Langit Seoul kini sudah berubah petang. Matahari sudah tak menampakkan sinarnya dan perlahan digantikan oleh bintang. Angin malam berembus cukup kencang membuat siapapun merinding diterpanya.
Disebuah ruangan pasien kini Jisoo tengah terbaring dengan selang infus yang menancap di tangan kirinya. Jisoo teramat terkejut setelah mendengar penuturan dokter membuatnya terlalu banyak fikiran hingga membuatnya tubuhnya melemah.
Selang infus berisi vitamin itu diberikan agar Jisoo kembali pulih. Sudah dua jam dan sebentar lahi infus itu akan habis tapi Jisoo masih betah untuk menutup matanya.
Sedari tadi Seokjin masih setia duduk disamping ranjang Jisoo sembari memegang lengan tangan kanan Jisoo yang tak terdapat infus. Sedari tadi Seokjin berusaha untuk tenang walaupun rasa gusar dan khawatir melandanya. Melihat Jisoo seperti itu Seokjin begitu tak tega.
Rosè sedari tadi sudah menghubunginya hingga beberapa kali, tapi Seokjin mengabaikannya. Seokjin tahu pasti kini Rosè tengah khawatir lantaran sedari tadi Jisoo belum kembali ke ruangan Lisa. Tapi disisi lain Seokjin tak akan mungkin mengatakan kepada Rosè tentang kondisi Jisoo sekarang.
Rosè sudah terlalu khawatir dengan kondisi Ljsa dan Seokjin tak ingin menambah beban fikiran adik iparnya. Seokjin memutuskan utuk tak mengatakan kepada Rosè sampai nanti Jisoo sendiri yang akan menjelaskannya.
"Jisoo-ya, kau sadar eoh"
Seokjin beranjak dari duduknya untuk menatap Jisoo lebih dekat. Jisoo baru saja tersadar dari pingsangnya.
Saat membuka mata, peetama kali yang dolihat Jisoo adalah ruangan yang serba putih dan bau obat-obat menyeruak dihidungnya. Jisoo seketika tersadar bahwa dirinya kini tengah berada di ruangan rumah sakit.
"Kenapa aku disini?"
Jisoo menatap Seokjin bingung menutut jawaban. Jisoo benar-benar tak ingat apa yang membuatnya berada diruangan ini. Yang terkahir dia ingat ketika dirinya menangis dikoridor itu, setelahnya Jisoo tak dapat mengingat apapun.
"Kau tadi pingsan"
Seokjin menatap istrinya nanar, dirinya kini yang masih diselimuti rasa khawatir pada kondisi Jisoo.
"Jinjja?"
Jisoo menatap Seokjin terkejut setelahnya teringat jika dirinya belum kembali keruangan Lisa setelah menemui dokter.
Dengan cepat Jisoo melihat jam tangannya yang kini sudah menunjukkan pukul 7 malam. Jisoo menyengit kala sadar dirinya sudah lebih dari 4 jam tak kembali kekurangan Lisa.
Dengan tergesa Jisoo berusaha untuk duduk dan hendak melepas infus yang menancap dilengannya. Tapi dengan cepat Seokjin menahan lengan Jisoo sembari menatap istrinya tajam.
"Apa yang kau lakukan?"
Jisoo menatap Seokjin tak terima karena dirinya dihadang oleh Jisoo. Dirinya harus kembali keruangan Lisa pasti kini Rosè tengah khawatir padanya.
"Aku harus kembali keruangan Lisa Seokjin-ah"
Jisoo menatap Seokjin geram lantaran suaminya terus menahan tubuhnya. Jisoo ingin segera menemui adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW THE FLOW
FanfictionThe most important thing in the world is family and love.