Dok gimana keadaan temen saya?" Tanya Jay.Dokternya diam sebentar, "Maaf kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi pasien tidak bisa diselamatkan." Ujar dokter yang membuat gue lemes sampe mau jatoh. Untung Jay nahan badan gue.
"Oekk........" Jennie buru - buru mengambil Areum yang tiba - tiba menangis dipelukan gue.
"DOK GA MUNGKIN KAN?!!! ISTRI SAYA PASTI MASIH HIDUP!!" Teriak gue.
Gue pun duduk dikursi dan menunduk, gak tau kenapa gue merasa kehilangan banget. Walaupun sekarang udah ada Areum, tapi kalo gak ada Ara tuh keluarga kayak gak lengkap banget.
Pasti yang lagi baca ngerti perasaan gue sekarang. Contohnya misalkan orang yang kalian sayang itu ninggalin kita. Pasti sama terpuruknya sama kayak gue.
***
Sekarang jasadnya Ara udah dikubur. Temen - temen Ara dan temen - temen gue udah pada pulang karena emang udah selesai acara pemakamannya.
Gue masih disini sama Sunghoon, Jay, Sunoo, Jungwon dan sama pasangannya masing - masing.
"Babang, pulang. Udah lama bat lu disini. Bentar lagi juga ujan." Ucap Sunoo. Tapi gue tetap mendiamkannya.
Seseorang ada yang melangkah mendekat ke gue, "Kak," Panggil Somi.
Gue cuma diem. Gue masih merasa bersalah sama Somi dan keluarga karena gak bisa menjaga Ara dengan baik.
"Walaupun aku masih marah sama kakak, tapi aku gak tega kakak kayak begini. Aku tau kakak kehilangan Kak Ara. Tapi disini aku juga merasa kehilangan kak. Bukan cuma kakak doang yang merasa kehilangan, aku, keluarga Kak Ara, keluarga kakak, temen - temen Kak Ara dan temen - temen kakak juga kehilangan sosok Kak Ara......." Somi berhenti sebentar. Dia mengusap air matanya yang masih keluar dari tadi.
"Aku sebenarnya emang gak terima kalo Kak Ara pergi secepat ini, tapi aku berusaha untuk tetap mengikhlaskan Kak Ara. Karena aku gak mau dialam sana Kak Ara terus - terus sedih karena kita gak bisa mengikhlaskan kepergiannya. Aku juga gak mau kalo Kak Ara pergi dengan keadaan enggak tenang. Jadi udah ya kak ikhlasin Kak Ara biar pergi dengan tenang. Kakak pasti juga gak mau Kak Ara sedih disana kan?" Gue menggeleng.
Iyalah siapa yang mau Ara nangis coba.
"Yaudah makanya kakak jangan sedih terus. Sekarang ayo pulang, trus makan. Dari tadi Kak Heeseung belom makan."
Yang lain sudah pergi, gue berdiri tapi sebelum pergi gue sedikit berdoa agar Ara disana gak bersedih dan pergi dengan tenang.
Perlahan gue mulai menjauh dari kuburannya Ara.
'Kamu disana baik - baik ya, aku disini juga akan berusaha untuk menjaga anak kita. Selamat tinggal Ra'
END
Ini emang beneran endingnya guyss
Please jangan gebuk authorrr
Maapkan author karena sudah membuat ending yang bukan keinginan kalian dan babnya pendek
Udah gini aja yaaa
Tapi author ada rencana sihhh
Mau pada tau ga?
Ayok sroll terusss
Tapi kalian pilih yaaa
Mendingan bikin bonchap atau bikin s3?
Yok dijawabb

KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Perfect Daddy | Lee Heeseung
De TodoSequel of Dijodohin | Lee Heeseung [Completed] "Gue gak nyangka ternyata lo sejahat ini sama gue." -Ara Jangan lupa vomment. ~Makasih yang sudah mampir~ Author's Note: Start 13 Mei 2021 Finish 21 Agustus 2021