Pagi ini Joy tengah disibukkan oleh kliennya yang tiba-tiba datang kekantornya memaksa untuk bertemu dengan Jennie.
Joy sudah menjelaskan beberapa kali jika Jennie belum sampai, tapi tetap saja klien nya itu tak percaya dengan ucapannya.
"Harus berapa kali lagi aku katakan tuan Taehyung yang terhormat. Jennie sajangnim masih belum kembali ke Korea"
Joy berucap dengan kesal pada Taehyung yang kini tengah duduk di sofa ruang tamu kantor. Sudah satu jam Taehyung merecokinya membuat Joy geram.
"Kau jangan bohong padaku nona-ssi, cepat panggilkan Jennie"
Taehyung berucap begitu bossy membuat Joy kian kesal. Berkas yang semula Joy bawa kian taruh dengan kasar dimeja tepat dihadapan Taehyung membuat Taehyung tersentak kaget.
"Kau ingin keluar sendiri dari kantor ini atau ku panggikan satpam untuk menyeretmu"
Joy yang susah benar-benar sudah tak memperdulikan dengan siapa dia berbicara. Memang tak seharusnya berbicara kasar pada klien tapi karena kliennya Taehyung membuatnya naik pitam. Joy tak bisa sabar lagi mengahadapi klien satu ini yang seenaknya.
"Apakah kau tak bisa bicara sopan pada klienmu?"
Taehyung beranjak dari duduknya, menatap Joy begitu tajam. Taehyung dibuat geram oleh ulah Joy.
"Aku tak akan bicara sopan dengan klien sepertimu Tuan Taehyung"
Joy mengerang kesal menatap Taehyung begitu tajam. Sudah dua hari ini Taehyung terus saja mencari Jennie. Joy sudah mengatakan jika Jennie belum pulang tapi Taehyung masih tek percaya.
"Shit. Bilang pada bosmu aku akan kembali besok"
Taehyung melenggang pergi meninggalkan Joy yang tengah mengerang kesal. Bagaimana bisa seorang klien tak sopan di kantor orang lain.
"Dasar manusia gila"
*****
Chanyeol dan Sehun kini tengah berada di kampus. Tujuan mereka datang untuk mencari pelaku yang menyebabkan Lisa masuk kerumah sakit.
Sehun dan Chanyeol kini sedang menyusuri setiap koridor kelas untuk mencari yeoja-yeoja yang sangat diyakini Sehun dibalik semua kejadian kemarin.
"Apa kau masih ingat dengan wajahnya Sehun-ah?"
Chanyeol bertanya sembari terus mengikuti kemanapun langkah Sehun. Dirinya tak tahu siapa pelakaunya membuatnya hanya bisa mengikuti Sehun.
"Aku tak yakin, tapi aku rasa aku masih mengingatnya"
Sehun kembali berusaha memutar memori kejadian kemari, sedikit smar-samar tapi Sehun masih bisa mengingat jelas bagaimana wajah yeoja-yeoja yang terakhir masuk sebelum kejadian itu.
"Bagus, dengan begitu kau akan mudah menemukannya" ucap Chanyeol sembari menepuk pindah Sehun sekilas.
"Kau benar, aku harus menemukannya dan memberi mereka perhitungan"
Sehun meremas tangannya kuat memendam amarah yang ingin keluar. Mengingat bagaimana marahnya Jisoo tadi malam membuatnya kian geram dengan pelaku penganiayaan Lisa.
"Kita tak bisa lagi membiarkannya berkeliaran"
Chanyeol yang terbawa suasana juga ikut kesal, mengingat Lisa juga kewajibannya untuk melindunginya.
"Aku harus menemukannya dan aku tak akan memaafkannya"
*****
Jennie dan Taeyong kini tengah berlari tergesa di koridor rumah sakit. Tujuannya sekarang adalah bertemu dengan Lisa.
Jennie tiba di Korea setengah jam yang lalu. Saat dirinya tiba di mansion Jennie merasa aneh karena mansion terlihat sepi. Jennie juga mengecek setiap kamar dan tak menemukan satupun saudarinya.
Jennie sudah menelfon berkali-kali ketiga saudarinya tapi tak ada satupun yang mengangkat panggilannya. Hingga akhirnya Jennie bertanya pada Bi Taeyon keberadaan ketiga saudarinya.
Taeyeon awalnya bingung harus berucap apa sampai akhirnya Taeyeon menceritakan semuanya tentang kondisi Lisa. Jennie yang panik langsung menyeret Taeyong untu segera datang kerumah sakit.
"Lisa-ya"
Jennie membuka pintu ruangan kamar Lisa dengan kasar membuat Jisoo, Rosè dan Lisa tersentak kaget. Menatap kearah Jennie terkejut.
Rosè dan Jisoo sampai lupa jika hari ini adalah kepulangan Jennie. Jisoo dan Rosè terlalu sibuk merawat Lisa hingga melupakan jadwal kepulangan Jennie dan Taeyong.
"Lisa-ya, apa yang terjadi. Kenapa kau dirawat sayang?"
Jennie memeluk Lisa sembari terisak membuat Lisa menghela nafas lesu. Lisa tak suka melihat saudarinya menangis hanya karenanya, Lisa tak pernah suka itu.
"Unnie berhentilah menangis, aku tak apa"
Lisa berucap sedikit kesal lantaran Jennie yang masih terisak. Lisa benar-benar tak suka dengan situasi ini, Lisa tak mau dikhawatirkan oleh kakak-kakanya. Lia baik-baik saja.
"Kau bilang tak apa. Lantas kenapa kau disini, pabbo"
Jennie berucap dengan parau, bibirnya kini bahkan gemetar menahan tangis. Menatap Lisa begitu sendu. Jennie tak pernah suka melihat adiknya terluka seperti ini, itu membuatnya khawatir.
"Unnie, ku mohon jangan menangis"
Lisa menatap Jennie begitu sendu, berharap agar Jennie tak kembali terisak. Lisa merasa bersalah karena selalu membuat saudarinya khawatir.
Jennie menatap wajah pucat Lisa kemudian kembali memeluknya erat. Menyalurkan rasa rindu dan khawatirnya kepada adik bungsunya.
"Jangan membuat khawatir seperti ini lagi Lisa-ya"
Jennie berucap lirih yang masih terdengar kelas di pendengaran Lisa. Lisa juga tahu jika Jennie kini masih terisak dipelukannya. Lisa benar-benar merutuki dirinya yang sangat lemah dan selalu membuat khawatir semua orang.
"Hei berhentilah menangis, kau akan membuat Lisa sedih"
Jisoo meraih piundak Jennie agar menatapnya. Perlahan Jisoo menghapus air mata Jennie yang masih mengalir. Jisoo mencoba membuat agar Jennie lebih tenang. Tangisan Jennie akan membuat Lisa semakin bersedih, karena Jisoo tahu setiap air mata yang keluar Lisa akan terus merasa bersalah.
"Kenapa kau jahat unnie, kenapa kau tak menghubungiku"
Jennie menatap Jisoo kesal, menyalurkan kekesalan yang sudah sia pendam sejak di mansion tadi. Jennie kesal lantaran tak ada satupun dari mereka yang menghubunginya tentang kondisi Lisa. Apa saudaranya telah melupakannya.
"Mianhae, aku tak bermaksud menyembunyikannya darimu. Unnie hanya tak mau mengganggu pekerjaanku Jennie-ya"
Jisoo berucap sendu menatap Jennie yang masih menampakkan gurat kekesalan diana. Alasan Jisoo tak mengabari Jennie karena Jisoo tak mau menggangu Jennie dan membuat Jennie tak fokus dalam pekerjaannya.
"Unnie kalian adalan priopritasku, apapun pekerjaan dan kesibukanku aku akan memilih kalian unnie"
Jennie menatap Jisoo begitu sendu, membuat Jisoo kian bersalah. Jisoo tak bermaksud untuk menyembunyikan semuanya pada Jennie. Jisoo benar-benar bingung kala itu harus berkata jujur atau tidak.
"Jennie-ya, mianhae jeongmal mianhae"
Jisoo menatap Jennie begitu dalam. Jisoo benar-benar menyesal telah membohongi adiknya. Jisoo berjanji tak akan melakukannya lagi.
"Jangan kau ulangi lagi unnie, kalian segalanya untukku"
Mereka berempatpun saling berpelukan diatas ranjang Lisa. Menyalurkan semua rasa sayang satu sama lain. Tak ada yang bisa memisahkan mereka selain Tuhan. Mereka adalah satu dan akan tetap satu.
Keluarga untuk mereka adalah segalanya dan prioritas diatas apapun. Mereka akan melakukan apapun untuk saling menjaga walaupun harus dengan nyawa.
-----Follow The Flow-----
02 Juli 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
FOLLOW THE FLOW
FanfictionThe most important thing in the world is family and love.