dan comment juga ya biar author ngerasain apa yang kalian rasain

.

.

.
Happy reading












Ayo scroll
















"Ada apa? Aranya udah ketemu? Atau ada hal aneh?"

"Sekarang saatnya lo kesini."

Gue mematikan telfonnya dan langsung berlari ke arah pintu tersebut dan langsung dobrak pintu tersebut.

Brakk

Sekali dobrak langsung kebuka dan memperlihatkan Ara yang sedang terikat dikursi dengan darah dimana - mana sampe lutut gue lemes.

Gue langsung berlari ke arah Ara, membuka semua ikatan yang ada ditangan dan kakinya Ara dan langsung memeluknya. Gue nangis, gue paling gak bisa kalo orang yang gue sayang itu tersakiti begini.

"Seung," Panggil Ara.

"Apa sayang? Niki siapin mob-" Gue mau gendong dia, tapi tangan gue ditahan.

"Kenapa sih Ra? Kamu kondisinya udah parah banget. Aku gak mau kamu sama debay kenapa - napa ya."

"M-maafin aku ya Seung udah gak bisa jagain debaynya......" Habis Ara ngomong gitu, perlahan dia menutup matanya. Disitu gue langsung nangis.

Gue menghela napas dan mencoba mengontrol diri gue, "Niki siapin mobilnya!"

"Iya bang, kuncinya mana?" Gue langsung lempar kunci mobil gue dan segera menggendong Ara ala bridal style. Setelah sampe dimobil gue menidurkan Ara di bangku dan gue juga ikut masuk.

Jadi posisinya kepala Ara itu ada dipangkuannya Heeseung. Ngerti kan?

Setelah gue mencari posisi yang sedikit nyaman dan aman buat kepalanya Ara, Niki langsung mentancap gas.

Dipertengahan jalan gue sama Niki terjebak macet, gue akhirnya keluar dan melihat ada kecelakaan lalu lintas. Kalo gini mau gak mau gue harus pake taksi.

Gue mencari taksi disekitar sini tapi gak ada. Gue balik lagi ke mobil dan menggendong Ara.

"Bang lu mau kem-"

Gue langsung menutup pintu mobil dan berlari ke rumah sakit. Untung macetnya pas dideket rumah sakit kalo enggak gue udah pasrah.

Gue harus kuat demi Ara dan anak gue. Gue berlari sekuat gue. Dari tadi gue diliatin mulu, mungkin karena gue lagi gendong Ara dan banyak darah dimana - mana. Baju gue aja yang awalnya putih jadi banyak darahnya.

Setelah sampe didepan rumah sakitnya gue berenti sebentar sekitar 3 detik lalu lanjut lagi untuk masuk ke dalam.

"Dok! Sus! Tolong!" Teriak gue. Bodo amat jadi pusat perhatian. Karena gue teriak beberapa suster mendatangi gue dengan sebuah brankar, dengan cepat gue menaruh tubuh Ara dibrankar dan para suster segera mendorong brankar itu ke ruang IGD.

Setelah sampe diruang IGD gue tidak diperbolehkan untuk masuk, berakhirlah gue duduk dikursi depan ruang IGD.

Gue menunduk dan menyesal karena tidak bisa menjaga Ara dengan baik. Tiba - tiba pundak gue ditepuk. Gue mendongak dan mendapati Niki yang sedang ikut bersedih juga.

✔️Perfect Daddy | Lee HeeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang