25| Progres

69 15 1
                                    

Setiap harinya kita memang tidak ada yang tahu akan berjalan seperti apa karena hanya tuhan yang tahu. Setelah terakhir kali perusahannya harus merugi banyak kini dalam waktu 2 bulan Jisoo kembali bisa membuat perusahannya berjalan baik.

Waktu 2 bulan memang bukan waktu yang sebentar tapi Jisoo bersyukur karena msih bisa membuat perusahannya kembali berdiri kokoh. Tidak hanya perusahannya yang baik hubungannya dengan Seokjin setiap hari juga semakin baik dan semakin harmonis.

Seperti sekarang, Jisoo mengunjungi kantor Seokjin dengan membawa makan siang, bahkan selama ini Jisoo tak pernah melakukan itu. Mereka bisanya akan memilih memakan di restoran dekat kantor Jisoo. Tapi entah kenapa Jisoo setiap harinya kian bersemangat membawakan makan siang untuk Seokjin.

Membuka pintu ruangan Seokjin Jisoo disambut dengan senyuman lebar Seokjin setelahnya pelukan dan terakhir ciuman dikeningnya. Setelahnya Jisoo mulai membuka semua kotak bekal yang Jisoo tasruh dimeja kemudian menatanya dengan rapi.

Setiap hari menu yang Jisoo bawa selalu berbeda, tentu tujuannya agar Seokjin tidak merasa bosan dengan makanan yang Jisoo bawa. Menu hari ini yang Jisoo bawa adalah Steak dan kimbab. Steak adalah makanan kesukaan Seokjin jadi itu menu wajib yang harus ada dijadwal Jisoo.

"Makananmu selalu enak"

Seokjin berucap dengan jujur. Makanan yang Jisoo masak memang selalu enak bahkan sangat cocok dengan lidah Seokjin. Jadi Seokjin merasa sangat puas setiap makanan apa saja yang dibawa Jisoo.

Melanjutkan makan mereka saling mengobrol satu sama lain. Tertawa bahagia bersama sembari menghabiskan makanan yang Jisoo bawa. Tanpa mereka sadari seseorang dari kuar sedari tadi melihatnya dengan penuh kebencian.

*****

Beranjak dari kursi kerjanya Jennie perlahan beralih duduk pada soffa ruang kerjanya. Sedari pagi Jennie disibukkan dengan banyak meeting alhasil dia baru selesai pada pukul 12 siang.

Mengusap perut Jennie perlahan Jennie baru sadar jika kini perutnya sudah mulai terlihat sedikit menojol. Baju kerja yang tengah ia kenakan juga sudah terlihat sangat ketat. Jennie benar-benar tak menyangka akan hamil secepat ini.

Saat tengah bersantai,pintu tiba-tiba terbuka menampakan Taeyong dengan senyum lebarnya. Sekarang jam makan siang jadi wajar Taeyong mengunjunginya.

"Kau terlihat sangat lelah honey?"

Taeyong duduk disebelah Jennie menatap Jennie khawatir. Taeyong sudah melarang Jennie untuk bekerja tapi Jennie masih memaksa. Jennie berjanji akan berhenti bekerja ketika kandungannya menginjak 8 bulan. Jadi apa boleh buat Taeyong hanya bisa menurutinya.

"Hari ini banyak meeting yang kulakukan" ucap Jennie

Taeyong yang tahu pekerjaan Jennie selama ini memang banyak terlebih setalah acara fashion weeknya diparis kemarin membuat banyak clien yang berdatangan untuk meminta kerja sama.

Taeyong menyuruh Jennie untuk membelakanginya kemudian tangannya mulai terulur untuk memijat pelan bagian pinggang belakang Jennie. Rasanya sangat enak saat Taeyong melakukan itu. Rasa pegalnya juga mulai menghilang perlahan.

"Bagaimana hon" tanga Taeyong ditengah aktifitasnya memijat linggang Jennie.

"Aaakhh, sungguh nikmat"

Jennie menghela nafas panjang merasakan nikmat pada bagian linggangnya. Rasanya begitu nyaman bahkan pinggang yang sebelumnya terasa pegal kini mulai menghilang.

Setelah dirada pijatan itu cukup kini Taeyong beralih mengusap perut Jennie.
Tadi pagi Taeyong tak sempat untuk mengusap perut Jennie lantaran harus berangkat pagi sekali.

"Perutmu semakin membesar honey" ucap taeyong setelah merasakan sedikit tonjolan pada perut Jennie. Karena bulan sebelumnya perut itu masih datar.

"Kau tau, bajuku sekarang banyak yang tidak muat" Jennie mempoutkan bibirnya membuat Taeyong menjadi gemas.

"Kau bisa beli lagi hon. Ah ani, kau bahkan bisa memnuatnya sendiri" Jennie pemilik fashion brand ternama semua produk juga dari idenya jadi kenapa harus pusing jika Jennie bahkan bisa membuatnya sendiri.

"Hmmm arasseo"

Sudah satu jam lebih Taeyong disana dan kini dia harus kembali ke kantornya. Taeyong juga punya kewajiban dikantirnya jadi dia tidak bisa berlama-lama di kantor Jennie.

"Jaga diri baik-baik hon, pulang nanti aku akan mejemputmu"

*****

Lisa dan Rosè menghabiskan waktu sepulang sekolah di Namsan Tower. Entah kenapa Lisa merengek pada Rosè untuk membawa Lisa kesana, alhasil Rosè menuruti Lisa dan disinilah mereka berdua sekarang.

"Aku ingin itu" Lisa menunjuk pada makanan khas Korea yaitu bungeoppang.

"Kajja"

Dengan langkah riang Lisa membawa Rosè untuk membelinya, makanan itu merupakan makanan favorit Lisa sedari kecil.

Setelah selesai membeli bungeoppang kini giliran Rosè yang mencari makanan. Pandangam Rosè tertuju pada penjual Ttheokbokki. Kini giliran Lisa yang harus menemani Rosè untik membeli makanan.

Setelah sebuah makanan sudah ditangan mereka kini mereka mencari tempat duduk yang masih kosong. Hingga pandangan mereka melihat bamgku kosomg yang berada dibawah pohon, dengan langkah cepat mereka menuju bangku itu agar tidak didahului orang lain.

"Sangat sejuk" mereka berdua duduk bersantai disana sambil menikmati pemandangan dan juga orang-orang yang sibuk dengan aktifitas mereka. Rasanya sangat menyenangkan bisa bersantai seperti ini.

"Jennie unnie yang belum lama menikah sudah mengandung, tapi kenapa Jisoo unnie belum Caheng-ah?"

Pertanyaan itu membuat Rosè sedikit terkejut, alhasil dia harus tersedak Tteokbokki yang baru dia lahap.

"Minumlah" dengan cepat Lisa memberikan botol air itu pada Rosè.

"Kenapa kau bertanya itu padaku?" tak menjawab Rosè justru memberikan pertanyaan kembali.

"Aku hanya ingin tahu saja, siapa tau kau tahu alasannnya" ucap Lisa menatap Rosè yang nampak kebingungan.

"Akupun tak tahu Lisa-ya, aku juga tidak akan berani bertanya pada Jisoo unnie taupun Seojin oppa. Itu privasi mereka biarkan saja, yang terpenting mereka selalu bahagia"

Rosè memang selalu bisa bersikap dewasa jika bersama Lisa. Jawaban itu juga sangat baik masuk dipendengaran Lisa.

"Hhmm kau benar"

Mereka kembali melanjutkan memakan makanan mereka sambil bercengkrama membahas gal random apa saja yang ada di penglihatan mereka. Hingga tanpa mereka sadari langit sudah berubah menjadi gelap, ponsel mereka juga bergantian berbunyi karena ada panggilan telefon.

"Nde Jisoo unnie kami akan pulang"

"Kita sudah diperjalan Jennie unnie"

Kedua kakak mereka tentu khawatir karena sampai larut malam kedua adiknya tidak berada di mansion.

FOLLOW THE FLOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang